Burung-burung berkicauan dipagi yang indah ini. Hawanya terasa sejuk dan agak dingin karena tadi malam hujan dengan lebatnya.
Membuat pria mungil yang tergulung oleh selimut tebalnya itu semakin menenggelamkan tubuhnya didalam sana. Terlalu nyaman untuk ditinggalkan walau hanya untuk membuka mata. Ah, mungkin dia akan tidur seharian saja.
Telinganya mendengar bunyi pintu terbuka tapi dia tetap enggan membuka matanya yang masih terasa berat.
Matanya merasakan sinar-sinar samar dari matahari karena tirai yang sengaja dibuka itu. Walaupun jendela itu masih tertutup beberapa lapis tirai lagi tapi tetap saja baginya itu cukup terang.
Si mungil itu membuka matanya, mengerjapkannya dengan pelan. Mengalihkan tatapannya menuju seseorang yang telah mengganggu tidurnya.
"Kau mengganggu tidurku." ucapnya dengan suara serak karena baru bangun tidur.
Orang yang menjadi lawan bicara tersenyum maklum, "Ini sudah sangat pagi, Tuan Muda. Sudah jam 11."
"Aku ingin tidur seharian." ucap pria mungil itu dan kembali memejamkan matanya.
"Tuan Muda belum sarapan. Nanti Tuan muda sakit perut seperti beberapa hari yang lalu." ucap wanita paruh baya yang selalu merawatnya dari kecil itu. Dia biasanya memanggilnya dengan Bu Kim.
Si Tuan Muda yang bernama panjang Lee Taeyong ini berdecak kesal. Dia sangat malas untuk bergerak sedikitpun.
"Tuan Muda hanya perlu duduk dan sarapan saja." Bu Kim mendekati ranjang Taeyong dan duduk disisinya. Menaruh meja kecil diatas ranjang Taeyong.
Taeyong membuka sebelah matanya, dan akhirnya mengalah kepada pelayan yang mengasuhnya sedari kecil ini. Taeyong mendudukkan tubuhnya dan menyandarkannya. Matanya masih terpejam tapi mulutnya menganga dengan lebar.
"Suapi aku." ucapnya. Bu Kim hanya tersenyum maklum dan mulai menyuapi Tuan Mudanya yang sangat manja ini.
"Hmm enak, tapi aku malas mengunyahnya." Taeyong mengunyah makanannya dengan malas karena rasa kantuk yang masih menderanya. Bu Kim terkekeh mendengarnya.
Taeyong merebahkan kembali tubuhnya ketika sudah menyelesaikan dan menghabiskan makanannya yang disuapi oleh Bu Kim. Kembali bergelung dengan nyaman, Bu Kim hanya bisa menggeleng pelan melihatnya.
"Tutup kembali tirainya. Terlalu terang." ucapnya yang bisa dibilang bergumam. Bu Kim hanya mengangguk walau Taeyong tidak bisa melihatnya, lalu berjalan menuju tirai dan kembali menutupnya. Membuat ruang kamar ini menjadi sangat gelap apalagi dengan warnanya yang didominasi oleh hitam membuat kamar ini menjadi sangat suram.
*****
Seorang pria tampan melangkahkan kaki panjangnya dengan santai sambil menggeret kopernya dibandara. Ini pertama kalinya setelah beberapa puluh tahun dirinya tidak pernah menginjakkan kaki ditempat kelahirannya ini. Matanya celingukan kesana-kemari mencari sahabatnya. yang katanya ingin menjemputnya.
"Yo! Jung Jaehyun!" sebuah suara yang dikenalnya membuatnya menoleh, tersenyum khasnya membuat beberapa wanita yang melihatnya terpana. Langkahnya dipercepat untuk segera menuju para sahabatnya itu.
"Johnny Seo! Nakamoto Yuta! What's up bro!" Tiga pria tinggi itu berpelukan setelah cukup lama tidak bertemu. Jaehyun melepaskannya dan menepuk bahu Johnny dan Yuta.
"I'm fine. Selamat datang Di Korea." ucap Johnny.
"Welcome Home, Jay." Yuta menepuk pundak Jaehyun. Jaehyun mengangguk dengan senyum yang masih terpatri dibibirnya. Tak sengaja matanya melirik pria mungil yang berada disamping Johnny. Sedikit mengernyitkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
