Tujuh belas

308 28 11
                                    

"YANG PUNYA JEMURAN, HUJAN WOYYY!"

Ozeki berteriak dan dengan cepat pergi mengangkat pakaiannya yang ada di jemuran belakang. Tidak ada pakaian lain yang tergantung disana, itu artinya hari ini cuma dia yang menjemur.

Hujan tambah lebat saat Ozeki mengambil bajunya yang ada di tali jemuran kedua. Mau tak mau, dia menambah kecepatan untuk mengambil semua pakaiannya. Keteteran, karena cuciannya yang ditumpuk seminggu baru bisa dia jemur sekarang.

Tangannya juga kesulitan ngambil lembar-lembar kain, karena selain buat narik kain tangannya juga dipakai untuk nampung baju-bajunya. Seharusnya dia bawa keranjang atau semacamnya biar tinggal letakin doang. Karena buru-buru ya mana sempat mikir.

Dengan kelincahan mamank Ojek, dibawa baju-baju setengah keringnya ke dalam rumah. Diletakkannya ke dalam baskom tempat kain sebelum dijemur tadi. Kemudian balik ke kamar buat main hapenya.

Baru mau ngetik, tiba-tiba hujan yang tadinya deras malah berhenti.

Kebiasaan banget emang, becanda mulu sama manusia. Tadi deras sekarang malah panas. Baju dia tuh udah di letakin hey, mau ngegantungin lagi malas.

Jadinya Ozeki bersikap tidak peduli dengan bajunya yang masih basah itu. Lebih milih rebahan. Baju mah gampang, ntar mandi pakai baju ini lagi juga bisa. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan.

Ia lalu berkutat dengan mesin pencarian mengenai mobil-mobil yang biasa dia liat di tempat ini bekerja, Ozeki jadi mikir, kapan ya dia bisa punya mobil. Pengen gitu, kalau pergi nggak panas lagi, kepalanya nggak berat lagi karena helmnya. Karena, sesungguhnya helm Ozeki berat banget.

Helm dia bukan helm GM fullface motorcross gitu karena, yakali motor Yamaha lama helmnya Fullface, kan malah aneh. Kecuali kalau dia Habu atau Kira yang tingkat nyentriknya tinggi, mungkin bakalan sah-sah aja makeknya. Ozeki masih punya malu.

Jadi, gk dulu.

Kembali ke list mesin beroda empat, Ozeki nyarinya nggak yang baru keluar, seken sekalipun jadi dah. Tapi saat ngeliat harga mobil Pajero bekas keluaran lama beuuuh, jadi pengen nganga. Sekennya aja sampe ratusan juta, gimana yang baru.

Yang murah mobil L300.

Ozeki maunya mobil ketutup, kagak ada bolongannya dibelakang. Biar bisa pamer ke tetangga yang ada di tempat tinggal orangtuanya. Rata-rata warga sana mobilnya, mobil bak begitu. Ozeki mau naik pangkat sikit.

Tapi, ya gimana ya. Duitnya nggak bisa diharapkan. Gaji sales mobil nggak seberapa, paling sejuta dua juta. Belum lagi dia mesti nyetor ke orang tua sebagai kewajiban anak ke mereka.












💸

💸

💸













Hujan, adalah cuaca yang Takemoto tidak suka.

Karena hujan, dia masih kejebak di kampus. Jarak dari gedung fakultas ke halte bisa dibilang dekat kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi, dia nggak mau bajunya basah. Maka dari itu ikutan nunggu bareng mahasiswa lainnya.

Beberapa Mahasiswa sedang memasang mantel yang dari awal emang mereka sediain di tas lalu pergi ke parkiran dengan hati-hati. Sebagian lagi duduk di kursi yang tak jauh dari tempat Takemoto berdiri. Dia juga mau duduk, tapi karena penuh ya terpaksa berdiri sambil kedinginan.

"Mau ikut nggak?"
Takemoto melihat sesosok Inoue yang berteriak dibawah payung yang ia genggam. Perempuan itu berlari kecil menuju Takemoto yang berdiri di pilar gedung fakultasnya, "Mau ikut nggak?" Ulang Inoue sekali lagi. Ragu kalau ucapannya tadi di dengar si Chukemon ini.

Saku HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang