Matsuda hari ini libur, karena sabtu emang bukan jadwal operasional bank. Rencananya dia mau pulang ke rumah orang tuanya bentar, besok sore dia balik lagi kesini. Pagi ini sebelum beres-beres bajunya dia mau pergi sarapan ke depan komplek. Eh kebetulan ketemu sama Yuuka dan Akanen yang jam segini udah ribut.
"Ini gue sendiri yang ngangkat?" Matsuda berjalan ke arah keduanya. Akanen memulai perdebatan dengan Yuuka.
"Iyalah." Jawab Yuuka enteng. Matsuda jadi penasaran sama obrolan mereka berdua. Jadinya dia mempercepat langkahnya untuk menghampiri kedua makhluk itu. Dilihatnya ada lemari gitu, gede. Karena denger kata angkat, Matsuda yakin nih Akanen disuruh ngangkat itu lemari.
"Woy, ini lemari berat cuy. Keimpit penyet gue. Mau tanggung jawab lo?"
"Gak ada kasusnya orang penyet ketimpa lemari beginian." Yuuka mencemeeh ucapan Akanen barusan.
"Anjing." Umpat Akanen. Cukup keras, Matsuda ampe kaget. Akanen seberani itu ngumpat di depan kanjeng ratu Yuuka. Di rumah ini gaada yang berani ngomong kasar di depan Yuuka, kecuali Akanen kayaknya.
"Udah buruan!" Desak Yuuka.
"Nyuruh-nyuruh mulu bantu kagak. Bantuin gue makanya. "
"Gak ah, berat."
"Astagaaaaaa, berdua ayo ah cepet."
Sekarang malah Yuuka yang kaget karena ada Matsuda yang ngeliat dia ama Akanen lagi debat begini. Baru sadar, rencananya mau manggil yang lain buat bantuin. Dengan itu Yuuka senyum. Perasaan Matsuda yang jadi gak enak nih. Entah kenapa rasanya Yuuka kayak mau ngelakuin sesuatu hal 'kejahatan' ke dia.
Iya benar aja, Yuuka nyuruh dia bantuin Akanen ngangkatin lemari tadi ke kamar dia. Lantai dua woyyy. Buset lah, nyuruh ngangkat lemari pagi-pagi begini. Mana ngangkatmya cuma berdua ama Akanen doang. Apa nggak remuk nih tulang belakang.
Tapi karena yang minta tolong Yuuka, mau nggak mau Matsuda nantuin Akanen ngangkatin itu lemari ke atas. Lantai dua tuh minta ampun tinggi banget buset. Ini ngangkatnya mesti hati-hati biat nggak kepeleset. Gak lucu kan kalau mereka sampai guling-guling dari tangga ke bawah. Plus ditimpa lemari. Ngebayanginnya aja ngeri. Makanya punggung Matsuda yang ada di sisi bawah dibantu Yuuka biar nggak oleng ke belakang.
Setelah berjuang akhirnya nyampe juga.
"Bangsat, badan gue." Umpat Akanen lagi. Langsung dapat pukulan dari Yuuka. Matsuda lagi-lagi dibuat speechless. Seberani itu Yuuka nepuk bahu Akanen dengan kuat gitu 😦
"Mulut lo!" Ingat Yuuka
"Lagian lo ada-ada aja, apaan coba lemari dibawah diangkat ke atas." Akanen mengusap bahunya yang habis ditampol Yuuka. Sakit juga pukulannya.
"Mau ngeletak barang. Lagian diam aja sih, tinggal ngangkat doang."
"Sini mulut lo gue tampar-tamparin." Yuuka malah ketawa terus keluar dari kamarnya.
Akanen ngelirik Matsuda yang berdiri canggung. "Ngapain lo?" Tanyanya.
Yuuka yang balik lagi ke kamar narik Matsuda dengan segera. "Gak usah dekat dia."
Matsuda bingung. Ini apaan sih?
*
*
*Fuyuka hari ini lembur dan mengharuskan dirinya untuk pulang dari jam semestinya. Dia baru pulang jam satu dan nyampe di rumah jam dua kurang. Dini hari loh ya. Udah gelap ditambah pulang sendirian. Apa gak horor tuh suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saku House
FanfictionCerita mengenai anak-anak Sakurazaka yang tinggal bersama dalam satu rumah!