Lanjutannya masih ada nih.
***
Setelah main tod, gitar Yuipon dipetik bass yang dibetot nggak ada. Alat tersebut dipakai buat nyanyi-nyanyi di tengah malam begini oleh warga rumah. Mereka paduan suara alias nyi(m)reng. Nyanyi bareng. Itu bertiga tadi juga udah ngumpul bareng lagi. Saat ini mereka ngebentuk lingkaran, tapi sayang nggak ada api unggunnya.
Ten pengen ikutan nyanyi sebenarnya, tapi dia nggak tahu yang dinyanyiin sama kakak-kakaknya ini lagu apaan, asing semua di telinga dia. Kayaknya mereka nyanyi lagu jadul. Pas lirik "Malam-malam aku sendiri~" semuanya ikutan nyanyi dengan kencang masa. Enak sih lagunya, tapi dia nggak tahu judulnya apa. Alhasil dia cuma dengerin doang sambil ikut lambaiin tangannya untuk memeriahkan lagu galau yang lagi dinyanyiin oleh para kakaknya. Gitu juga untuk lagu-lagu berikutnya.
Sampai akhirnya pada diam aja. Nah, pas banget otak Ten lagi aktif-aktifnya malam ini. Alhasil dia ngasih pertanyaan buat kakaknya, dia mau diberikan jawaban yang memuaskan.
Berikut percakapan mereka:
"Kak mau nanya dong." Ten memulai.
"Nanya apaan?" Yang nanya Akanen.
"Ciuman tuh benaran manis ya? Bibir ada rasanya?"
"Ngapain nanyain begituan!" Akanen melotot dengar pertanyaan nggak diduga dari Ten. Bukan cuma Akanen, hampir sebagian manusia disini syok dengar pertanyaan dari anak SMA puber ini. Bahkan ada yang sampe kesedak pas dengar sesuatu perkataan yang mengejutkan itu.
Ya gimana ya, mereka juga bingung gimana rasanya...
"Ya nanya doang, emang kenapa sih." Ten nyolot waktu disemprot Akanen begitu.
"Tanya yang lain!" Suruh Akanen yang agak ngebentak.
"Aku maunya nanyain yang itu!" Jawab Ten nggak mau kalah.
Menurut dia pertanyaan kayak gini kalau ditanyain ya biasa aja. Kalau tau jawab, kalau nggak ya bilang aja nggak tahu. Tapi Ten yakin kakak-kakaknya ini pasti tahu, nggak mungkin nggak tahu.
Dan waktu Ten hampir dihajar sama Akanen yang naik pitam pas dibantah gitu, mereka bedua langsung diam pas ada salah seorang yang ngejawab pertanyaan dari Ten tadi.
"Ciuman itu sebenarnya nggak ada rasanya..." Rei, yang tiba-tiba ngejawab pertanyaan yang dikasih Ten tadi dapat perhatian dari semua orang. Semua mata pun kini tertuju padanya~~ "...kecuali si pasangan pakai lipbalm yang ada perisanya, atau sebelumnya dia konsumsi makanan tertentu misal, permen. Ciuman sama kayak, coba deh cecap rongga mulut sendiri." Suruh Rei. Yang lain langsung nyoba suruhannya Rei. Mereka kaget karena benar emang nggak ada rasanya. Begitu juga Ten yang ngasih pertanyaan tadi.
Jadi ciuman tuh rasanya cuman begitu ya?
"Rasa manis sebenarnya gambaran euforia, kiasan atau konotasi kesenangan yang didapat dari perasaan seberapa besar rasa suka kita ke pasangan. Contoh mudahnya, kalau suka ke orang lain, makin suka makin berdebar. Ciuman juga diibaratin gitu, makin cinta ke pasangan makin dalam ciuman, makanya rasanya seakan-akan makin manis."
"Oooo gituuu. Terus kak, emang benar ya ciuman bisa buat bibir kita merah?"
"Kalau intens. Karena pembuluh darah melebar ke area bibir, makanya kelihatan merah, tapi ya nggak permanen." Ten ngangguk-ngangguk seakan paham sama penjelasan yang diberikan.
"Tapi ciuman tuh emang seenak itu ya, kak?"
"Ssshhhuuuttt udah anjir. Udah zono, nggak usah lo jawab." Sekarang giliran Risa yang agak lain dengar pembahasannya. Disuruhnya Rei tutup mulut biar ngacuhin pertanyaan 'aneh' dari si bocah jangkung inu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saku House
FanfictionCerita mengenai anak-anak Sakurazaka yang tinggal bersama dalam satu rumah!