"Please deh ini kenapa mendadak mati gini sih?!"
Nana menggerutu sambil terus memencet-mencet remot ac yg ada ditangannya. Ia kesal bukan main karena ac di ruangannya mendadak mati. Padahal sekarang suhu Jakarta sedang panas-panasnya.
"Butuh bantuan?"
Nana terlonjak kaget saat mendengar suara seorang laki-laki, dan saat ia berbalik untuk memastikan, ternyata itu adalah Samudra. Laki-laki yang sebenarnya masih ingin ia hindari. Kejadian di tenda terakhir kali, entah mengapa selalu membuat Nana salah tingkah saat mengenangnya.
"Ngapain kesini?"
Nana berusaha bertanya dengan nada suara senormal mungkin. Ia mencoba mempertahankan nada ketus yang biasa ia gunakan.
Tapi, bukannya menjawab, Samudra justru hanya senyum-senyum sambil berjalan maju, mendekat pada Nana. Tentu saja dengan sigap Nana berusaha mengambil lanngkah mundur.
"Jangan deket-deket! Gue punya phobia, gue ingetin kalao lo lupa"
"Hahaha phobia kamu gak berlaku buat aku Na, aku ingetin juga kalau kamu lupa"
Jelas saja Nana makin salah tingkah. Bodoh sekali dia, bisa-bisanya mengatakan kalimat konyol tersebut disituasi saat ini. Tapi untungnya, Sam juga peka akan keadaan, ia memilih untuk menghentikan langkahnya, tidak lagi mendekat pada Nana yang sudah terpojok di meja.
"Kamu gak perlu malu soal kejadian romantis kita di tenda tempo hari Na. Gak usah kamu pikirin, biarin semua mengalir sebagaimana mestinya"
Dengan nada jumawa Samudra mengucapkan kalimat tersebut. Dan jelas sekali kini pipi Nana blushing seketika. Lagi-lagi pikirannya yang konyol memutarkan adegan di tenda tempo hari.
Terkutuk kau wahai Samudra stupid!
"Btw, mumpung kita lagi ngomongin soal kejadian di tenda, yuk kita coba lakukan misi pertama mengenal dunia"
Nana menaikan satu alisnya, mencoba memahami maksud dari kalimat Samudra.
Melihat wajah bingung Nana, Samudra akhirnya kembali melangkahkan kaki, menuju pada gadis pencuri hatinya "Kita makan siang di luar ya?"
"ENGGAK!" jawaban tersebut diberikan oleh Nana dengan cepat dan tegas. Sepertinya Samudra benar-benar sudah kehilangan akal sehat.
"Na, kamu udah setuju waktu kita di tenda kemarin. Kalau gak kita coba sekarang, mau kapan?"
Dengan nada lembut Samudra mencoba membujuk gadis yang sangat keras kepala itu. Samudra pernah bilang kan? Menghadapi Nana memang bukan perkara mudah. Karena itu, saat berhadapan dengan Nana, mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, ia harus menyiapkan stok sabar lebih banyak, lebih besar.
"Kamu tenang aja, ada aku. Aku janji akan selalu nemenin kamu, jagain kamu. Selama ada aku, kamu harus percaya gak akan ada hal buruk apapun Na"
Samudra yang telah ada dihadapan Nana mengatakan kalimat tersebut dengan nada penuh meyakinkan dan mengelus pelan lengan Nana.
Akhirnya setelah menimbang dengan sangat cermat, dan dengan kesadaran penuh atas resiko yang akan ia hadapi, Nana memutuskan untuk mempercayakan hidup dan matinya kali ini pada seorang Samudra Aradhana. Laki-laki yang bahkan dulu sangat ia benci karena bersikap kurang ajar di pertemuan pertama mereka.
Samudra bernapas lega saat melihat Nana akhirnya mau menganggukkan kepala meski dengan sangat ragu-ragu. Menurutnya ini adalah hal baik, pintu pertama untuk menyembuhkan Nana kini telah terbuka.
♡♡♡
Kalian harus percaya bahwa sepanjang perjalanan, Nana sungguh tidak bisa menenangkan diri. Jantungnya berdebar-debar, tangannya juga sudah sangat dingin. Berkali-kali ia meminta pada Samudra untuk membatalkan rencana ini, namun sepertinya tekad laki-laki itu sudah sangat bulat.
Setelah 27 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah caffe. Caffe yang sebenarnya biasa saja untuk mereka datangi, caffe yang terbilang cukup jauh dari kantor Nana maupun Samudra. Akan tetapi Sam sengaja memilih caffe ini, karena jaraknya yg sangat dekat dari tempat praktek Dokter Dewi.
Kalian harus ingat bahwa ini adalah percobaan perdana mereka, tentunya Samudra tidak ingin mengambil resiko jika sesuatu terjadi pada Nana. Karena itu ia telah berkoordinasi dengan Dokter Dewi, dan akhirnya memilih caffe ini.
"Lets go Na, petualangan dimulai!" Setelah membukakan pintu mobil untuk Nana, ia mengulurkan tangan.
"Percaya sama aku, semua akan baik-baik aja, pasti baik-baik aja" masih sambil menggenggam tangan Nana yang sangat dingin, Samudra mulai mengajak Nana melangkahkan kaki, menuju caffe yg ada di depan mereka.
Dalam hati, Nana terus merapalkan doa dan meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. Ia menggenggam tangan Samudra dengan begitu erat. Sayangnya seluruh harapan Nana menciut, hampir hilang, saat ia melihat betapa banyaknya laki-laki yang ada di ruangan tersebut.
Tanpa sadar Nana langsung memejamkan mata, membiarkan Samudra menuntunnya entah kemana.
Samudra jelas sadar atas apa yang dilakukan Nana, namun ia membirkannya saja. Dan bukan hanya Sam yang menyadari hal itu, karena kini pengunjung caffe yang ada hampir semuanya memandangi mereka. Mungkin sebagian dari mereka berpikir bahwa Sam tengah menuntun pacaranya yang memiliki gangguan penglihatan. Atau mungkin sebagian lainnya berpikir bahwa Sam sengaja menyuruh Nana merem karena tengah menyiapkan surprise.
Tapi tentu saja, semua dugaan mereka salah.Akhirnya Sam dan Nana berhenti di meja paling ujung dan paling pojok di ruangan tersebut. Setelah dengan pelan Samudra mendudukan Nana di sebuah kursi, gadis tersebut baru benar-benar berani membuka mata. Detik itu ia langsung menghembuskan napas lega, karena di depan matanya, satu-satunya laki-laki yang ia lihat hanyalah Samudra Aradhana.
"God job girl"
Ujar Samudra riang sambil menjawil ringan hidung Nana. Mana Samudra tahu, bahwa hal tersebut sungguh memberikan dampak besar untuk perasaan Nana. Sungguh Sam tidak akan tahu, bahwa benteng Narana Jenggala, pelan-pelan mulai rapuh.BERSAMBUNG
Halloo, sorry upnya agak kemaleman, soalnya kerjaan baru kelar pas isya tadi hihi.
Pokoknya hope you guys enjoy this chapter ya ♥️🤗
Seperti biasa jangan lupa mampir ke ig @hallononaaa untuk info update cerita ini dan menikmati karya lainnya!!🤗
Thanksluv
Nona ♥️

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta (TAMAT)
أدب نسائيSam jatuh hati di pandangan pertama pada seorang Nana, namun tentu tidak begitu dengan Nana, yang justru membenci Sam setengah mati, karena telah mengembalikan traumanya. Disisi lain, pria playboy macam Sam adalah jenis pria yang paling ingin dihind...