Jaehyun menatap pantulan seluruh tubuhnya dicermin, tubuh kekar yang berbalut setelan serba hitam, rambut yang disisir keatas membuatnya terlihat begitu sempurna. Tak heran saat dirinya di Amerika dulu banyak yang mengejarnya.
Menghela nafas pelan, tak ada senyuman dibibirnya meski dirinya sudah begitu rapi sekarang ini. Karena hari ini adalah hari peringatan kematian kedua orangtuanya.
Selama 20 tahun, baru ini Jaehyun bisa memperingati kedua orangtuanya dengan mengunjungi makam mereka, biasanya dia hanya mengurung diri seharian diapartmentnya.
Jaehyun melihat jam dipergelangan tangannya, sudah pukul 10 pagi. Dia harus segera pergi, dan cepat pulang takut Taeyong akan mencarinya nanti.
Sebelum pergi dirinya menyempatkan kekamar Taeyong, dan melihat buntalan manusia yang tergulung selimut karena kedinginan.
Tangan Jaehyun bergerak mematikan AC yang menyala, dan mengecup dahi Taeyong dengan lembut. Takut si buntalan itu akan terbangun dan merajuk padanya karena tidurnya diganggu.
CUP
"Aku pergi sebentar ya." bisiknya lembut. Mengusap surai lembut itu pelan dan segera beranjak dari sana.
Meninggalkan si mungil yang masih mendengkur halus walau sudah hampir tengah hari.
*****
Jaehyun berjalan diatas aspal yang tertutup salju, dinginnya udara membuat Jaehyun merapatkan mantelnya. Langkah kakinya berjalan menuju makam kedua orang tuanya dengan tangan membawa sebotol wine dan dua buket bunga.
Langkah kakinya terhenti didepan makam kedua orang tuanya. Tangannya membersihkan salju yang menumpuk disana dan mendudukkan diri diantaranya.
Meletakkan buket bunganya satu-persatu. "Aku disini lagi. Maaf ini menjadi yang pertama kalinya aku memperingati Eomma dan Appa, biasanya aku hanya mengurung diri diapartment." ucap Jaehyun mulai berbicara sendirian. Tangannya mengelus nisan Ibunya dengan lembut. "Maaf, aku terlalu pengecut." kekehnya pelan.
"Tapi aku berjanji tidak akan seperti itu lagi, aku sudah memiliki seseorang untuk kujaga sekarang. Aku memiliki Taeyong untuk kujaga. Aku tidak akan pernah membiarkannya terluka lagi." Jaehyun mengeratkan mantelnya karena angin dingin berhembus begitu saja. Tangannya membuka botol wine dan meminumnya langsung dari sana.
Menatap nanar kedepan, Jaehyun tersenyum tipis. "Sejak dulu hingga sekarang, hanya dia yang bisa merebut perhatianku. Hanya Taeyong yang bisa."
Hening begitu terasa, hanya suara angin yang berhembus yang terdengar. Jaehyun melamun, memikirkan Taeyong. Tak lama senyuman tipis berkembang dibibirnya, "Kukira dulu itu hanyalah perasaan bodoh yang dimiliki seorang anak berusia 10 tahun. Tapi ternyata aku sudah mencintainya saat itu, hingga sekarang dan masih sama."
"Aku benar-benar mencintai Lee Taeyong ternyata. Tak kusangka." ucapnya lalu terkekeh sendirian. "Ah, kalian berdua pasti sedang menggodaku sekarang bukan?" ucapnya sembari menatap kedua makam orangtuanya.
"Aku hanya berharap, Taeyongpun juga begitu. Walau itu rasanya tidak mungkin karena dia memiliki tunangan sekarang." gumam Jaehyun, kembali mengisi tenggorokannya dengan wine.
Ketika matanya kembali menatap makam kedua orang tuanya. Kerinduan menyeruak dihati Jaehyun, terasa begitu menyesakkan. Bayang-bayang tentang bagaimana dirinya harus hidup tanpa kedua orang tuanya dan tinggal bersama Kakek dan Neneknya diumur 10 tahun. Dan kembali ditinggalkan diumur 15, dan mengharuskannya hidup sebatang kara terus berputar dikepalanya.
"Aku merindukan kalian." gumam Jaehyun lirih. Air mata jatuh tanpa sadar dari kedua mata elangnya, air mata yang tak pernah dilihat orang-orang. Pertahanan Jaehyun runtuh, tidak ada seorangpun yang bisa melihat dirinya sedang menangis saat ini. Satupun tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Любовные романы{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
