35

643 63 4
                                    

TIDAK terasa sudah empat bulan lebih dari touring promosi produk Kimsung ke beberapa negara—aku mendapatkan laporan kalau produk terbaru Kimsung itu terjual laris manis di pasaran—dan sekarang aku mulai kembali menjalankan rutinitasku sebagai aktris semi pengangguran. Banyak tawaran dari brand-brand berbagai macam, namun langsung ditolak karena kontrak perjanjian dengan Kimsung yang masih berjalan. Tapi, ada tawaran web series baru yang akhirnya kuterima satu bulan yang lalu, karena sutradaranya merupakan kenalan baikku—dan langsung memberikan tawaran web series tersebut padaku, akhirnya aku menerima (tentu saja setelah selesai membaca naskah web series tersebut). Pak Boss senang karena ini bakal menjadi comeback sekaligus perpisahanku, tapi aku sekarang merasa otakku sedang dibagi-bagi.

Rencana pernikahan Jeno dan aku sedang berjalan. Banyak hal yang harus diurus dan Jeno menyerahkan segala halnya kepadaku—maksudku, masalah apapun, asal aku setuju maka ia juga akan setuju. Sesederhana itu—tapi aku mulai pusing membagi waktunya. Kesatu, tentu saja pernikahan ini masih di 'rahasiakan' makanya semua vendor yang terlibat sudah kuwanti-wanti agar tutup mulut, untung saja ada neneknya Jeno yang turun tangan. Kedua, Pak Boss mulai cerewet karena ada seorang paparazzi yang mengirimkan foto Jeno dan aku sedang bermesraan—ini sudah keterlaluan dan mengganggu privasiku—tapi saat mereka tahu kalau kami sedang merencanakan pernikahan, foto-foto yang sudah diambil itu akan di keep sampai semingggu sebelum acara pernikahan Jeno dan aku. Ketiga, Jeno terus saja memintaku untuk membatalkan keikutsertaan dalam web series baru ini. Jeno mengatakan kalau dia tidak suka aku beradegan mesra dengan pria lain. Dasar tukang cemburu!

Respons-ku? Ya tidak peduli lah.

Web series ini adalah plot cerita impianku. Bayangkan, aku akan menjadi dokter yang terlibat kisah romantis dengan detektif tampan. Hampir sama bukan dengan khayalanku waktu itu? nah makanya, aku merasa kalau ini adalah takdir. Tuhan memang menyukai aku rupanya.

Aku mendial nomor Jeno berulang kali, tidak diangkat. Aku sudah pusing ya sejak pembacaan naskah pertama hari ini, belum lagi ponselku yang terus diteror oleh Nenek Jeno, ibuku, dan ibu tirinya Jeno. Seolah semua orang berlomba untuk turut mengambil peran di acara besar kami berdua.

Aduh, aku kan memiliki pernikahan impian juga...

Jadi, kutampung dan iyakan sambil lalu saja ide-ide mereka, tapi belum ada tuh yang sampai kupikirkan. Aku ingin suasana yang intim dan elegan, meskipun aku tahu akan ada banyak orang yang ingin diundang, tapi itu di acara malam saja. Aku ingin acara pagi hanya orang-orang terdekatku—yang kuhitung sepuluh jari saja tidak penuh—dan orang-orang terdekat Jeno.

Pokoknya untuk acara pagi aku tidak menerima request tamu undangan. Bila perlu, Renjun dan istrinya yang tidak cantik itu juga di banned.

Aura pengantinku kelak harus keluar dengan paripurna, bisa-bisa kalau si Chaeyeon hadir aku tidak maksimal lagi karena rasa benciku juga ikut keluar. No, no, no.

"Siyeon?" aku menoleh, dan menyunggingkan senyum saat Jaemin menyapa. Disampingnya ada asisten pribadinya. Jaemin, dia adalah pemeran utama laki-laki yang di lolos casting. Dia adalah aktor yang sedang naik daun karena perannya di film "Bye, My First Love" yang membuat hati cenat-cenut. Aku tidak berlebihan, itu yang kudengar dari orang-orang.

"Belum pulang?" tanyanya.

Aku melirik Gun yang berada di sampingku. Lalu, meringis. "Mm, supir gue belum jemput."

"Mau pulang bareng aja?" tawarnya, yang langsung mendapat penentangan dari asistennya. Aku tahu, pasti takut ada kamera paparazzi dan berakhir jadi skandal.

Astaga, aku napas saja ada skandal. Baru sadar.

Aku tersenyum kecil, saat melihat mobil hitam gagah yang kukenal terlihat dari kejauhan, aku langsung kembali menatap Jaemin dan asistennya. "Err... thank you, tapi jemputannya udah dateng tuh."

The Celebrity And Her Perfect Match | Jeno - SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang