Tak Bisa Melupakan

284 9 0
                                    

"Ragini sepertinya kau harus mengganti namamu saat bekerja di kantor. Karena jika ada yang mengenalimu pasti mereka akan memberitahu keluargamu," saran Ahaan.

"Apa mengganti namaku?" tanya Ragini.

"Iya Ragini. Kau juga harus merubah penampilanmu ini dan juga gaya bicaramu itu," kata Ahaan.

"Kok ribet amat ya. Padahal aku kan cuma mau memulai hidup yang baru," kata Ragini.

"Sekarang kita tentukan nama apa yang cocok buat kamu," kata Ahaan.

"Saran kakak apa?" tanya Ragini.

"Bagaimana kalau Pankti karena menurutku itu nama yang cocok buat kamu," kata Ahaan.

"Terserah kakak deh," kata Ragini yang tak mau ambil pusing.

"Sekarang kita pergi," ajak Ahaan.

"Kemana Kak?" tanya Ragini.

"Udah kau ikut saja," kata Ahaan menarik tangan Ragini.

Mereka keluar dari rumah dan mereka masuk ke dalam mobil. Ahaan yang menyetir karena dia ingin pergi hanya berdua dengan Ragini. Ahaan lalu melajukan mobilnya.

"Kakak kita sebenarnya mau kemana?" tanya Ragini.

"Kita ke salon karena aku lihat kau tak pernah mengurus dirimu dengan baik," kata Ahaan.

"Aku tidak suka ke salon Kak. Itu hanya menghabiskan uang saja karena lebih banyak kebutuhan yang lebih penting dari itu," kata Ragini.

"Ragini kenapa kau selalu seperti ini. Mulai dari sekarang kau itu harus membiasakan semua ini. Lagi pula aku yang akan membayarnya jadi kau tak boleh menolaknya. Sekarang kau ini adalah tanggung jawabku jadi aku akan melakukan yang terbaik buat kamu Ragini," kata Ahaan.

"Tapi itu hanya akan menghambur-hamburkan uang saja Kak," kata Ragini.

"Ragini ini adalah masalahmu, kau itu jangan terlalu sederhana seperti ini. Jika ada orang yang mengenali sikapmu walaupun kau sudah merubah namamu pasti mereka akan mengetahuinya," kata Ahaan.

"Baiklah aku nurut kata Kakak deh," kata Ragini pasrah.

Mereka sampai di salon, Ragini dan Ahaan lalu masuk ke dalam.
Setelah selesai mereka lalu pergi ke toko baju. Ahaan memilihkan beberapa baju untuk Ragini.

"Kakak aku tidak suka baju yang seperti itu," tolak Ragini saat melihat Ahaan memilikan baju untuknya.

"Ragini kau harus pakai baju yang biasa digunakan saat ini bukan memakai saree terus," kata Ahaan.

"Tapi Kak..." kata Ragini terpotong.

"Kau harus merubah penampilanmu juga Ragini," kata Ahaan.

Ragini pasrah dan menerima semua baju yang Ahaan belikan padanya. Setelah itu mereka pulang ke rumah. Mereka sampai di rumah dan mereka turun dari mobil.

"Tolong kau bawa semua belanjaan ke kamar Ragini," kata Ahaan.

" Baik Tuan," kata Pelayan.

"Kenapa kakak membeli baju sebanyak itu. Itu hanya menghambur- hamburkan uang saja. Lebih baik kita beli seperlunya saja," kata Ragini.

"Ragini kau harus mengubah gaya hidupmu yang hemat itu. Karena berapapun uang yang kau butuhkan aku akan memberikan nya," kata Ahaan.

"Kakak aku ini bukan wanita yang suka menghambur-hamburkan uang. Daripada untuk belanja yang tidak perlu lebih baik ditabungkan," kata Ragini.

"Ragini kau memang sangat berbeda dari wanita yang lain. Ragini ini ponsel kakak dan kakak berikan ponsel ini padamu. Disitu sudah ada nomerku, jadi jika kau butuh sesuatu kau tinggal menghubungi ku," kata Ahaan memberikan ponsel.

"Tapi bagaimana disini ada nomer kakak kalau kakak enggak punya ponsel," kata Ragini bingung.

"Ragini kakak itu punya dua ponsel jadi kau tenang saja. Tapi sekarang kakak harus pergi ke kantor sekarang. Jadi kau di rumah sendiri tidak papa kan. Jika kau butuh sesuatu bilang saja pada pelayan disini," kata Ahaan.

"Iya Kakak," kata Ragini.

Ahaan pun pergi ke kantor dan Ragini masuk ke dalam. Lalu menuju ke kamarnya.

"Kak Ahaan itu benar-benar menjagaku seperti adiknya sendiri. Aku beruntung bisa bertemu denganmu," batin Ragini bahagia.

Disisi lain Laks bisa fokus bekerja dan selalu memikirkan Ragini.

"Laks bagaimana kalau yang dikatakan Ragini benar dan kau itu hanya cemburu padanya. Jika itu benar-benar terjadi. Sudahlah pasti apa yang aku lihat itu  kebenarannya. Laks kamu harus fokus bekerja bukan memikirkan Ragini terus. Ingat Ragini itu hanya penghianat dan dia bukan istrimu lagi," kata Laks pada dirinya sendiri.

Laks kesal karena tidak bisa berhenti memikirkan Ragini. Laks lalu membanting foto pernikahannya dengan Ragini yang ada di meja.

"Aku harus menghapus semua  foto kenangan bersama Ragini dan juga fotonya diponselku," kata Laks.

Laks menghampus semua foto walaupun rasanya berat buat Laks. Laks kemudian membanting ponselnya karena dia kesal.

"Ragini kenapa kau melakukan semua ini padaku. Apa salahku padamu? Mungkin kesalahanku adalah telah mencintaimu dirimu. Sampai kapan pun aku tak akan memaafkanmu untuk semua ini," kata Laks marah.

Ragini sedang duduk disofa dan mengingat kenangan indahnya bersama Laks. Ragini tersenyum saat mengingat semua itu. Ragini lalu menangis karena mengingat Laks tak percaya dengannya dan menceraikannya.

"Aku tidak bisa memaafkan kesalahanmu ini Laks. Karena kau telah membuat dua kesalahan. Yang pertama kau menikahi Kavya karena ayahmu dan yang kedua karena kau tak percaya padaku. Aku telah salah menikah dengan Pria seperti mu yang hanya bisa menuduh tanpa mencari tau kebenarannya. Kau juga telah membuat ku jauh dari keluargaku demi untuk melupakanmu. Karena jika aku tinggal di rumah orang tuaku. Jika kau tau kebenarannya kau akan mencari ku disana. Tapi sekarang kau tak akan bisa menemukanku Laks," kata Ragini kesal.

ISTRI PERTAMA [ Versi 1 Raglak ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang