Tiga puluh

274 26 29
                                    

Tahu nggak? Karena waktu itu ngeghibah di grup, Inoue, Takemoto, Hono dan Rei kena hukum.

Rei nggak ikut-ikutan padahal...

Dia udah sengaja banget nge-read doang, terus diam aja saat dighibahin, sama cuma balasin tentang nobar doang. Tapi karena namanya ada di jam saat tiga manusia itu bercerita ria, eh dia malah ikut kena imbasnya.

Pagi ini mumpung weekend, mereka dikasih wejangan. Mulai dari Yuuka, Akanen, Risa, Habu, bahkan sampai Hikaru sekalipun. Dia ngamuk dikatain bocil nyasar.

Wejangan baru selesai siangnya, keempat orang itu disuruh bersihin seluruh rumah sampai benar-benar bersih. Semua, termasuk seluruh kamar sama halaman belakang. Dan warga yang lain untuk sementara keluar gak tahu kemana diajakin Yuuka. Pokoknya mereka balik nanti, rumah harus benar-benar bersih.

Risa sama Akanen kang periksanya nanti.

"Salah lo." Takemoto mulai nyalahin Inoue

"Hono tuh." Inoue nyalahin Hono.

"Kalian juga ikutan. Salah kalian juga dong." Hono nunjuk mereka berdua. Enak aja cuma dia yang disalahin.

Terus mereka bertiga sama-sama natap Rei yang lagi berdiri di tangga ngebersihin debu di plafon. Yang rada tinggian sama jangkauannya agak panjangan tuh dia sama Hono, tapi Hono ngeles kalau nggak sanggup harus ngedongak terus-terusan, apalagi debunya bakal jatuh ke wajahnya, makanya bagian atas dikasihin ke Rei. Dianya pun iya-iya aja.

Antara malas ribut sama pasrahan, nggak tahu yang mana.

"Kasian, kagak ikutan tapi kena hukum." Kata Hono. Inoue dan Takemoto ngangguk setuju.

"Zono..." Panggil Inoue, tapi nggak didengar, "Mampus, habis ini kita disumpahin sama dia."

"Lo sih." Bisik Takemoto.

Mereka bertiga saling nyalahin satu sama lain sambil kerja. Itu kerjanya pun hati-hatiiiiii banget. Takut, tapi nggak tahu yang ditakutin apaan.

Udah hampir dua jam-an, tapi lantai bawah masih belum bersih. Mereka mulai dari halaman belakang, terus dapur, terus ruang depan dan sampai saat ini masih belum selesai. Itu lantai atas entah kapan dibersihin gatau. Rumahnya guedeeee banget kalau yang bersihin cuma 4 orang. Kayaknya nggak bakal selesai hari ini, dan mereka dikasih wejangan lagi.

Sudah menerima resikonya dengan lapang dada.

Takemoto yang lagi megang vacum cleaner ngelirik Hono. Orang itu cuma diam aja sambil natapin kain yang dia pakai untuk ngebersihin barang-barang, "Kerja woy! Malah bengong." Teriak Takemoto. Dihampirinya Hono terus dia malah dapat raut wajah syok serta air mata Hono yang keluar, "Eh, lo kenapa?"

Takemoto tentu panik. Ngeliat temannya yang cuma nampung tangan kanannya sambil nahan kesakitan tersebut tentu aja pikirannya jadi risau. Itu artinya kondisi tangan Hono sedang sangat tidak baik-baik saja!

"INOUEEEE KELUARIN MOTOR MANG OJEK SEKARANG!!!!" Takemoto dengan sigap lari nyari kunci motornya Ozeki di laci tempat biasa semua kunci kendaraan diletakkan. Sebelum itu, dia ngelirik sekilas Rei yang cuma diam di atas tangga tanpa ada raut wajah panik atau niatan turun dari tangga buat bantuin Hono.

Dan nggak tahu kenapa, hati kecil Takemoto bilang kejadian ini karena ulah orang tersebut.






*

*

*






Saku HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang