*FLASHBACK*
Donghae meremat rambutnya kasar, air mata tak berhenti mengalir dari matanya. Bagaimana tidak? Istri dan Putra Semata Wayangnya mengalami kecelakaan. Istrinya meninggal ditempat, sedangkan putranya dalam keadaan kritis.
"Tuan Lee." Donghae mengangkat kepalanya setelah mendengar seseorang memanggilnya.
Donghae dengan cepat berdiri ketika mendapati Dokter yang menangani Taeyong berdiri didepannya. "Iya, Dokter. Bagaimana dengan anakku?" tanyanya dengan suara serak karena menangis.
"Tuan Muda mengalami gagal jantung, dan harus melakukan pencakokan." lutut Donghae seketika terasa lemas mendengarnya.
"Gagal jantung?" cicitnya pelan.
Dokter itu menatap wajah Donghae dengan sendu, merasa kasihan pada pria itu. "Iya, Tuan Lee. Katup jantungnya mengalami kerusakan parah. Itu sangat memerlukan cangkok jantung."
Donghae menghela nafas, "Lakukan apapun untuk Putraku, Dokter." ucapnya.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan, dan ternyata jantung yang cocok untuk Tuan Muda hanya jantung milik Nyonya Lee, Tuan." ucap Dokter itu, membuat Donghae menoleh terkejut.
"Jantung istriku?" ulangnya, Dokter itu mengangguk pelan.
"Bagaimana aku bisa membiarkan kalian membelah tubuh istriku yang sudah tiada?" gumamnya pelan. Donghae hampir saja meraung karena mendapat cobaan ini.
"Jika Tuan Muda tidak melakukan pencakokan jantung secepatnya, maka Tuan Muda akan meninggal dunia. Peralatan yang terpasang tidak akan membantu banyak." jelas Dokter yang semakin membuat Donghae bimbang.
"Bagaimana ini?" bingung Donghae. Dengan mantap Donghae mengambil keputusannya, setidaknya yang dia miliki sekarang hanyalah Taeyong, maka Donghae akan melakukan apapun demi keselamatan Putranya.
"Lakukan, apapun itu. Jika harus mencincang tubuh istriku pun maka lakukan. Agar putraku selamat." ucapnya.
Dokter itu mengangguk patuh, "Baik, Tuan Lee. Akan kami usahakan." ucapnya kemudian membungkuk hormat lalu meninggalkan Donghae sendirian.
"Maafkan aku, Sayang. Demi Putra kita." tangis Donghae.
*FLASHBACK END*
*****
Taeyong membuka pintu kamarnya, berjalan dengan pelan menuju kamar Jaehyun. Mengetuknya sekali dan membukanya, tapi tak ada siapapun yang ada didalamnya.
Melirik kearah luar, Taeyong kembali berjalan menuju bawah. Sunyi, ruang tengah cukup sunyi. Entah kemana semua orang. Langkah kakinya berjalan menuju dapur, akhirnya mendapati beberapa maidnya berkumpul.
Mereka semua membungkuk hormat, "Tuan Muda. Ada perlu sesuatu?" tanya Bu Kim.
"Dimana Jaehyun?" tanya Taeyong.
"Ah, saya tidak tau Tuan Muda." sahut Bu Kim.
"Saya melihatnya pergi beberapa waktu lalu, Tuan Muda." ucap salah satu Maidnya.
Taeyong hanya diam tak menanggapi, berbalik menjauhi dapur. Membawa dirinya menuju teras depan dan mendudukkan dirinya dikursi, menunggu Bodyguardnya itu datang.
Sudah 1 minggu lebih dirinya tak berbincang hal kecil bahkan tak bertegur sapa dengan Jaehyun, pria itu terlihat menghindarinya.
Jaehyun hanya datang kekamarnya untuk mengganti perban lalu pergi, yang memberi makan dan menyuapinya selama 1 minggu lebih tak keluar dari kamarpun sekarang adalah Bu Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
