Mobil yang ditumpangi Jaehyun dan Taeyong terasa hening, tak ada suara sedikitpun dari keduanya. Hanya deru mesin yang terdengar. Taeyong tak berani melirik sedikitpun kepada Jaehyun, padahal pria tinggi disampingnya itu terus melirik kearahnya.
Taeyong masih terbayang lumatan Jaehyun pada bibirnya. Bagaimana bibir tebal itu bergerak lincah diatas bibirnya, melumatnya, menghisapnya bahkan menggigit kecil bibirnya, hingga Taeyong melenguh.
Memejamkan matanya erat, bagaimana dia bisa melenguh seperti itu?! Menggelengkan kepalanya dengan sedikit heboh berusaha menghilangkan bayangan-bayangan tentang ciuman pertamanya tadi.
Hahhh... Taeyong tidak tau saja bahwa itu ciuman mereka yang kesekian kalinya.
Jaehyun mengerjap melihat tingkah Taeyong yang sedikit tidak normal, "Kau... baik-baik saja?" tanyanya. Seketika Taeyong berhenti menggelengkan kepalanya, tanpa menoleh pada Jaehyun dengan cepat memalingkan wajahnya kearah lain.
"Iya, aku baik." ucapnya dengan nada datar. Padahal wajahnya sudah seperti kepiting rebus hingga ketelinga.
"Ingin sesuatu?" tanya Jaehyun dengan sedikit kaku, matanya terus melirik kearah Taeyong yang masih setia menatap keluar jendela mobil.
"Tidak."
Jaehyun sedikit menggigit bibirnya mendengar jawaban Taeyong. "Kau ingin pergi kesuatu tempat?"
Taeyong menggeleng, "Tidak, pulang." ucapnya dengan cepat, membuat Jaehyun sedikit melongo karena tidak menangkap apa yang dimaksud Taeyong.
"Hah?"
Taeyong memejamkan matanya, berusaha menenangkan diri agar nada bicaranya tidak bergetar. "Aku mau pulang." ucapnya akhirnya.
"Baiklah."
*****
Baru saja Jaehyun memarkirkan mobil pada garasi, Taeyong dengan cepat keluar dari mobil dan berlari menuju kamarnya, Jaehyun yang ditinggalkan sendirian hanya menggaruk kepalanya bingung.
Jaehyun tau Taeyong malu karena ciuman mereka tadi, sebenarnya Jaehyunpun begitu. Tapi, tingkah Taeyong seakan menghindarinya.
Ini semua karena Jaehyun tak mampu menahan perasaannya lagi, entah mengapa Taeyong terlalu cantik untuk dilewatkan. Seharusnya dirinya tidak kelepasan seperti itu, dirinya bisa saja membuat trauma Taeyong kambuh saat itu.
Dengan langkah pelan Jaehyun melangkah masuk menuju rumah, mendapati Donghae yang duduk dengan koran dan kopinya.
Donghae menoleh kepada Jaehyun, tersenyum lebar menyambutnya. "Bagaimana tadi?" tanya Donghae.
Padahal tadi Donghae ingin ikut dengan mereka berdua, tapi Taeyong melarangnya dengan alasan nanti Donghae akan terjatuh dan mengalami patah tulang, karena tulang-tulangnya sudah rapuh. Untung Taeyong putra semata wayangnya.
Jaehyun juga tersenyum membalas Donghae, "Itu menyenangkan, Uncle." matanya menelisik kesana-kemari mencari pria mungil yang berpakaian seperti buntalan saju tadi. "Dimana Taeyong?"
Donghae menunjuk keatas, "Sudah berlari menuju kamarnya, sangat kencang. Wajahnya juga memerah. Apa terjadi sesuatu?" tanyanya. Jaehyun terdiam kemudian mengerjap cepat.
"Tidak. Semua baik-baik saja, mungkin Taeyong kedinginan." ucapnya kemudian berdehem pelan, rona merah mulai menjalari pipi hingga telinga Jaehyun.
Pria yang lebih tua itu menatap lekat wajah Jaehyun. "Uncle sudah makan malam, suruh Taeyong makan malam." ucap Donghae.
"Aku akan membawanya keatas saja, Uncle." ucap Jaehyun, sedikit berlari menuju dapur untuk mengambil makan untuk Taeyong dan dirinya.
"Baiklah, kalau begitu." ucap Donghae pelan sembari menatap punggung lebar yang mulai menghilang dari pandangannya itu, kemudian mata Donghae memicing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Любовные романы{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
