Lima puluh satu

215 18 17
                                    

Pagi, sekitar jam sembilanan Habu nonggok di bawah tangga. Seingat dia, Koike jam segini bakalan berangkat kerja. Habu mau ngomong penting banget, demi keberlangsungan kehidupan percintaannya.

Sambil nungguin, dia mainin HP sambil ngeliatin komentar-komentar di akun yutubnya. Beberapa minggu ini dia emang udah mulai buat upload video lagi. Tapi bukan main game, melainkan ya kayak vlog-vlog gitu lah. Untungnya fansnya nerima aja. Lagian blognya Habu estetik, jadi enak ditonton. Gapapalah, daripada main gem mulu, muak juga liatnya.

Waktu itu ada dm di Ignya yang ngereply story nanyain hubungannya dengan Koike. Bilangnya kangen sama kebersamaan mereka, penge banget kalau Koike sama Habu balikan. Habu yang punya hubungan malah lebih lebih pengen lagi buat balikan. Ini makanya nungguin Koike mau bicarain itu.

Suara langkah kaki kedengaran di telinga Habu, dengan cepat dia masukin hapenya ke dalam kantong dan langsung buru-buru ngedongak buat liat siapa yang turun dari tangga. Koike. Tapi Koike cuma diam aja tanpa ngelanjutin langkahnya setelah tahu yang di anak tangga terakhir adalah Habu.

"Turun dulu...." Pinta Habu pelan.

"Mau ngapain?" Suara Koike sedikit meninggi. "Kalau mau bicarain buat balikan mending minggir."

Buset, dukun. Tau-tau aja kalau dia emang mau bahas itu.

"Jangan pura-pura udah nggak punya perasaan lagi. Aku tau kok kamu masih pengen balikan. Kamu juga sebelumnya yang jujur kalau sebenarnya pengen balikan, kan?" Masih dalam mengahadap Koike yang berada anak tangga ke lima, Habu mencoba meyakinkan Koike. "Bisa turun dulu nggak?" Pinta Habu sekali lagi. Kali ini Koike tampak menghembuskan nafasnya kasar dan turun dari tangga dengan langkah cepat.

Habu mencoba menggapai lengan Koike, namun dengan cepat pula Koike menepis tindakan tersebut. Tanpa basa-basi Habu mulai untuk minta lagi ajakan untuk balikan. Sebab, dia masih benar-benar suka. Penyebab putusnya mereka juga kali itu juga sudah ada kejelasan, dimana itu hanyalah kesalahan pahaman atau lebih tepatnya orang yang berkomentar mengenai perselingkuhannya dengan wanita lain itu bukan diperuntukkan buat Habu, tapi buat sesama netizen yang juga ikut nonton waktu itu.

Habu akui dia emang sering dekat sama perempuan lain, tapi itu cuma main doang. Nggak ada perasaan sama sekali. Perasaan tulus sebagai seorang pacar cuma dikasih buat Koike seorang. Dia juga nggak ada kepikiran untuk selingkuh karena emang sesuka itu ke Koike. Kalau dia nggak secinta itu sama Koike nggak mungkin dia minta balikan sampai sekarang, meski udah ditolak berkali-kali. Habu juga nggak terima kalau putusnya mereka karena kesalahan kayak kemarin, karena dia benar-benar nggak ngelakuin perbuatan tersebut. Kecuali kalau dia emang benaran ketahuan selingkuh, Habu juga cukup sadar diri untuk ngerelain statusnya yang diputus secara sepihak gitu.

Dengar penjelasan panjang lebar dari Habu buat Koike membisu. Yang dibilang Habu emang benar, benar banget malah. Cuma Koike masih muda nggak mau. Kayak, pengen balikan tapi ada perasaan juga buat nggak pengen, meskipun banyak pengennya.

"Kasih waktu." Ucap Koike yang ngerasa nggak bisa ngobrolin tentang ini pagi ini. Dia mau kerja, ini udah sebenarnya udah mau telat.

"Nggak bisa sekarang aja?"

"Butuh waktu." Ucapan Koike tersebut jadi ucapan terakhirnya di pagi ini. Dia langsung mencelos pergi ninggalin Habu.

Habu yang ditinggal gitu aja cuma bisa pasrah. Setidaknya Koike bilang mau mikirin hal ini lebih baik lagi. Harapan Habu cuma satu, semoga ajakan untuk balikannya diterima.
















*
*
*



















Saku HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang