Sebelas

349 31 17
                                    

"Kak..."

Tatapan Koike yang tengah fokus mewarnai sketchbook berganti pada gadis yang berdiri di depannya sambil menyembunyikan tangan dengan malu.

"Iyaaaa, kenapaaa?" Tanya Koike seramah mungkin. Diletakkan pensil warna yang ia pakai tadi pada tempatnya dan menaruh perhatian penuh pada si gadis, "Duduk sini, duduk." Tangan Koike nepuk-nepuk sofa disampingnya.

Gadis ini duduk, namun tatapannya masih lurus ke lantai rumah, entah apa apa yang dilihatnya.

"Mau ngomong apa, Hikari?" Yang ditanya diam dan masih menunduk, "Bilang aja, nggak apa-apa." Agak sedikit mendesak, namun ucapan Koike berhasil membuat Endo membuka suara.

"Mau nanya, boleh?"

Koike mengangguk semangat, "Boleeeh, tanya aja." Tak lupa dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya.

Ada sekitar satu menit Koike menunggu jawaban dari Endo, namun, hal itu lantas tak menyurutkan antusiasnya. Ia tahu, pasti ada hal penting yang ingin disampaikan gadis ini.

Endo bukan orang yang sering berinteraksi dengan penghuni lain seperti dirinya. Maka dari itu, Koike senang jika dia adalah orang yang mau diajak berbincang.

"Kamu takut nggak ngobrol ke kakak?" Endo menggangguk lemah, "Eeeeh, tapi kok berani nanya?"

"Aku maksain diri."

"Kalau ngobrol ke yang lain nggak bisa maksain diri juga?"

"Udah nyoba, tapi waktu aku putusin untuk nanti aja, ujung-ujungnya malah nggak jadi."

Koike menopang dagunya, dia juga bingung mau ngasih saran yang sekiranya bisa Endo lakuin. Sebenarnya, ngobrol itu kemauan sendiri nggak sih?

Nggak tahu harus gimana nyaranin Endo biar pede berbaur dengan penghuni lain. Alasan utamanya adalah takut. Rasa takut Endo ini yang buat Koike bingung.Emangnya apa sih yang ditakutin. Kan tinggal ngomong, sampaiin apa yang mau kamu keluarkan dari isi kepalamu.

Koike mau bilang itu. Cuma ya gimana ya, Endo lagi struggle gini masa malah dicercah. Makin nggak mau ngomong ntar.

"Hikari suka Coklat?" Endo mengangguk, namun kali ini lebih semangat. Perubahan tersebut langsung diketahui oleh Koike. Kayaknya kalau mau ngobrol bareng Endo harus pakai taktik, "Suka coklat apa? Kakak juga suka loh." Koike sengaja menaikkan suaranya, dia mau membangun suasana yang ceria.

"Semua coklat. Tapi lebih suka silverqueen."

"Iiiiih samaaaa. Tapi sekarang jarang makan coklat, sediiih." Koike menunjukkan raut wajah sedih yang dibuat-dibuat. Tapi dimata Endo malah keliatan kayak beneran, makanya dia yang panik. "Kenapa panik ihihihi." Lanjut Koike terkikik. Endo lucu kalau panik, tangannya megangin kepala.

"Kenapa jarang makan, kak?"

"Hmmm, karena nggak ada teman makan coklat."

Endo diam, bingung nanggapinnya. Kalau udah gini biasanya ngomong apa ya? Dia nggak tahu mau jawab gimana....

Koike senyum, "Mau temenin kakak nggak? Kita beli kue, nanti makannya di tempat kak Rika. Belum pernah ke sana kan?" Gelengan yang ditunjukkan Endo sudah cukup bagi Koike untuk mengetahui kalau kembang satu ini emang belum pernah kesana.

"Kapan mau perginya kak?"

"Besok hari sabtu ya? Besok aja?"

Endo menganggukkan kepalanya. Dia kemudian permisi untuk menuju kamarnya karena siang ini ada kelas. Namun, sebelum itu Koike lebih dulu bertanya,

"Kalau ngajakin yang lain gimana, setuju?"

Walaupun kelihatan ragu, Endo akhirnya setuju. Bisa dibilang, ini langkah awal yang bagus untuk berteman dengan yang lain.







Saku HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang