Empat puluh sembilan

216 23 29
                                    

Panjang nih.

***

Setelah pernyataan jujur dari Marino, permainan tod dilanjutin lagi. Botol kecap yang tadi mulutnya ngadap ke Marino sekarang di putar lagi dengan segera. Cukup lama sampai akhirnya berhenti diantara Hono dan juga Hikaru yang duduk di sebelahnya. Tapi karena lebih kentara ke Hikaru, jadi Hikaru yang kena.

"Truth." Hikaru langsung milih tanpa ditanyain dulu.

Sehabis dengar ucapannya Hikaru, Risa dan juga Ten sama-sama ngangkat tangannya. Mereka berdua ribut siapa yang harusnya ngasih pertanyaan buat Hikaru, bahkan Risa sampai berdiri dan ngotot kalau dia duluan yang ngangkat tangan dan dialah orang yang bakal nanyain Hikaru. Gak mau kalah sama yang paling muda. Terus karena Ten kalah saing jadinya dia ngalah dan nurunin tangannya. Mukanya dia tekuk saking kesalnya sama Risa.

"Yang lo bilang tadi serius, kan?"

"Bilang apaan nih?" Tanya Ozeki yang ngerasa gak paham sama arah pertanyaan Risa.

"Gak perlu tahu."

Habis tu Risa ngedesak Hikaru yang masih diam aja buat jawab pertanyaannya. Yang lain juga nungguin sambil ngeliat ke dia. Meskipun gak tahu yang ditanyain Risa sebenarnya apa, mereka juga penasaran sama jawaban yang bakalan dikasih Hikaru.

Ditungguin plus didesak sama Risa gitu mau gak mau ngebuat dia ngejawab. Maaf buat kak Yui, tapi tadi dia udah keceplosan dan saat ini malah di desak untuk ngasih tahu kebenarannya.

"Iya, tapi jangan macam-macam!" Peringat Hikaru ke Risa.

Risa, sesudah dengar pertanyaannya diiyain Hikaru langsung duduk pandangannya diam-diam ngelirik Yui yang lagi duduk di samping Koike.

Dia nggak tau aja Yui sekarang lagi nahan diri buat nggak ngeliat ke arah dia balik karena dikasih tahu 'teman' yang lagi ngambang di belakangnya. Pengen nguburin diri karena tahu maksud obrolan Hikaru sama Risa tadi apaan. Gak enaknya punya teman nggak kasat mata yang kalau apa-apa ngadu ke dia gini nih. Pengen teriak tapi banyak orang!!!

Risa sekarang udah tahu perasaannya...

"Ngomongin apaan sih?"

"Gak usah kepo dah."

Risa langsung mutar botol tersebut secara keras. Hampir aja botolnya jatuh kalau nggak ditangkap Habu. Kemudian si botol diputar ulang oleh Habu.

Putar putar putar. Botol berputar kearah siapa kah gerangan~

Masih berputar. Hidup itu berputar, sama seperti botolnya.

Beberapa saat kemudian muncul botol mengarah ke Endo!

"Jangan truth, dare ayo!" Suruh Fuyuka yang langsung dilarang sama Koike. Gak boleh maksa-maksa kehendak Hikarin katanya. Biarin anaknya yang milih sendiri sesuai kemauannya.

Tapi pada akhirnya Endo milih dare sesuai dengan kata Fuyuka.

"Mudah kok. Telepon satu orang, terus nyanyiin lagu selamat ulang tahun."

"Boleh siapa aja, kan?"

"Sabeb."

Endo kemudian ngambil hpnya dan nyari kontak seseorang buat dihubungi. Awalnya dia ragu, ngerasa malu juga kalau tiba-tiba ngelakuin dare yang dikasih, tapi karena dukungan dari semua orang serta bilangnya boleh siapa aja, dia akhirnya milih nomor abangnya buat dihubungi.

Dia nyanyiin tuh lagu buat abangnya.

"Dek kamu kenapa?" Selagi Endo nyelesaiin lagunya, si abang nanya dari balik telepon. Dengar itu yang lain nahan ketawanya. "Halo?" Karena malu Endo buru-buru matiin panggilannya. Tapi gak lama setelah itu dia ditelpon lagi sama abangnya. Dia akhirnya milih untuk permisi keluar dari kumpulan sebentar buat ngejelasin ke abangnya.

Saku HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang