Sembilan

328 25 14
                                    

"Capeeeeek pengen nikah ajaaaaa."

Inoue mendengus sebal ketika dengar keluhan Hono. Kebiasaan banget kalau lagi ngerjain tugas.

Kadang kesal sama sikap teman satu jurusannya ini. Lebih banyak ngeluh daripada bersyukur. Inoue udah sering ngingetin jangan sering-sering ngeluh, malu sama orang diluar sana yang nggak punya kesempatan kuliah tapi ada semangat untuk belajar hal lainnya. Tapi yang namanya Hono, ya... Ya.. Ya gitulah.

Inoue akui, Hono emang nggak punya kemampuan lebih dalam bidang akademik. Tapi kalau dibidang non-Akademik kayak Voli, Hono lebih berbakat. Anak itu punya keinginan besar kalau soal Voli.

Saat itu ada turnamen kampus, tapi Hono nggak boleh ikut karena kakinya cedera. Bisa Inoue bilang kalau Hono itu bebal banget. Soalnya disuruh istirahat dirumah malah ikut latihan, walaupun yang dia lakukan cuma ngambilin bola yang keluar dari lapangan doang.

Inoue tahu persis gimana rasanya cedera kaki. Sakit, sakit banget. Saat telapak kaki nginjak lantai rasanya nggak bisa dibilang pakai kata-kata. Perihnya tidak tertahankan. Meskipun pengennya jalan, tapi karena kaki sedang sakit gitu ya harus tahan dengan godaan untuk bergerak bebas.

Kalau boleh jujur, dia iri ama Hono. Seberapa sakit pun yang anak itu rasakan bahkan nggak mematahkan semangatnya untuk Voli. Dengan kaki yang cedera, bukannya diam dia malah semangat lari. Padahal yang lain ngilu ngeliat kakinya, si Hono malah biasa aja.

Irinya disitu doang. Selainnya nggak ada. Hono lemot. Bikin kesel.

Tapi yang bikin heran entah kenapa dia bisa punya pacar.

"Kapan gue luluuuus!?"

Hono teriak lagi. Ini nih yang malesin kalau ngerjain tugas bareng Hono. Suka banget teriak-teriak pas di telinganya.

"Baru juga semester tiga, ngeluh mulu kalau ngerjain tugas." Cibir Inoue.

"Capek gue. Pengen hidup enak aja." Hono menaruh kepalanya di atas meja tempat mereka ngerjain tugas.

"Mau tahu lo?"

"Apaan?"

"Cara hidup enak lah."

"Wih apatu?" Dengan semangat kepalanya ia angkat terus natap Inoue semangat.

"Mati dulu lo, ntar kan disiksa di api neraka tuh-"

"Enak darimananya."

"Gue belum selesai." Inoue nepuk kepalanya Hono dengan kuat. Habis orang disampingnya ini tadi nge-geplak kepalanya juga, dia balasinlah.

"Habis disiksa berjuta-juta tahun baru lo hidup di surga."

"Nggak jadi, mending ngerjain tugas." Dengan terpaksa Hono tegakkin badannya lagi terus ngetik ngasal.

"Nah gitu dong. Gue bilangin sini, Hidup tuh nggak ada yang mudah, jalanin aja."

"Iya ah, bawel."

"Minta dikeplak kepala lo emang."

"Tapi bantuin dong hehehe."

Saku HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang