Janji

122 4 0
                                    

Beberapa hari kemudian Ragini sudah diizinkan pulang. Ragini sudah berkemas untuk pulang di bantu oleh Veer dan Laks.

"Veer tolong bawa barang-barang Ragini," kata Veer.

"Kenapa kau menyuruh Veer Laks, bair aku saja yang membawa barang-barang ku," kata Ragini.

"Ragini kau itu masih perlu istirahat jadi kau tidak boleh membawanya. Lagi pula Veer pasti mau kan," kata Laks.

"Laks benar Ragini," kata Veer.

"Ayo kita jalan," kata Laks menggendong Ragini.

"Laks aku bisa jalan sendiri dan kau tak perlu menggendong ku. Cepat turunkan aku," kata Ragini.

"Diam Ragini. Kau mau atau tidak aku akan tetap menggendongmu," kata Laks berjalan keluar rumah sakit dan menuju parkiran diikuti Veer di belakangnya. Sedangkan Ragini hanya menatap Laks dan menghiraukan tatapan orang yang ada di rumah sakit. Akhirnya mereka sampai di parkiran dan Laks lalu menurunkan Ragini.

"Veer aku yang akan mengantar pulang Ragini ke rumah," kata Laks.

"Baiklah," kata Veer lalu masuk ke dalam mobil dan setelah itu pergi pulang.

Laks membukakan pintu mobil untuk Ragini dan Ragini kemudian masuk ke dalam mobil. Laks menutup pintu mobil lalu dia juga masuk ke dalam mobil. Ragini akan memasang sabuk pengaman tapi Laks mencegahnya.

"Biar aku saja yang memasangkan sabuk pengaman," kata Laks.

Laks memasakan sabuk pengaman dan jarak mereka sangat dekat. Ragini menatap Laks. Laks selesai memasangkan sabuk pengaman dan mereka saling menatap satu sama lain.

"Laks ayo jalan," kata Ragini berhenti menatap Laks.

"Baiklah," kata Laks membenarkan posisinya dan kemudian melajukan mobilnya menuju rumah Ragini.

"Ragini terima kasih karena kau sudah memaafkanku dan aku berharap kau mau kembali lagi padaku. Kau akan ku jadikan istri satu-satunya dan aku tak akan menduakan dirimu ataupun menikah dengan orang lain," kata Laks.

"Aku sedang tidak ingin membahas tentang itu Laks," kata Ragini.

"Baiklah," kata Laks.

Akhirnya Ragini dan Laks sampai di rumah Ragini dan di saat bersamaan Arhaan pulang dari sekolah. Laks keluar duluan lalu membukakan pintu mobil untuk Ragini. Ragini keluar dari mobil dan Laks lalu menutup pintu mobil. Arhaan tidak suka ketika Laks dekat dengan Ragini karena Arhaan takut kalau Laks menyakiti Ragini lagi. Arhaan lalu menghampiri Ragini dan Laks.

"Ibu," kata Arhaan memeluk Ragini.

"Aku sangat merindukanmu Arhaan," kata Ragini.

"Aku juga sangat merindukanmu Bu,"kata Arhaan lalu melepaskan pelukannya.

"Arhaan apa kabar?" tanya Laks.

"Baik," kata Arhaan lalu pergi masuk ke dalam.

"Maafkan atas sikap Arhaan Laks," kata Ragini.

"Tidak papa Ragini," kata Laks.

"Laks ayo masuk," kata Ragini.

Laks menggendong Ragini menuju ke kamarnya. Walaupun Ragini tak mau di gendong oleh Laks tapi tetap menggendongnya. Setelah sampai di kamar Ragini, Laks menurunkan Ragini di ranjang.

"Ragini kau kan baru sembuh jadi kau harus istirahat sekarang," kata Laks.

"Laks aku sudah sembuh dan aku tak perlu istirahat," tolak Ragini.

"Ragini kau kan baru pulang dari rumah sakit. Jadi kau harus mengikuti apa yang aku katakan," kata Laks.

"Baiklah," kata Ragini.

Disisi lain terlihat Arhaan ada di kamar nya dan dia terlihat tidak suka ibunya dekat dengan Laks. Veer yang tadi melihat sikap Arhaan pada Laks dan dia memutuskan untuk menemui Arhaan. Veer datang ke kamar Arhaan dan duduk disampingnya.

"Ada apa Arhaan? Kenapa kau terlihat kesal?" tanya Veer.

"Paman aku tidak suka melihat ibu dekat dengan Paman Laks," kata Arhaan.

"Arhaan, Laks itu adalah ayah kandungmu dan ibumu juga masih mencintainya," kata Veer.

"Tapi aku takut Paman Laks akan menyakiti ibu lagi," kata Veer.

"Setiap orang mempunyai kesalahan dan pasti mereka mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya. Ibumu sudah memaafkan dia lalu kenapa kau tidak memaafkannya. Ibumu hanya akan bahagia jika bersama dengan Laks. Jangan panggil Laks dengan sebutan Paman. Tapi panggilah Laks dengan sebutan Ayah karena dia Ayah kandungmu. Sekarang temui Laks di kamar ibumu dan peluklah dia," jelas Veer.

"Baiklah," kata Arhaan lalu pergi ke kamar Ragini.

Arhaan langsung masuk ke kamar Ragini dan dia memeluk Laks. Laks merasa bahagia karena Arhaan memeluk nya dan Laks merasakan ikatan batin dengan Arhaan. Karena saat Arhaan memeluk nya, Laks merasa sangat nyaman.

"Maafkan atas sikapku tadi,"kata Arhaan lalu melepaskan pelukannya.

"Tidak papa Arhaan," kata Laks.

"Ayah Laks bersikap biasa saja padaku dan itu artinya Ibu belum memberitahu kalau aku adalah putranya. Aku tidak akan memanggilnya Ayah sebelum ibu yang memberitahunya," batin Arhaan.

"Arhaan apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Laks.

"Tidak ada Paman. Oh iya, tumben sekali Ibu tidur jam segini. Apa ibu baik-baik saja dan kenapa Paman masih ada disini," kata Arhaan.

"Ibumu hanya kelelahan saja dan Paman hanya ingin menemani Ibumu saja. Tapi jika kau keberatan karena Paman ada disini. Paman akan pergi sekarang," kata Laks.

"Aku sama sekali tidak keberatan Paman. Tolong jaga ibuku baik-baik dan jangan buat dia kecewa untuk kedua kalinya," kata Arhaan.

"Paman berjanji padamu. Paman akan menjaga ibumu dan tak akan membuatnya kecewa untuk kedua kalinya," kata Laks.

"Terima kasih Paman," kata Arhaan lalu pergi dari sana.

"Aku sangat bahagia karena akan menerima ku dan dia sudah tak marah lagi padaku. Sekarang dia sudah menerimaku. Tapi entah kenapa saat Arhaan memeluk ku rasanya aku memiliki ikatan dengannya. Tapi yang terpenting Arhaan mengizinkanku untuk mendekati Ragini," kata Laks bahagia.

ISTRI PERTAMA [ Versi 1 Raglak ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang