Jam menunjukkan pukul setengah 6 sore, Jennie buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar bahwa ada pasien yang harus di operasi malam ini juga. Namun saat sudah sampai di rumah sakit, pasien justru sudah ditangani oleh tim dokter Bogum. Padahal Jennie sangat terburu-buru hingga bersedia di antar oleh Jungkook. Meskipun operasi batal dilakukan, Jennie mengurungkan niat untuk pulang ke rumah saat mengingat malam ini Jungkook sedang libur dan pasti Jieun akan ada di sana menemaninya atau mungkin sebaliknya. Pada akhirnya Jennie memilih untuk tetap di rumah sakit menemani Jisoo yang sedang melaksanakan shift malam. Jennie muak meski hanya melihat Jungkook maka dari itu ia rasa ini adalah pilihan yang tepat.
Saat Jisoo sedang membeli camilan bersama Jewoon di minimarket seberang rumah sakit, Jennie menyelesaikan sisa tugas shift malam Jisoo kemudian berkeliling rumah sakit. Ketika akan kembali ke ruangan dokter, ia melewati lorong dimana dindingnya terbuat dari kaca. Jadi, ia bisa melihat pemandangan Seoul malam yang menakjubkan dari tempatnya berdiri. Sangat Indah, itulah yang Jennie katakan berulang kali saat melihat pemandangan dari tempatnya berdiri. Namun tak lama, Jennie mengalihkan perhatian pada suara sepatu yang berhenti tak jauh darinya. Senyum Jennie mengembang melihat prof Kim berdiri di kejauhan sembari menyalakan lampu lorong supaya dirinya bisa melihat siapa yang sedang berdiri di tengah kegelapan sembari menikmati pemandangan malam seperti orang frustasi.
"Ah ternyata kau nona selebriti." tegur prof Kim mendekat. Yah, dia sengaja memanggil Jennie dengan panggilan nona selebriti karena belakangan ini Jennie selalu mempromosikan debut sahabatnya pada semua orang, tak terkecuali pada prof Kim. Dia bahkan lebih mirip dengan agen promosi daripada seorang dokter.
Brukkk..
Prof Kim mematung seketika begitu melihat Jennie berlari ke arahnya kemudian memeluknya erat. Prof Kim membalas pelukan Jennie saat mendengar isak tangis gadis ceria yang sama sekali tidak ia sangka ternyata bisa menangis juga. Padahal, selama ini prof Kim pikir Jennie hanya tahu cara tertawa dan banyak bicara tanpa kehabisan topik pembicaraan. Namun rupanya ia salah. Malam ini Jennie sudah membuktikan kalau dirinya tetaplah seorang gadis yang bisa menangis dan tertawa pada waktu tertentu. Tak ingin mengganggu, prof Kim hanya diam sembari menepuk-nepuk punggung Jennie. Supaya gadis itu lebih tenang. Namun tiba-tiba Jennie menjauhkan prof kim darinya. Jelas saja hal itu membuat prof Kim kebingungan. Terlebih saat Jennie menatap kesal ke arahnya.
"Sekarang apa salahku? Kau yang lebih dulu memelukku.." lontar pembelaan prof Kim karena takut Jennie menuduhnya yang tidak-tidak.
"Kenapa kau tidak bertanya bagaimana keadaanku?" potong Jennie membuat prof Kim terdiam. Padahal ia hanya ingin Jennie tenang lebih dulu supaya bisa menceritakan segalanya.
"Aku sudah tahu kalau pasti kau sedang tidak baik-baik saja. Jadi aku memilih diam dan menunggu mu selesai menangis." sahut prof Kim dengan tenang. Dia benar-benar menunjukkan sisi dewasa pada dirinya.
"Kenapa kau bisa tahu?" tanya Jennie dengan polosnya. Dia menatap prof Kim dengan mata berkaca-kaca.
"Karena aku adalah dokter." sahut prof Kim asal. Jennie terdiam sesaat mendengar alasan tidak masuk akal itu.
"Ah sudahlah lupakan." ujar Jennie dengan nada kesal. Ia mengusap air matanya kasar kemudian bergegas pergi namun baru saja ia melewati prof Kim, tangannya ditarik hingga ia jatuh ke pelukan pemuda tampan itu. Jennie hanya terpaku melihat perlakuan prof Kim padanya. Bahkan ini semua terlihat seperti mimpi karena Jennie sedang berada dalam pelukan prof Kim yang menjadi idaman semua wanita. Tidak lebih tepatnya, prof Kim yang selalu ada.
"Apa kau baik-baik saja?" bisik prof Kim membuat senyum Jennie mengembang sempurna. Jennie mengangguk sembari membalas pelukan prof Kim.
Disisi lain, Jisoo dan Jewoon yang tak sengaja melihat keduanya langsung mengurungkan niat untuk pergi ke ruang dokter karena mereka pikir keduanya butuh waktu sendiri. Bahkan Jisoo maupun Jewoon juga menghalangi semua dokter yang ingin pergi ke ruangan mereka dengan alasan konyol. Yah, mana mungkin mereka membiarkan keduanya tertangkap basah berduaan begitu saja. Prof Kim melepas pelukannya pada Jennie dan meminta gadis itu menceritakan sesuatu yang membuatnya sesedih ini. Jennie tersenyum dan mengajak prof Kim untuk pergi ke suatu tempat karena dia tidak ingin menceritakan masalah ini di depan umum. Prof Kim hanya setuju saat Jennie mengajaknya ke rooftop rumah sakit sembari menikmati beer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love [COMPLETE]
Fanfiction"I accept you to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness." tanpa sadar...