(6)

6.6K 901 49
                                    

"Nggak kesasar lo?"

Ujar Elvano sambil tertawa dan menyapa Sam yang barus saja sampai di rumahnya.

"Kebangetan sih kalau gue sampai nyasar, orang tinggal ngikutin maps"

Ujar Sam cuek sambil mengikuti langkah kaki Elvano. Setelahnya ia menyapa Bunda Elvano yang sedang duduk di ruang tamu bersama seorang gadis yang Sam tidak kenal.

"Eh yang Tante tunggu-tunggu sampai juga akhirnya"

Mama Elvano menyapa saat Sam menghampirinya dan bersalaman, mencium tangan.

"Ini Dokter Dewi Sam, dokter yang selama ini nanganin Nana"

Dokter Dewi dan Sam setelahnya berkenalan, dan disaat yang sama Bunda Elvano memilih untuk pergi ke dapur, ia sebenarnya tengah sibuk karena sedang membuat cheesecake kesukaan Nana.

"Sebenarnya, ini cukup beresiko El"

Dokter Dewi memulai pembicaraan serius. Sekali lagi ingin menanyai Elvano, apakah ia yakin akan melakukan rencananya hari ini.

"Saya tahu Dok, tapai kalau kita tidak mencobanya sekarang, sampai kapan Nana akan terus seperti ini? Kita semua selalu berharap Nana bisa sembuh. Dan mungkin saja, Sam adalah perantara yang selama ini kita tunggu, jadi tidak ada salahnya kita mencoba"

Dokter Dewi mengangguk, ia menatap Sam sebentar. Kemarin siang, Elvano telah menghubunginya, menceritakan semua duduk permasalahan antara Sam dan Nana, juga rencana Elvano untuk mendekatkan Sam dan Nana. Ini adalah eksperimen yang mereka perlukan untuk bisa menyembuhkan Nana, namun juga begitu beresiko untuk Nana.

"Oke, pastikan Sam menjaga jarak yang cukup jauh dari Nana, jangan sampai ada kontak fisik sedikitpun. Di meja taman belakang, Sam, kamu duduk di kursi paling ujung, dan Nana kita taruh di ujung seberang

El, sebelum itu, kamu pastikan ada di samping Nana, pelukan adalah kuncinya, buat Nana yakin sama kamu, kasih suggesti Nana, bahwa semua akan baik-baik saja. Buat Nana percaya sama kamu"

Dokter Dewi memberikan arahan pada kedua laki-laki yang ada di depannya. Setelahnya mereka langsung menuju taman, kecuali, El yang memilih menjemput Nana yang kini masih ada di rumah orang tuanya.

"Bang aku mager ih"

Nana enggan beranjak dari kasurnya saat Elvano tiba-tiba masuk dalam kamarnya dan menyuruhnya untuk meninggalkan kegiatan membaca novel yang ia lakukan.

"Beneran nih nggak mau? Bunda lagi bkin cheesecake lho"

Mata Nana yang tadi tengah menelusuri kalimat demi kalimat di dalam novel, kini berbinar menatap Elvano. Dengan gerakan cepat, ia langsung bangkit dari kasur dan menghampiri Abangnya.

"Abang ngak bohong kan?"

Elvano tertawa dan langsung mengacak gemas rambut Nana. Di matanya Nana selalu seperti ini, seperti adik kecil yang gemar ia jahili, dan akan selalu menangis tiap chesecake kesukaanya ia gigit.

Elvano menatap Nana dalam, ia perasaan khawatir yang amat besar, namun kalah besar dari harapan yang ia miliki. Sejak pembicaraanya terakhir kali dengan Sam, ia telah bertekad akan lebih berani mengambil risiko, demi Nana.

"Abang bohong Ya"

Ucapan Nana barusan, kembali menyadarkan Elvano.

"Telfon Bunda kalau nggak percaya"

"Oke, aku percaya. Ayo cepetan Bang!"

Nana yang semula ogah-ogahan kini justru menyeret Elvano dengan begitu bersemangat. Elvano bahkan sampai harus ikut-ikutan berlari kecil.

Mantra Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang