(Jangan Males Pencet Bintang, Oke?)
Tangan Nana buru-buru mengambil gelas yang ada di sampingnya, ia tidak haus namun entah mengapa ia merasa bahwa ia harus minum saat ini. Sayangnya, saat ia mencoba menengguk gelas tersebut, ternyata tidak ada lagi air.
Elvano yang melihat tingkah Nana, buru-buru mengangsurkan gelas yang ada di depannya yang masih berisi air, untuk Nana, yang kini terlihat begitu grogi dan salah tingkah.
Sedangkan Samudra yang duduk si seberang Nana, kini juga menampakkan ekspresi yang tidak jauh berbeda. Lelaki yang biasanya amat lihai menggoda wanita tersebut kini justru merasa salting, setelah mengingat apa yang ia dan Nana lakukan beberapa waktu lalu. Bahkan debaran jantung Samudra, hingga saat ini masih belum bisa di normalkan.
"Mau berapa tusuk Bang?"
Savana yang tengah mengambilkan makanan untuk Sam bertanya, namun pertanyaan tersebut sama sekali tidak direspon oleh Sam yang hingga kini masih terus mencuri-curi pandang pada Nana, sambil malu-malu.
Hal itu jelas membuat Sava dan Elvano tersenyum, serta geleng-geleng kepala. Melihat mereka berdua rasanya seperti melihat dua anak remaja yang baru pertama kali jatuh cinta.
"100 ya Bang"
Sava bertanya menggoda.
"Iya, Boleh"
Jawab Sam tanpa sadar, hal itu langsung membuat semua orang mengerahkan pandangan pada Samudra.
"Mau jadi titisan Susana apa gimana lo?"
Tanya El dengan tawanya.
"Eh gimana?"
Sam bertanya bingung, saat mendengar Elvano tiba-tiba menyebut nama salah satu tokoh horor paling melegenda di Indonesia.
Sava yang tidak tega melihat Abangnya jadi bulan-bulanan langsung mengangsurkan piring yang telah ia isi makanan.
"Na, kalau nanti kamu jatuh cinta, jangan mendadak budek kayak Samudra gitu ya"
Ternyata Elvano tidak menghentikan aksi ledekannya. Nana enggan meladeni dan hanya menggelengkan kepala, karena dirinya sendiri saat ini masih begitu canggung, dia juga tidak mengerti apa yang harus ia lakukan saat ini.
Beberapa waktu lalu, saat tiba-tiba Nana mendengar namanya dipanggil-panggil oleh Elvano, dan listrik telah menyala, Nana mendadak beku karena menyadari ia dan Samudra tengah berpelukan dengan begitu erat. Saat matanya dan mata Sam bertemu, Nana merasa seolah dunia berhenti. Tatapan Sam mengunci dirinya, membuatnya tidak mau beranjak meski saat itu ia tahu Elvano dan Sava menghampirinya. Akhirnya, Nana baru kembali sadar saat Sam membantunya berdiri.
***
"Nanti malam mau dinner nggak?"
"Gue gak ada waktu"
Samudra menjawab malas ajakan Irene Handayani, salah satu desiner yang bekerja sama dengan Efashion. Semua orang tahu bahwa Irene menaruh hati pada Samudra. Bahkan ada banyak orang yang mengasumsikan bahwa pasangan resmi Sam adalah Irene, karena mereka kerap hadir bersama dalam event-event penting. Hadir sebagai pasangan.
"Kamu berubah Sam"
"Gue bukan power ranger"
Sam masih menjawab dengan ogah, ia bahkan tidak menghianati layar ponselnya yang kini tengah menampilkan aplikasi Efashion untuk mengecek satu dan lain hal.
"Nah, yang kayak gini ini. Kamu biasanya gak pernah nyuekin aku kayak gini. Kamu gak pernah ngejawab aku sembarangan. Kamu gak hargai aku Sam, kamu sudah gak peduli sama aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta (TAMAT)
ChickLitSam jatuh hati di pandangan pertama pada seorang Nana, namun tentu tidak begitu dengan Nana, yang justru membenci Sam setengah mati, karena telah mengembalikan traumanya. Disisi lain, pria playboy macam Sam adalah jenis pria yang paling ingin dihind...