Merindukan Seseorang

241 1 0
                                    

Ragini dan Arhaan lalu masuk ke dalam rumah. Arhaan lalu pergi ke kamarnya, begitu juga dengan Ragini. Ragini menutup pintu kamarnya lalu mengambil foto Ahaan dan Ragini lalu menangis mengingat kejadian tadi. Dia kemudian mengingat kembali kejadian masalalu dengan Laks.

"Kakak sekarang aku merindukanmu, kau selalu ada disetiap aku sedih dan kau selalu menghiburku. Kenapa kau pergi secepat itu Kak. Kenapa aku bisa bertemu dengannya lagi setelah sekian lama. Aku tak mengharapkan semua ini terjadi, tapi kenapa takdir mempertemukanku dengannya," kata Ragini sedih.

Laks terlihat bahagia dan dia lalu  menghampiri Sanskar yang ada diruangannya. Laks menyuruh Sanskar berdiri dan Sanskar pun berdiri. Laks langsung memeluknya dengan penuh kebahagiaan sedangkan Sanskar terlihat sangat bingung dengan tingkah Laks.

"Laks kenapa terlihat sangat bahagia dan juga kenapa kau memeluk ku. Cepat lepaskan pelukanmu," kata Sanskar yang berusaha melepaskan pelukan Laks, tapi Laks memeluk Sanskar dengan sangat erat.

"Baiklah Kak. Coba kakak tebak siapa yang aku temui hari ini," kata Laks melepaskan pelukan nya.

"Pasti kau bertemu dengan Pankti Ahaan Sharma kan. Jadi kau sangat bahagia  karena itu kan. Tapi kau sudah bersikap sangat berlebihan Laks," kata Sanskar kesal.

"Hehehe, maaf Kak. Aku memang sudah bersikap berlebihan," kata Laks menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kakak maafin, tapi kau jangan mengulanginya lagi," kata Sanskar.

"Siap Kak," kata Laks berhenti menggaruk kepalanya.

"Cepat ceritakan seperti apa Pankti Ahaan Sharma sampai-sampai membuatmu sangat bahagia Laks," kata Sanskar yang penasaran.

"Pankti Ahaan Sharma itu adalah Ragini dan itu yang membuatku bahagia karena akhirnya takdir mempertemukanku dengannya," kata Laks.

"Apa? Kau mungkin salah liat Laks. Mana mungkin Pankti Ahaan Sharma itu Ragini," kata Sanskar yang tak percaya.

"Itu benar-benar Ragini Kak. Tapi dia tak mau mengakui dirinya sebagai Ragini. Mungkin dia masih marah padaku dan mungkin dia mengubah namanya agar tidak ada yang mengenalinya. Apa kakak tau sekarang Ragini sangat cantik? Penampilannya dan juga sikapnya 180° berbeda dengan Ragini yang dulu. Tapi aku tetap yakin kalau itu Ragini," kata Laks.

"Baiklah kakak percaya padamu. Tapi sekarang apa yang akan kau lakukan," kata Sanskar.

"Membuatnya menjadi milikku bagaimana pun caranya," kata Laks.

"Aku akan mendukungmu dan jika kau perlu bantuan bilang saja padaku," kata Sanskar.

"Terima kasih Kak," kata Laks akan memeluk Sanskar kembali.

"Jangan memeluk ku lagi Laks. Lebih baik kita lanjutkana pekerjaan kita," kata Sanskar.

"Oke Kak," kata Laks mengurungkan niatnya untuk memeluk Sanskar.

Sanskar dan Laks lalu melanjutkan pekerjaan mereka. Sedangkan di rumah Ragini, terlihat Arhaan yang sudah makan siang.

"Bibi dimana ibu, kenapa dari tadi dia belum kesini juga. Aku sudah selesai makan dan ibu belum sampai disini juga," kata Arhaan khawatir.

"Saya tidak tau Tuan Muda," kata Pelayan.

"Sekarang Bibi siapkan makanan untuk ibu," kata Arhaan.

"Baik Tuan Muda," kata Pelayan lalu menyiapkan makanan untuk Ragini.

Makanan pun siap dan pelayan membawa nampan yang berisi makanan dan air putih. Pelayan berjalan di belakang Arhaan dan mereka menuju kamar Ragini. Mereka akhirnya sampai di didepan kamar Ragini. Arhaan lalu mengetuk kamar Ragini.

Tok tok tok tok

"Siapa?" tanya Ragini.

"Ini aku ibu," kata Arhaan.

Ragini menghapus air matanya dan menaruh foto Ahaan ditempat semula lalu dia pergi membukakan pintu. 

"Kenapa lama sekali ibu membukakan pintu," kata Arhaan.

"Maaf tadi ibu sedang mengerjakan pekerjaan ibu," kata Ragini berbohong.

"Baiklah. Bibi tolong taruh makanannya di meja setelah itu kau boleh pergi," kata Arhaan.

"Baik Tuan Muda," kata Pelayan lalu menaruh makanan itu dimeja dan kemudian pergi.

"Sekarang ibu duduk," kata Arhaan dan Ragini menuruti perkataannya.

"Sudahkan," kata Ragini duduk.

"Sekarang ibu harus makan," kata Arhaan.

"Ibu sedang tidak nafsu makan," kata Ragini.

"Mau tidak mau ibu harus makan dan aku akan menyuapi ibu," paksa Arhaan.

"Baiklah," kata Ragini.

Arhaan lalu menyuapi Ragini dengan penuh kasih sayang. Ragini meneteskan air mata karena dia tak pernah meluangkan waktu untuk Arhaan, Ragini hanya sibuk bekerja. Tapi Arhaan begitu sayang dan perhatian pada Ragini.

"Ibu jangan menangis," kata Arhaan menghapus air mata Ragini.

"Kenapa kau begitu sayang pada ibu. Padahal ibu tak pernah meluangkan waktu seharipun untukmu Arhaan," kata Ragini.

"Ibu aku tau kalau ibu sibuk bekerja dan itu semua juga demi aku. Ibu adalah satu-satunya orang yang aku miliki dan mana mungkin aku tak menyayangimu Bu," kata Arhaan.

"Ibu juga menyayangimu Arhaan," kata Ragini memeluk Arhaan dan Arhaan membalas pelukan Ragini.

"Sekarang ibu makan lagi," kata Arhaan melepaskan pelukan nya lalu menyuapi Ragini kembali.

Arhaan sudah selesai menyuapi Ragini. Sedangkan Ragini merasa sangat beruntung bisa mempunyai anak seperti Arhaan. Arhaan lalu menanyakan kenapa Ragini menangis tadi karena sebenarnya Arhaan tau kalau Ragini berbohong tadi.

"Ibu apa kau merindukan Ayah Ahaan karena aku tau kalau ibu sebenarnya tadi tidak sedang bekerja. Tapi ibu menangis karena sesuatu yang membuat ibu sedih," kata Arhaan.

"Iya, Ibu memang sedang merindukan Ayah Ahaan," kata Ragini.

"Ibu boleh kah aku tau tentang Ayah Ahaan," kata Arhaan.

"Tentu saja. Ayah Ahaan adalah orang yang sangat baik dan ibu belum pernah menemukan orang sebaik dirinya," kata Ragini.

"Aku sangat bangga mempunyai Ayah seperti Ayah Ahaan walaupun dia sudah meninggalkan kita. Tapi ibu jangan sedih lagi, kan ada aku yang akan selalu ada disisihmu ibu," kata Arhaan memeluk Ragini.

Tiba-tiba Veer masuk ke dalam Ragini tanpa mengetuk pintu karena dia takut terjadi sesuatu pada Ragini karena dia tak kembali ke kantor. Veer melihat Ragini dan Arhaan berpelukan membuatnya bahagia dan lega melihat Ragini baik-baik saja. Ragini dan Arhaan lalu melihat ke arah Veer yang tiba-tiba datang. Arhaan lalu melepaskan pelukan nya.

"Ibu aku pergi dulu karena aku tidak mau mengganggu orang dewasa jika sedang berbicara," kata Arhaan lalu pergi.

"Ada apa kau kesini Veer?" tanya Ragini.

"Aku hanya khawatir dengan keadaanmu Ragini karena kau tak kembali lagi ke kantor," kata Veer.

"Aku baik-baik saja sekarang. Tapi kenapa kau tidak bilang kalau aku akan menemui Laks," kata Ragini.

"Tadikan aku lupa, tapi setelah kau pergi aku baru ingat. Emangnya kau ada masalah dengan Laks," kata Veer.

"Apa aku harus mengatakan kalau Laks adalah mantan suamiku? Tapi lebih baik itu menjadi rahasia saja,"batin Ragini.

"Ragini jangan diam saja, ayo katakan sesuatu," kata Veer.

"Tadi ada kesalahpahaman antara aku dengannya. Tapi sekarang sudah tidak ada," kata Ragini berbohong.

"Oh. Kirain ada masalah sama dia. Yaudah ayo kita kembali ke kantor," kata Veer.

"Kau saja yang pergi. Aku akan menghabiskan waktu dengan Arhaan hari ini," kata Ragini.

"Baiklah," kata Veer lalu pergi.

Ragini pergi ke kamar Arhaan dan menghabiskan waktu dengan nya.

ISTRI PERTAMA [ Versi 1 Raglak ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang