12

474 68 3
                                    

"GIMANA? Siyeon keren 'kan?"

Langkahku otomatis terhenti, sedikit mundur dan merapatkan diri pada dinding. Aku tidak bermaksud ingin menguping ya, tapi karena mendengar suara manajer Kimsung sedang berbicara dengan seseorang yang kutebak Jeno-apalagi membawa-bawa namaku-aku kan jadi penasaran.

"Kali ini gue sepakat sama lo berdua."

Bibirku otomatis melengkung ke atas dengan perasaan senang yang menyelimuti. Aku yakin seribu persen, siapapun itu pasti merasa tersanjung saat kerja keras kalian diakui oleh orang lain. Well, ini bukan karena Jeno yang memuji-makanya aku tersenyum senang-tetapi respons ini akan selalu otomatis muncul saat ada orang yang menyanjung dan mengakui kemampuanku.

"Di sini taunya, gue dari tadi nyariin lo!" seru Gun dari arah belakang. Aku menoleh dan menemukannya sudah melangkah mendekat ke arahku dengan tas selempang andalan-berisi alat-alatku-"Ngapain di sini?" tanyanya.

Aku menggeleng, dan berdiri tegak dari posisi mengupingku tadi. "Nggak."

"Lo tau nggak? Dari tadi semua orang geleng-geleng kagum sama lo!" Gun tersenyum lebar sambil mengangkat kedua ibu jarinya kepadaku. "Elo emang terbaik sih!"

Senyuman kembali tercetak di bibirku. Kuangkat kedua bahuku sekilas. "Iya lah, gue kan Siyeon."

"Ho'oh, lo-"

"Siyeon?" sapa seseorang memotong ucapan Gun.

Aku lantas menolehkan kepala, langsung menemukan manajer Kimsung dan Jeno sudah berdiri di luar ruangan. Pandanganku dan Jeno bertemu untuk beberapa detik dan aku bisa melihatnya tersenyum kecil padaku, aku membalas dengan senyuman ramah dan menatap ke arah manajer Kimsung. "Selamat sore."

Manajer Kimsung mengangguk-angguk. "Kerja yang bagus, ternyata benar, kamu memang pengambil fokus semua orang ya."

Itu pujian. Tidak tahu tulus atau bualan, tapi aku senang mendengarnya. "Terima kasih."

"Besok pemotretan bersama produk?"

Kuanggukan kepala. "Ya."

"Semangat!" ucap manajer Kimsung dengan kedua tangan merepal terangkat. "Kalau begitu saya pamit duluan ya, sampai besok."

Aku tersenyum, dan membungkuk sopan. Sepeninggal manajer Kimsung itu, aku lantas kembali mengarahkan pandanganku sambil tersenyum lebar menatap Jeno yang masih berdiri di tempat pertamanya. Kemeja digulung setengah tiang? Hmm... boleh juga.

"Gue gimana?"

"Apanya?" tanyanya dengan kening mengernyit.

"Tadi gue keren banget kan?" aku tahu tadi dia membicarakanku dengan manajer Kimsung, tetapi aku ingin Jeno mengakui kinerjaku secara langsung.

Dia mengangguk. "Mm-hm, staff gue bilang lo bagus."

"Dan menurut lo?"

"Lo oke."

Aku menahan diri agar tidak mencetak senyuman di wajah. Profesional, Siyeon. Profesional.

Aku langsung menoleh ke arah Gun. "Let's go!"

Gun mengangguk, mengatakan permisi pada Jeno. Namun, belum juga langkahku berhasil melewati Jeno, aku merasakan pergelangan tanganku ditahan. Kutundukkan kepala sesaat, lalu menatap Jeno yang berada tepat di sampingku. Tidak ada jarak, aku bahkan kini bisa merasakan deru napasnya. Kuangkat alisku dengan ekspresi bertanya.

"Lo langsung pulang?"

Aku mengangguk. "Iya. Udah nggak ada jadwal lagi"

"Mau nunggu sebentar nggak?"

The Celebrity And Her Perfect Match | Jeno - SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang