Dua puluh delapan

280 24 13
                                    

Pagi itu, rumah diributkan dengan sepasang- ah, mantan sepasang kekasih yang kayaknya lagi ditahap rujukan. Waktu baru menunjukkan jam setengah tujuh pagi, tapi udah ada drama besar. Kira-kira gini:

"Aku udah bilang berapa kali, aku nggak selingkuh." Sebut saja nama orang paling tinggi badan, tingkat kejametan, kepedean, dan semua hal di rumah ini dengan sebutan Habu. Ia mengatakan ucapannya tersebut sambil berusaha menahan oknum Koike yang hendak menuruni tangga.

"BOHONG!" Koike berteriak dan langsung menepis lengan panjang Habu dengan kuat. Dengan gesit lagi dituruninya tangga.

"Aku serius. Itu cuman akun bodong, akun haters." Habu berucap dengan frustasi. Dicobanya lagi untuk meraih tangan mantannya tersebut. Dia berusaha mengatakan hal yang sebenarnya. Bukan, dia memang mengatakan hal yang sebenarnya. Ia tidak berselingkuh seperti yang dikatakan akun gila itu.

Habu sudah melakukan pencarian terhadap akun yang mencemarkan nama baiknya. Dia beberapa minggu terus menerus dihujat sebagai tukang selingkuh oleh warganet. Bahkan ketika tulisan tersebut sudah dinyatakan hanya buatan anonim yang iseng, dia masih dicap sebagai tukang selingkuh.

Habu masih suka pada Koike, dan Habu yakin perempuan itu juga merasakan hal yang sama, "Koike Minami, ayo balikan." Dia benar-benar berharap, Koike yang sedang berdiri menghadapnya itu menerima kembali permintaannya untuk berbalikan.

Koike mendekat dan sambil menunjuk-nunjuk bahu Habu, ia berkata, "Gak mau! Hubungan kita berakhir sampai di sini." Tunjukan terakhir ia kuatkan hingga badan Habu sedikit bergerak kebelakang.

"Tapi kamu masih suka aku..." Habu putus asa.

"Gausah kepedean!" Koike berjalan meninggalkan Habu. Masih pagi namun moodnya sudah tidak baik karena peristiwa ini. Dia yakin akan terasa sulit menjalani hari jika sudah badmood begini.

"Why!?"

Pertanyaan itu hanya diabaikan saja oleh Koike.

Kenapa? Kenapa dia bilang?

Koike tidak akan semarah ini jika saat ada rumor tersebut Habu menyangkalnya lalu bersikap diam dan tenang. Maksud Koike, kenapa dia malah bersenang-senang dengan gadis lain disaat rumor itu masih tengah hangat-hangatnya. Seolah-olah tidak peduli dengan itu semua.

Koike tidak akan percaya rumor itu jika Habu tidak meng-upload beberapa foto yang menunjukkan jika dia sedang berpesta ria dengan beberapa wanita lain di salah satu rumah mereka.

Koike bisa saja mengatakan jika ia terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan mereka saat itu, jika Habu tidak mengunggah sebuah video yang berisikan bahwa manusia jangkung itu menggombali setiap perempuan yang ia temui di jalanan.

Baik, Koike tahu itu hanya sebuah konten prank atau apalah itu, tapi haruskah disaat mereka sedang berada dalam masalah seperti itu? Hubungan yang mereka jalani bukan hanya hubungan main-main, Koike menganggapnya serius.

Koike cemburu saat pacarnya menggoda orang lain. Ia cemburu saat pacarnya bersikap terlalu baik tanpa ada alasan yang jelas pada wanita lain. Koike sangat marah jika Habu terkesan santai menangani hal seperti ini.

Jadi, keputusannya memutuskan Habu kalau itu memang sudah tepat. Dia tidak mau menyiksa diri lebih lama lagi jika masih terus bersama Habu. Hati Koike tidak mau terluka jika masih terus memiliki hubungan spesial dengan Habu.

Sudah cukup sampai disini perjalanan cintanya dengan Habu.













*

*

*














Saku HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang