Sam masih membiarkan Nana menangis dipelukannya, ia juga tidak mengatakan kalimat penenang apapun. Tapi, sebagai gantinya Sam mengelus-elus lembut punggung Nana. Ia berharap, setidaknya dengan demikian gadis tersebut akan merasa tenang.
Puas menangis, Nana mulai menjauhkan dirinya dari Sam. Ia tidak mengatakan kalimat apapun dan langsung berjalan ke arah tempat tidur, kemudian mendudukan dirinya di ujung ranjang. Sam mengikuti apa yang dilakukan oleh gadis tersebut.
"Kamu kapan nggak cantiknya sih Na? Masa lagi nangis gini juga tetap kelihatan cantik" Sam berujar sambil tersenyum, dan menghapus sisa air mata Nana yang masih tertinggal di pipi.
Nana mengangkat kepalanya sebentar untuk melihat ekspresi Sam saat mengatakan kalimat barusan. Hanya sebentar, lalu ia sudah kembali menunduk. Tapi, kali ini ia bukan menunduk karena menahan tangis, namun ia takut ketahuan Sam, bahwa dirinya baru saja tersipu malu.
"Tadi di garasi depan aku lihat ada sepeda. Mau main nggak?"
Kali ini Nana 100% mengangkat kepalanya, memberikan tatapan penuh pertanyaan pada laki-laki yang sedang duduk di sampingnya sambil menggenggam tangannya.
"Mau nggak?"
"Demi Tuhan Sam, sekarang jam 1 siang. Ngapain tengah hari bolong, kita panas-panasan main sepedah?"
"Biar anti maenstream" Sam menjawab sambil tersenyum dan langsung menarik tangan Nana. Dalam keadaan demikian, Nana hanya bisa pasrah, terserah Sam saja. Lagi pula dirinya juga mulai bosan seharian menghabiskan waktu dengan hanya berbaring di atas kasur.
"Ready?"
"Hmmmm" Nana menjawab malas
"Yang semangat dong Na"
"Panas Sam"
"Kita cari yang dingin-dingin, di depan komplek ada tukang es kelapa hijau"
"Yaudah-yaudah terserah"
Nana hampir saja terjatuh dari boncengan saat tiba-tiba Sam mengayuh pedal sepedah dengan cukup kencang. Beruntung saat itu Nana memberikan respon cepat dengan memeluk Sam.
Dasar Sam Modus!
"Katanya mau ke depan komplek, kok malah muter-muter sih Sam? Kan tadi harusnya tinggal lurus aja"
"Sengaja Na, biar nggak cepet nyampe haha"
Ya, hanya Samudra Ardahan yang bisa membuat Nana melakukan berbagai macam hal konyol dalam hidupnya. Seperti saat ini contohnya, kurang kerjaan apa coba? siang-siang panas-panas, bukannya diam dalam rumah dan menikmati pendingin ruangan, ini malah sepedahan keliling komplek.
"Auuuu, Na sakiiiit" Sam mengeluh saat Nana tiba-tiba mencubit pinggangnya
"Lurus, nggak usah belok lagi!"
Nana memerintah tegas, saat sadar Sam hendak kembali membelokan sepedah masuk ke gang sebelah.
"Haha oke-oke. Siap, Bu bos sayang" Nada bicara Sam sangat riang saat mengatakan kalimat barusan. Nana yang tidak ingin tertangkap basah senang dengan panggilan Sam memilih kembali mencubit pinggang Sam. Tapi kali Sam, tidak protes, ia justru tertawa, dan menarik satu tangan Nana untuk melingkari pinggangnya. Demi Tuhan, Sam rela mengayuh sepeda lebih jauh lagi, asal Nana mau memeluknya lebih lama.
Sam memenuhi ucapannya, ia bena-benar membawa Nana pada salah satu pedagang es kelapa hijau di depan komplek perumahan Nana. Dan tentu, ini adalah pertama kalinya Nana melakukan hal ini. Boro-boro mau beli es kelapa hijau, ia saja bahkan baru tahu kalau disini ada warung es.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta (TAMAT)
ChickLitSam jatuh hati di pandangan pertama pada seorang Nana, namun tentu tidak begitu dengan Nana, yang justru membenci Sam setengah mati, karena telah mengembalikan traumanya. Disisi lain, pria playboy macam Sam adalah jenis pria yang paling ingin dihind...