“Yeaayy beres” Dipta berseru senang karena kutek di kuku Nana yang tadi berantakan kini sudah selsai a hapus. Nana hanya tersenyum singkat, ia sedang bertanya—tanya, apakah yang ia lakukan saat ini tidak melukai Samudra?
Ngomong-ngomong soal Samudra, kini Nana sedang celingukan mencari-cari sosok Sam. Sepertinya tadi ia terlalu asyik mengobrol dengan Dipta, samapai tidak sadar bahwa Samudra sudah meninggalkan ruang tv.‘Apa Sam pulang?’
“Nyariin Sam Na?” Elvano adalah orang pertama yang peka atas gelagat Nana.
“Hehe iya Bang. Dia kemana?”
“Tadi katanya mau keluar bentar, mau nelpon orang. Tapi nggak balik-balik”
Nana manggut-manggut, dalam hati ia merasa bersalah. Ia takut Samudra merasa tidak dianggap.
“Sini Abang pakein lagi kuteknya” Dipta memegang tangan Nana bersiap memakaikan pewarna kuku. Namun, Nana tiba-tiba menariknya “Nggak usah Bang, sudah nggak ingin pakai kutek hehe” Setelah mengatakan kalimat tersebut Nana berdiri dan berjalan keluar.
Saat sampai di halaman depan, Nana melihat Sam sedang berdiri sambil menengadahkan kepala ke atas.
‘Menghitung bintang?’ Nana tersenyum memperhatikan Sam dari belakang.
“Lagi ngapain sih?” Pertanyaan Nana membuat Sam sedikit terkaget.
“Ngitung bintang”
“Serius?” Nana tidak menyangka tebakannya beberapa detik lalu ternyata benar adanya
“Kamu kenapa keluar? Bukannya lagi asyik sama Bang Dipta?”
“Cemburu?”
Sam menghela napas, lalu membalikan badan agar bisa berhadapan dengan Nana dengan sepenuhnya. “Aku cinta sama kamu Na, ya jelas aku cemburu” Sam berujar dengan Nada yang sangat lembut sambil kedua tangannya memegang pundak Nana.
Lagi-lagi Nana dibuat berdebar dengan kelakuan Samudra.
“Sorry, aku nggak bisa ngonrol perasaan aku. Aku tahu, bagi kamu Dipta adalah kakak laki-laki. Tapi bagi aku nggak Na”
“Kami dekat dari ekcil Sam. Dia selalu jadi kakak buat aku, dan akan selalu begitu” Entah mengapa Nana merasa ia harus menjelaskan hal ini pada Sam. Ia merasa bertanggung jawab untuk menghilangkan risau dari hati Samudra.
Usai mendengar kalimat tersebut, entah keberanian dari mana, tiba-tiba Sam menarik tubuh Nana, membawanya dalam pelukan. Tapi ia sungguh sedang membutuhkan ini.
“Jangan protes, aku butuh pelukan penenang. Siapa suruh kamu bikin aku cemburu” Sam buru-buru memberi peringatan pada Nana, yang tadi hendak mendorong tubuhnya. Tapi setelah mendengar kalimat Sam, Nana langsung mengurungkan niat. Bahkan tanpa sadar, gadis tersebut membalas pelukan Sam dengan mengusap-usap lembut punggung Sam, mencoba memadamkan api cemburu yang sedang mengusai laki-laki tersebut.
Satu hal yang tidak disadari oleh Nana dan Samudra adalah, Dipta sedang berdiri mematung di ambang pintu, menyaksikan semau pemandangan romantis yang menikam hatinya dengan sangat.
“Lo lihat kan Bang? Sam laki-laki baik” suara Elvano membuat Dipta berbalik, mengalihkan tatapannya dari pelukan mesra Nana dan Sam.
“Pelukan itu nggak membuktikan appapun El” Dipta masih keras kepala
Diam menggantung diantara mereka, saat ini Nana dan Sam melepaskan pelukan, mereka sedang duduk sambil menunjuk-nunjuk langit, entah membicarakan apa.
“Bang”
“Kenapa?”
“Lo sayang sama Nana?”
“Jauh lebih besar dari sayang lo ke dia” Dipta menjawab tegas
“Sayang sebagai kakak pada adiknya? Atau laki-laki kepada perempuan?” Pertanyaan Elvano membuat Dipta menatap Elvano dengan serius, ada rasa kaget yang tidak bisa disembunyikan oleh Dipta.
“Jawab Bang” Elvano mencecar
“Haha lo saja bahkan peka sama perasaan gue, tapi kenapa Nana enggak ya?” Jawaban yang diberikan oleh Dipta dengan nada ringan dan santai justru terasa seperti petir yang menyambar-nyambar kepala Elvano. Ini bukan jawaban yang ia inginkan. Elvano selalu berharap kecurigaannya tidak akan terbukti. Tapi sayangnya, Dipta justru dengan mudah mengakui perasaanya.
“Sorry Bang” lirih Elvano mengucapkan kata permintaan maaf tersebut. Perasaan Elvano kini campur aduk, tapi yang pasti ia merasa sangat bersalah pada Dipta. Dulu, ia tidak pernah meyangka bahwa perasaan Dipta terhadap Nana melebihi rasa sayang Kakak terhadap adiknya, karena itu, saat ia tahu Samudra serius terhadap Nana, ia langsung menjodohkan mereka. Sialnya, kini apa yang lakukan ternyata melukai Dipta.
Dipta tersenyum mendapati Elvano yang kini tertunduk, penuh penyesalan “Nggak usah minta maaf. Cepat atau lambat, gue yakin Nana bakal balik ke pelukan gue. Gue bakal rebut kembali apa yang seharusnya jadi milik gue”
“Bang-”
“Lo tenang aja El, gue akan bermain secara adil. Nggak akan pakai cara licik apapun untuk menyakiti siapapun. Gue akan tunjukin dengan sikap dan prilaku gue, bahwa gue, juga layak untuk jadi pendamping hidup Nana”
El hanya menatap nanar ke arah Dipta yang kini sudah berjalan meninggalkanya untuk masuk ke dalam rumah.
“Gue harus gimana Na?” Elvano mengalihkan pandangannya pada Nana dan Sam yang sedang asyik tertawa dan bercanda di halaman depan.
***
“Okey, nanti malam aku jemput jam 7”
“See you. Miss You Na”
“Miss you too nya mana?”
“Haha oke-oke bye”
Elvano mendengarkan percakapan sepihak yang dilakukan oleh Samudra melalui panggilan telepon. Tanpa diberi tahupun, Elvano sudah bisa menebak bahwa lawan bicara Sam diseberang adalah Nana.“Mua pergi sama Nana?”
“Iya, nonton ke biskop”
Elvano hanya menguk-angguk, ia bahkan tidak memberikan kalimat wejangan apapun.
“Lo kenapa? Lagi ada masalah?”
“Eh? Enggak, nggak ada apa-apa”
“Berantem sama adek gue?”
“Kalo gue berantem, nggak mungkin ada bekal itu kan? Elvano menunjuk kotak bekal yang tadi bawa oleh Samudra.
“Iya juga sih” Sam manggut-manggut
“Jagain Nana baik-baik, jangan sakitin dia kalo lo memang serius sama dia. Jangan kecawain gue Sam”
Samudra memberikan tatapan serius pada Elvano yang entah mengapa terlihat seperti memikul beban saat mengatakan kalimat barusan “Gue janji demi apapun yang gue miliki. Gue akan jagain Nana sebaik mungkin. Gue nggak akan biarin dia netesin air mata sedikitpun. Lo bisa pegang janji gue El”
Kali ini Elvano tersenyum, dan memberikan pelukan ala laki-laki pada Sam sebelum ia meninggalkan ruang kerja Sam. Sebenarnya ini hari Sabtu, dan seharusnya mereka tidak perlu ke kantor, tapi karena ada beberapa masalah, terpaksa mereka harus datang ke kantor.
Elvano masih tidak mengerti apakah keputusannya untuk tetap mendukung Samudra adalah tepat atau tidak. Tapi, hati kecilnya mengatakan bahwa bahwa Samudra memang orang yang ditakdirkan untuk Nana. Disisi lain, ia juga melihat bahwa Nana telah mulai menerima kehadiran Sam.BERSAMBUNG
Maafin jam segini baru update, kelupaan soalnya seharian tepar gegara mag kambuh huhu. Untungnya ini ada stok updatetan hehe.
Untuk yg tunggu lapak sebelah (90 Days) maaf ya belom bisa update. InshaAllah Senin ya🥰
Thanksluv
Nona❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta (TAMAT)
ChickLitSam jatuh hati di pandangan pertama pada seorang Nana, namun tentu tidak begitu dengan Nana, yang justru membenci Sam setengah mati, karena telah mengembalikan traumanya. Disisi lain, pria playboy macam Sam adalah jenis pria yang paling ingin dihind...