SENYUMANKU mengembang. Apaan... apa aku sedang dirayu? Dasar laki-laki sok jual mahal. Jelas sekali kau sudah menyukaiku dari pertemuan pertama kita. Aku jadi ingat bagaimana tatapan Jeno saat di kantor Renjun—dia seperti ingin mengajakku ngamar.
Aku menggoyangkan kakiku di udara, kemudian mengganti posisiku dengan menelungkup. Fokusku masih berada di ponsel, sementara kubawa ibu jariku menari-nari di atas layar keyboard ponselku. Mengetikkan balasan.
Siyeon : Ok. See you tonight!
"Njir... kenapa lo senyam-senyum kayak orang bego gitu dah?" suara Gun membuyarkan senyumanku. Dengan sedikit agak berusaha, kutolehkan kepalaku ke arah pintu kamar dan menemukan laki-laki dengan pakaian merah muda terang—Gun benar-benar suka memakai warna seperti itu, aku heran sekali—sudah berdiri di antara kosen dan daun pintu yang setengah terbuka. Ia kemudian menggerakkan dagu dan berkata, "Ngapain ngajak ketemu pagi bener begini? Babi ngepet aja baru mau pulang."
"Ini udah jam delapan kali."
"Dan lo nggak biasa banget bangun jam segini." Jelas Gun. Orang tua satu ini benar-benar suka marah-marah. Aku heran.
Aku bergerak bangkit dari posisiku dan mengikat rambut. "Grocery time."
"Ha, nggak salah?"
"Kenapa emang?"
Gun menatapku tak percaya. "Lo nggak pernah mau belanja karena ribet ntar dimintain foto dan nggak punya privasi. Sekarang ngajakin grocery?"
Kuangkat bahu sambil membuka lemari pakaian, mengambil sepasang jaket dan celana merek brand terkenal sambil mengganti pakaian. "Jeno ngajakin ketemu nenek dia ntar malem."
"WHAT!?"
"Bisa nggak sih biasa aja?" kataku sambil mengintip dari pintu lemari yang kubiarkan terbuka sementara aku mengganti pakaianku di baliknya. "Dasar hiperaktif!"
"Kenapa Jeno ngajakin lo ketemu neneknya?"
"Karena gue cantik."
Aku bisa mendengar dengusan tidak sopan Gun. Benar-benar ya orang satu ini, tak ada takut-takutnya kupecat. "Gue serius, kak."
"Siapa juga yang lagi bercanda?" kataku, menutup pintu lemari pakaianku dan mengambil topi serta kacamata di dalam lemari kaca khusus. "Gue memang cantik, dan nenek dia ngefans sama gue. Ya Tuhan, pikir deh gimana bisa ada orang kaya raya yang ngidolain gue begitu? Apalagi dah nini-nini, bukan bocil."
Gun mengembuskan napas keras. Tak membalas ucapanku, alih-alih malah menggeser tubuhnya membiarkanku keluar kamar lebih dulu sebelum ia mengikuti langkahku di belakang—setelah menutup pintu kamarku—langkahku menuju rak sepatu dan mengambil sneakers bermerek yang sama dengan jaket dan celana yang sedang kupakai. Lalu memakai sepatu itu.
"Okey, jadi apa hubungannya kita grocery dan elo yang diundang ketemu neneknya Jeno?" tanya Gun. "Ini Jeno yang sama dengan yang ada di pikiran gue kan? Yang punya Kimsung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Celebrity And Her Perfect Match | Jeno - Siyeon
Fanfictionthe tittle was "Then, I Meet You." DISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 -------- Hidupnya yang abu...