Senja mulai muncul, menjemput bulan yang akan segera datang. Menjadikan langit lebih gelap dari beberapa jam yang lalu, bintang-bintang mungkin sebentar lagi juga akan menghiasi sang malam.
Taeyong mengintip dari balik tirainya, bernafas lega ketika hari sudah mulai gelap. Tangannya menarik tirai agar jendelanya menampilkan indahnya malam yang sebentar lagi akan datang.
Jari-jemarinya menarik tali bathrobenya hingga kain itu perlahan mulai meluncur jatuh kebawah ketika kaki rampingnya melangkah, menampilkan tubuh telanjang Taeyong sehabis mandi. Tenang saja, pintu kamarnya sudah Taeyong kunci.
Tangannya mulai memilih pakaian yang akan dikenakannya, cukup lama berkutat hingga pilihannya jatuh pada turtleneck berwarna putih, celana ripped jeans hitam dan mengambil mantel berwarna krem yang akan dipakainya nanti.
Setelah itu Taeyong duduk dimeja riasnya, memoleskan sedikit riasan agar dirinya tidak terlalu pucat. Diakhiri dengan polesan lipbalm dengan warna pink membuat bibir tipisnya terlihat begitu cantik dan mengkilap.
Taeyong tersenyum tipis melihat wajahnya, tangannya menarik laci tempat aksesorisnya berada. Saat akan mengambil beberapa cincinnya matanya tertuju pada cincin pertunangannya dengan Jongin.
Mengambil cincin yang selalu disimpan itu, mengelusnya dengan pikiran yang berkecamuk. Ada begitu banyak pikiran yang muncul dikepala Taeyong setiap menatap cincin itu.
Cincin adalah simbol terikat bagi kedua pasang kekasih, simbol yang menyatakan dalamnya cinta mereka. Dalamnya janji yang membuat keduanya terikat bersama. Terikat dalam satu rasa, yaitu cinta.
Tapi kenapa Taeyong tidak merasakan itu? Mereka terikat tapi rasanya begitu kosong.
Saat sedang melamun sebuah pesan masuk, mengernyit pelan Taeyong meraih ponselnya yang terletak tak begitu jauh. Sedikit penasaran tentang siapa yang mengiriminya pesan karena Taeyong sangat jarang mendapatkan pesan di ponsel.
Jongin Hyung
Sayang, maaf hyung jarang kerumah selama beberapa hari ini ya. Hyung sedang tidak enak badan, saat sudah sembuh nanti Hyung akan mengunjungimu. Love you so much♥️
Taeyong hanya menatap nanar pesan yang dikirimkan Jongin tanpa berniat membalasnya, pikirannya kembali melayang.
Taeyong mengingat-ngingat bagaimana dirinya bisa berakhir menjadi tunangan Jongin, semua berlalu begitu saja. Dari pertama kali diperkenalkan, hingga akhirnya mengadakan pesta pertunangan.
Semua Taeyong jalani begitu saja, lagipula selama ini Jongin bukan seseorang yang brengsek jadi Taeyong mau-mau saja. Tapi saat Jaehyun kembali, semuanya terasa berbeda.
Taeyong mulai menyadari bahwa dirinya dan Jongin terasa begitu hampa, menyadari bahwa sampai kapanpun mereka bersama tak ada rasa yang menghampiri hati Taeyong.
Sekali lagi membuatnya tersadar, tersadar bahwa hatinya sudah dari dulu dimiliki oleh orang itu. Jung Jaehyun, Bodyguardnya.
*****
Deritan kayu yang mulai rapuh terdengar ketika kaki Jaehyun menginjaknya, diruang bawah tanahlah keberadaan Jaehyun sekarang. Tangannya sedang meraba-raba belakang lukisan tua untuk mencari tombol.
Saat menemukannya Jaehyun memencet tombol tersebut, hingga beberapa anakan tangga yang sudah mulai rapuh itu mulai terlihat.
Tanpa ragu Jaehyun melangkahkan kakinya disana, derit suara kayu terdengar kembali dibawah kakinya. Suasana cukup gelap dengan lampu kuning temaram menyambutnya.
Jaehyun berjalan menuju pintu ruangan rahasia milik Taeyong, mengeluarkan kunci dari sakunya. Kunci duplikat dari kunci aslinya.
Memasukkan kuncinya dan membuka pintunya, suasana yang tak terlalu teranglah yang Jaehyun lihat pertama kali ketika memasuki ruangan ini, hanya berhiaskan lampu kuning yang sudah mulai redup.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
