PART 38

20.2K 2.5K 287
                                    

Taeyong keluar dari kamarnya, sudah cukup lama merenung dan menangis karena pertengkaran hebatnya bersama Jaehyun tadi, rasanya matanya sudah terlalu lelah, pertama kali mereka bertengkar sehebat itu.

Helaan nafas muncul dibibirnya melihat kamar Jaehyun yang sedikit terbuka, tapi dengan rasa penasaran yang muncul dirinya mendekat dan mengintip pada celah yang terbuka itu.

Kamar Jaehyun masih berantakan seperti terakhir kali dirinya meninggalkan kamar itu, pakaian Jaehyun juga masih berhamburan, tapi sepertinya pemilik kamar tak ada didalam. Taeyong hanya mengernyit akan hal itu.

Berniat mengambil minum karena tenggorokannya begitu kering, Taeyong memutuskan untuk turun kelantai bawah, pikirannya berkelana sambil memikirkan kemana Jaehyun? Tak mungkin pria itu sudah pergi mengingat pakaiannya masih ada dikamarnya.

Seorang Pelayan dirumahnya lewat membawa vas bunga kaca dihadapannya, "Dimana Daddy?" tanyanya karena tak melihat keberadaan Ayahnya sejak kemarin.

"Tuan Lee sedang berada diruang kerja, Tuan Muda." sahut Pelayan itu dengan suara sopan.

Taeyong melihat vas bunga kaca yang dipegang Pelayan itu, "Vas itu untuk ruang kerja Daddy?" tunjuknya.

"Iya, Tuan Muda." angguk si Pelayan.

Pria mungil itu menarik vas bunga kaca itu dari tangan Pelayan itu, bermaksud membawanya. "Biar aku saja, kau bawakan air keruang kerja Daddy." titahnya.

"Baik, Tuan Muda."

Taeyong melangkah menuju ruang kerja Ayahnya dengan mata sesekali melirik kearah lain untuk mencari keberadaan Jaehyun yang juga hilang entah kemana, tapi pada saat tangannya ingin menggapai pintu ruang kerja Donghae yang sudah terbuka sedikit, telinganya mendengar pembicaraan mereka.

Mata Taeyong mengintip kedalam, yang ternyata didalamnya ada Jaehyun, jadi Ayahnya itu sedang berbicara dengan Jaehyun. Taeyong mencoba mendengarkan pembicaraan mereka, jantung Taeyong berdegub kencang.

Tangannya bergetar memegang erat vas bunga, menatap tak percaya pada Ayahnya yang kini bersimpuh dihadapan Jaehyun. Sedangkan Jaehyun juga menatap Donghae dengan sama terkejutnya dan pancaran marah terlihat dari sorot matanya.

Air mata Taeyong menetes deras tanpa bisa dirinya kontrol lagi, ternyata semua ini berawal dari sana, seluruh derita yang dipikulnya hampir seumur hidupnya. Tangan dan kaki Taeyong terasa lemas tak berdaya, tak menyangka dengan apa yang dirinya dengar.

"Aku benar-benar minta maaf, Jaehyun. Aku rela kau pukul atau apapun untuk kau lampiaskan emosimu, aku benar-benar bersalah maafkan aku." Taeyong bisa mendengar dengan jelas tangisan Donghae yang pecah.

"Aku berharap Uncle memiliki rasa bersalah itu seumur hidup pada Taeyong dan juga padaku."

Tak sanggup lagi, Taeyong tanpa sadar melemahkan pegangannya hingga vas bunga kaca itu terjatuh kelantai dan menimbulkan bunyi pecahan kaca yang nyaring, membuat dirinya menjadi pusat perhatian dua orang didalamnya.

"Taeyong?" suara Jaehyun terdengar berdengung ditelinganya, Taeyong memundurkan langkahnya selangkah demi selangkah dengan kaki yang terasa lemas.

Jaehyun yang melihat keberadaan Taeyong segera berdiri dan berjalan cepat kearah Taeyong, matanya bisa melihat taeyong yang terlihat syok, mata bulatnya mengalirkan air maat dengan deras.

"Taeyong? Sayang?" Jaehyun mencoba meraih bahu Taeyong, tapi pria mungil itu terus melangkah mundur dari Jaehyun.

Tubuh Taeyong bergetar hebat, "Aku minta maaf... Aku minta maaf." gumamnya yang lebih bisa disebut dengan meracau, wajahnya pucat.

My Bodyguard (JAEYONG) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang