"Na"
Narana yang baru saja memasuki ruang tamu kediaman Elvano berjengkit kaget, karena saat ia tengah fokus pada ponselnya, tiba-tiba suara yang sangat ia kenal mengagetkannya.
Bukan, itu bukan suara Elvano. Itu adalah suara Samudra Ardhana-sahabat Elvano. Nana juga tidak mengerti mengapa Sam sangat giat sekali mengunjungi kediaman Abangnya akhir-akhir ini.
Reaksi Nana saat melihat Sam sudah tidak separah waktu sebelum-sebelumnya. Hal ini mungkin karena Nana sudah sering bertemu dengan Sam, juga mungkin karena sugesti yang terus menerus diberikan oleh Elvano, bahwa Sam adalah orang bak. Akan tetapi, itu juga bukan berarti Sam bisa berdekatan dengan Nana.
Nana tetap harus menetapkan jarak aman pada lelaki tersebut agar phobianya tidak kambuh, mungkin sekitar 1,5 sampai 2 meter jauhnya. Jika lebih dekat dari itu, tubuh Nana akan kembali bereaksi. Rasa takut itu akan muncul lagi.
"Baru pulang kerja Na?"
Samudra kembali menyapa Nana yang barusan hanya terkaget di tempatnya dan tidak memberikan respon.
Sayangnya sapaan Sam barusan, lagi-lagi sama sekali tidak diindahkan oleh Nana. Gadis itu hanya membalas dengan tatapan tidak suka, lalu pergi menuju ruang makan untuk menghampiri Bunda Elvano yang tadi memanggilnya untuk mengambil semur ayam kesukaan Mamanya.
Sam kembali menarik napas, ia tahu menaklukan Nana adalah pekerjaan rumah yang sangat sulit untuknya. Ada jalan terjal yang mau tidak mau harus ia lewati, namun percayalah, bahwa Sam sama sekali tidak gentar. Rasanya semakin Nana menolak, justru semakin kuat niat Sam untuk mendekat pada Nana.
***
"Kesambet penunggu gedung baru tahu rasa lo Sam"
Elvano yang baru masuk ke ruang kerja Sam, langsung memberikan ledekan pada sahabatnya tersebut, saat ia melihat Sam tengah melamun dengan begitu serius.
Sam tidak menjawab, ia yang tengah pusing menyusun strategi untuk menaklukan hati Nana, kini justru mengurut pelipisnya yang entah sejak berapa menit lalu tiba-tiba berdenyut pusing.
"Lagi mikirin Nana?"
Tebak Elvano yang penasaran pada muka keruh seorang Samudra. Bertahun-tahun mengenal Sam, Elvano tahu bahwa biasanya, Samudra hanya akan menunjukkan ekspresi saat dirinya tengah stres dengan tugas kuliah, kala mereka masih kuliah dulu. Atau saat Sam mendapat banyak tekanan di pekerjaannya. Namun, akhir-akhir ini, Elvano tahu bahwa perusahaan sedang sangat baik-baik saja, jadi, jelas tidak mungkin ekspresi keruh Sam adalah karena urusan pekerjaan.
Satu-satunya kemungkinan yang bisa ditebak oleh Elvano ketika membaca ekspresi Sam adalah Narana Jenggala.
"Pusing gue mikirin cara jinakin adek lo. Udah tiap hari gue deketin tapi nggak ada progres. Yang ada justru kemunduran. Kemarin 3 hari berturut-turut dia bahkan nggak mau dateng ke rumah lo"
Elvano tertawa keras setelah mendengar Samudra mengucapkan sederet kalimat barusan dengan ekpresi kelelahan.
Samudra yang tengah ditertawakan, langsung menghujani Elvano dengan tatapan tidak suka. Bukannya membantu, sahabatnya itu sepertinya justru sangat menikmati penderitaanya.
"Mau gue kasih tahu kode rahasia nggak?"
Elvano balas menatap Sam dengan tatapan sok misterius. Namun ditelinga Sam, ucapan Elvano barusan terdengar seperti sebuah harapan baru yang mungkin bisa membuatnya dekat dengan Nana.
"Apaan?"
"Nggak gratis dong"
Sam langsung mengerling saat mendengar Elvano mengucapkan hal tersebut sambil sedikit tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta (TAMAT)
ChickLitSam jatuh hati di pandangan pertama pada seorang Nana, namun tentu tidak begitu dengan Nana, yang justru membenci Sam setengah mati, karena telah mengembalikan traumanya. Disisi lain, pria playboy macam Sam adalah jenis pria yang paling ingin dihind...