40. ENDING

1K 70 17
                                    

--2 hari kemudian--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






--2 hari kemudian--

                "Ibu yakin nggak apa-apa?"

"Duh, putri kandung sendiri aja nggak nanyain..." ucap ibu, melirikku sekilas sebelum kembali mengarahkan pandangnya pada Jeno—si menantu idola. "Ibu nggak apa, nak, sepanjang tahun juga ibu tinggal sendirian. Sudah terbiasa."

Kuputar bola mata.

"Kalau ibu mau, ibu bisa tinggal sama kami—"

"Sayang, ibu udah nyaman tinggal di rumahnya." potongku cepat. Apa-apaan ini, kenapa Jeno bersikeras agar ibuku mau tinggal bersama kami. Bukan di apartemen ya, tapi dirumah kami yang baru—yang sudah disiapkan keluarga kaya raya-ku itu sebagai hadiah karena cucu mereka menikah denganku. Tidak tahu kalau menikah dengan yang lain akan dihadiahi rumah atau tidak. Hehehe.

Ibu menatapku, menyipitkan kedua matanya sepertinya beliau tahu kalau aku bersikeras agar ibu tak mengganggu kami. Kan nanti kalau ada ibu di rumah itu kami jadi tidak bisa memeraktekkan konten dewasa di kitchen room.

"Iya, ibu tinggal di rumah saja."

"Ya udah kalau gitu, Ibu sering-sering mampir ya ke rumah?" ucap Jeno. Ya ampun, sopan sekali. Kalau seperti ini, aku seperti yang tak punya akhlak. Gawat!

Buru-buru aku menambahkan. "Mm, iya, sering mampir. Nanti kita hangout bertiga dengan nenek. Pasti seru." Aku tidak menyebut ibu tiri Jeno dalam percakapan ini karena aku tahu kalau Jeno tidak akan suka. Sebagai seorang istri aku mesti menjaga hati suamiku dong.

Good, Siyeon.

"Iya, sayang," Ibu tersenyum. "Ya udah, sana berangkat. Kalian kan harus melihat rumah dulu sebelum terbang besok pagi?"

Ah iya, kami akan berangkat bulan madu. Padahal aku sudah mengatakan kalau dirumah pun kami bisa mencetak anak yang cantik dan tampan, tapi keluarga Kimsung itu benar-benar sudah kebanyakan uang, mereka bersikeras agar Jeno dan aku bulan madu di Maldives—sesuai keinginan nenek Jeno yang kini menjadi nenekku juga.

Lalu, akhirnya kami bisa apa selain mengiakan? Lagipula disana kan keren sekali, aku bisa langsung membayangkan materi upload di medsos-ku pasti keren-keren!

Aku harus membeli bikini baru sebelum berangkat!

"He'eh," kuanggukan kepala. Lalu menatap Jeno, "Sayang, aku mesti beli beberapa baju untuk outfit di Maldives nanti."

"Emang 30 koper besar itu nggak ada yang bisa dipakai?" sela Ibu. Menunjuk ke arah koper-koper pakaianku.

Aduh, itukan sudah pernah kupakai.

"Nggak ada sama sekali," kugelengkan kepala.

"Tapi, aku nggak bisa temenin kamu ke Mall. Kamu tahu aku ada meeting sama kakek dan beberapa petinggi Kimsung sebelum kita berangkat bulan madu."

The Celebrity And Her Perfect Match | Jeno - SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang