(25)

4.5K 715 110
                                    

Saat ini, Nana sedang duduk sambil mengaduk-aduk nasi goreng yang tadi dibawakan oleh Dipta. Entah kenapa Nana kepikiran Samudra, tiba-tiba ia ingin sekali bertemu dengan laki-laki itu.

Nana rindu?

"Na, makanan jangan di aduk-aduk. Makan yang bener" Nana spontan mendongak pada Dipta yang ada di hadapannya. Ia kemudian nyengir dan mulai memasukan satu suap nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Kan tadi kamu yang minta nasi goreng. Masakan abang nggak enak ya? Apa mau abang beliin makanan lain?"

Nana menggeleng cepat "Nggak Bang, nggak usah. Ini enak kok hehe"

Dipta tersenyum dan melanjutkan acara makannya. Saat ini mereka sedang duduk di meja rumah makan keluarga Nana. Orang tua Nana sedang bekerja, begitu pula dengan Elvano. Sebenarnya sudah 100% sembuh, hanya saja ia masih malas kembali ke butik. Lagi pula saat ini bukan high season, jadi ia bisa sedikit bersantai di rumah, tanpa perlu repot memikirkan pekerjaan.

"Princess, malam minggu nanti mau nonton gak? Kata teman abang ada bioskop outdor gitu, ntar kita nontonya dari dalem mobil, jadi kamu tetap aman. Giamana? kayanya sih bakal seru"

"Nggak bisa deh bang kayanya"

"Kenapa? Emangnya kamu ada acara?"

Nana tersenyum mengingat rencananya bersama Sam "Iya, mau dinner bareng Sam hehe" Tempo hari, setelah tiba-tiba memegang wajah Nana, dan dengan konyolnya mengucapkan mantra cinta, tiba-tiba Sam memeluknya dan mengajaknya untuk dinner malam minggu nanti.

Dipta menghentikan sendok yang sudah melayang hendak menyuapkan nasi goreng ke mulutnya, setelah mendengar kalimat Nana barusan.

'Sial, kenapa harus Sam lagi'

"Abang mau tanya sesuatu sama kamu" kali ini sendok Dipta sudah sempurna ia letakan di atas piring. Dari wajahnya, Nana tahu Dipta sedang mengajaknya bicara serius.

"Kamu suka sama Samudra?" Nana menelan ludah saat Dipta menyelesaikan kalimatnya. Ia blank, bingung harus menjawab apa. Nana yakin hatinya sudah luluh pada Sam, namun ia tidak tahu seberapa besar perasaan itu. Apakah tidak apa-apa jika ia bilang pada orang lain jika ia sudah memiliki perasaan pada Sam? Atau jangan-jangan ia terlalu terburu-buru menafsirkan perasaannya?

"Jawab Na, Abang pengen tau"

"Hmm, kenapa abang tanya kaya gitu?" Ragu-ragu Nana memberikan pertanyaan balik

Dipta tidak langsung menjawab, ia menatap intens mata Nana beberapa saat, tatapan mereka saling mengunci hingga Nana tiba-tiba memalingkan wajah, dan justru kembali menatap nasi goreng. Entahlah, Nana merasa ada yang aneh dari suasanya dengan Dipta, ini tidak seperti biasanya.

"Karena Abang.... Abang sebenrnya... hmm Abang-"

"Nana sayaaaang" Suara nyaring Elvano memecah keseriusan diantara Dipta dan Nana

"Eh ada Bang Dipta? Kirain gue Nana sendirian" Elvano mengambil posisi duduk tepat di samping Nana, dan langsung menyendok nasi goreng milik Nana.

"Kenapa pada diem-dieman sih?"

"Nggakpapa. Lo nggak kerja?" Dipta buru-buru mengalihkan pembicaraan. Ia sadar bahwa saat ini bukan waktu yang tepat baginya untuk membahas masalah perasaan dengan Nana. Tidak hari ini, nanti saja.

"Lagi jam makan siang Bang. Tadi Mama nelpon katanya Nana sendirian, makanya aku kesini" Dipta dan Nana manggut-manggut, mereka sudah kembali menikmati nasi goreng masing-masing.

"Tadi Sam mau ikut kesini Na, tapi tiba-tiba ada masalah di divisi finance, jadi dia gak jadi ikut"

Bisa Nana lihat, Dipta mencengkeram sendoknya ketika mendengar nama Sam diucapkan oleh Elvano. Hal itu membuatnya bertanya-tanya, 'mengapa Dipta sepertinya tidak menyukai Sam?'

Mantra Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang