(5)

6.8K 1K 40
                                    

Elvano memasuki kediaman keluarga Ardhana dengan langkah cepat, ia harus segera menemui Sam. Beberapa menit sebelum ini, ia telah menelepon Samudra, menanyakan keberadaanya, dan Sam mengatakan bahwa ia tengah ada di kediaman orangtuanya.

"El-"

Sam kebingungan melihat wajah penuh amarah milik Elvano, lalu yang terjadi setelahnya adalah, Elvano menghantam pipi Sam dengan satu pukulan yang cukup keras. Hal itu bahkan membuat Sava yang juga duduk disamping Sam berteriak kaget.

"Brengsek lo!"

Lagi-lagi Elvano hendak mengarahkan satu pukulan pada Sam, beruntung Sava cepat-cepat mencegah.

"Kamu kenapa? Dateng-dateng main mukul Kak Sam!"

"Kenapa?! Tanya sama Kakak kesayangan kamu, apa yang sudah dia lakuin ke Nana?"

Tadi siang, Elvano langsung membawa Nana ke klinik dokter Dewi. Nana melalui berbagai pemeriksaan, dan berkat konsultasi pelan-pelan yang dilakukan dokter Dewi, akhirnya Nana mau bercerita bahwa Sam adalah laki-laki yang membuatnya mengalami syok trauma, karena ia tiba-tiba mencium Nana.

Usai mendengar itu, jelas Elvano sangat marah. Ia kecewa berat pada sahabatnya.

"El gue minta maaf, gue minta maaf"

Sam buru-buru mengejar Elvano yang hendak berlalu. Savana masih tidak mengerti atas apa yang terjadi. Mama dan Papa Sava, kini juga telah bergabung ke ruang keluarga demi melihat keributan apa yang sebenarnya terjadi, karena beberapa waktu lalu mendengar Sava berteriak, juga disusul suara Elvano.

"El please kita harus bicara. Gue akan jelasin semuanya"

Elvano menghentikan langkahnya, ia mencoba menenangkan diri, mencoba mengusir semua emosi gelap yang sedari tadi menguasainya. Sam yang kini menghadangnya menatapnya penuh permohonan, dan karena itu akhirnya Elvano memutuskan untuk memberikannya kesempatan.

Setelah itu, kini Elvano, Sam, dan Sava kembali duduk ruang keluarga. Sedangkan Mama Papa Sam telah kembali meninggalkan mereka, memberikan privacy, merasa ini bukan ranah mereka untuk ikut campur.

"Gue tahu lo brengsek Sam, dan gue nggak peduli lo mau ngebrengsekin siapapun, asal bukan Nana. Dia adek gue!"

Elvao membuka percakapan dengan penuh emosi.

"Gue akui gue brengsek, gue nggak punya pembelaan apapun untuk itu. Tapi, yang harus lo tahu, gue nyesel El. Demi Tuhan, Gue nyesel. Setelah kejadian malam itu, nggak satu harupun gue lewatin tanpa rasa bersalah pada Nana"

Sam diam sejenak mengambil jeda. Membiarkan Sava meraih tangan Elvano, mencoba menenangkan.

"Gue tertarik sama Nana, sejak pertama kali gue lihat dia, karena itu gue nggak bisa untuk nggak terus merhatiin dia. Dimas sadar kalau gue tertarik sama Nana. Makanya, malam itu, karena gue kalah taruhan, Dimas nyuruh gue buat nyium Nana"

"Brengske lo!"

Lagi-lagi satu pukuan membuat ujung bibir Sam berdarah, kali ini Sava sama seklai tidak menghentikan Elvano, ia juga merasa bahwa Sam layak mendapatkan pukulan tersebut. Ia juga kecewa pada kakanya.

Bisa-bisanya ia melakukan hal tidak terpuji itu, bahkan pada gadis yang saat itu tidak ia kenal.

"Iya gue brengsek. Tapi gue beneran tertarik sama Nana El, gue nggak ngerti, sejak malam itu Nana terus muncul di pikiran gue. Bahkan gunung dan alam, nggak cukup mampu buat ngalihin Nana dari pikiran gue. Gue serius El"

Elvano memandang serius Samudra, ia ingat bahwa beberapa waktu lalu sebelum Samudra memutuskan naik ke Gunung Gede, ia memang terlihat memiliki beban. Namun, ia sama sekali tidak menyangka jika masalah Sam saat itu adalah Nana.

Mantra Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang