Elvano dan Samudra tengah berjalan melintasi lobby perusahaan. Sedari pagi Elvano sibuk menghibur Sam karena sejak kejadian pertemuan Nana dan Dipta tempo hari, Samudra tiba-tiba berubah murung, ia seperti seseorang yang tengah diserang penyakit gundah gulana. Sebenarnya El sangat mewajari sikap tersebut, mengingat Sam memang sangat mencintai Nana, namun baginya hal itu tidak boleh berlarut-larut, karena ia yakin bahwa Dipta tidak memiliki perasaan sayang lebih dari seorang adik pada Nana. Disisi lain, jika hal ini terus berlanjut, tentu tidak akan baik untuk hubungan Sam dan Nana yang baru saja mulai berkembang.
"Lo yakin menu baru mereka cheesecake El?"
"Yakin lah, orang asisten gue sendiri yang tadi pagi ngasih tahu" Di depan lobby Sam kembali memastikan pada Elvano, yang hendak membawa dirinya menuju pada caffe seberang karena ingin mencoba menu baru tersebut.
Jika benar menu tersebut enak, seperti yang dikatakan oleh asisten El, maka ia berniat akan membeli beberapa dan akan ia titipkan pada El.
"Uhuyyy, neng cantik mau kemana"
Tiga gerombol laki-laki yang tengah merokok di depan kantor menggoda seorang gadis yang tengah berjalan, bisa Sam lihat bahwa gadis tersebut merasa tidak nyaman.
"Cantik-cantik kok jalannya sendirian sih Ndin. Sini-sini abang temenin"
Sekali lagi, Sam yang hendak menyebrang terusik dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh 3 laki-laki yang nampaknya adalah bawahannya. Hal itu Sam pastikan dari id card yang menggantung dileher mereka.
Dan entah apa yang merasuki Sam, tiba-tiba Sam memutar badan, batal menyebrang dan menghampiri 3 laki-laki tersebut. Ada sesuatu yang sangat mengusik hatinya, menyeruak dan tidak bisa ia tahan.
"Apa kalian pikir kelakuan kalian ini sopan?" tanpa basa-basi apapun, Samudra langsung menyemprot 3 karyawannya tersebut dengan omelan. Ekspresinya tidak bisa dibilang wajar, saat ini CEO E-Fashion tersebut terlihat amat marah. Bahkan Elvano yang tadi kebingungan karena Sam tiba-tiba mengubah arah jalan, kini ia kian bingung mendapati Sam yang tiba-tiba marah.
3 laki-laki yang ada di hadapan Samudra tadi kini menciut, meskipun sempat terbingung. Mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan barusan akan menimbulkan amarah dari atasannya.
"Apa kalian pikir pantas memperlakukan seorang wanita seperti itu?!"
"Maaf pak, kami hanya bercanda" salah seorang karyawan yang mendapatkan teguran tersebut berusaha berdalih meski dengan suara cukup pelan.
"Yang namanya bercanda itu memberikan hiburan. Lalu coba kalian tanya pada gadis ini, apakah dia terhibur? Atau dia justru merasa tidak nyaman?" Kali ini tidak ada satu pun dari 3 laki-laki tadi yang berani menjawab. Bahkan gadis yang dibelah Sam kini juga terdiam, ia sedang sibuk mengagumi sikap gantleman seorang Samudra Aradahan. Setelah ini, mustahil baginya untuk tidak jatuh cinta pada atasannya itu.
"Asal kalian tahu, apa yang kalian lakukan itu adalah tindakan cat calling, dan hal itu masuk dalam tindakan pelecehan seksual secara verbal. Jangan meremehkan hal ini, karena ini bisa menyebabkan cedera mental pada mereka yang akibatnya sangat fatal.
Bisa kalian bayangkan gak, jika hal ini terjadi pada orang-orang yang kalian sayangi? Apa kalian terima kalau adik, kakak, ibu, pasangan, atau gadis yang kalian cintai direndahkan?"
Jika Elvano tidak memegang pundaknya dan membisikan kalimat "Tenang Sam, tenang, jangan lepas kontrol" mungkin saat ini Sam masih akan terus melanjutkan omelannya.
Saat tadi melihat gadis yang bahkan tidak ia kenal mendapatkan perlakuan demikian, pikiran Sam langsung melayang pada Nana. Entah mengapa ia membayangkan apa jadinya jika yang ada diposisi gadis tersebut adalah Nana. Karena itu, ia bahkan hampir kehilangan kontrol atas emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta (TAMAT)
ChickLitSam jatuh hati di pandangan pertama pada seorang Nana, namun tentu tidak begitu dengan Nana, yang justru membenci Sam setengah mati, karena telah mengembalikan traumanya. Disisi lain, pria playboy macam Sam adalah jenis pria yang paling ingin dihind...