Jennie melangkah memasuki ruang operasi bersama prof Kim. Hari ini tim akan mulai latihan bedah dengan pasien lain yang kebetulan juga harus menjalani operasi kecil. Rasanya sudah lama tidak melakukan ini sehingga Jennie sempat gugup, beruntung Jisoo datang untuk memberi semangat. Di tengah jalannya operasi, sempat-sempatnya Jennie merasa kagum dengan sifat kepemimpinan dan ketelatenan prof Kim dalam mengurus tim. Pemuda itu bekerja keras untuk bisa menyeimbangi semua juniornya yang masih sangat butuh banyak ilmu dan minim pengalaman. Bahkan meski tahu tentang sesuatu, prof Kim selalu berhasil menyampaikannya tanpa menggurui. Hal itu membuat Jennie semakin yakin kalau prof Kim adalah pemuda yang sangat baik dalam segala hal. Rupanya bukan hanya Jennie yang hanyut dalam lamunan namun prof Kim juga melakukan hal sama. Dia diam-diam mengagumi cara kerja Jennie yang ia anggap sangat unik. Jennie punya cara sendiri membedah seseorang tanpa harus mengeluarkan banyak darah. Bahkan beberapa anggota tim juga sangat kagum dengan ketrampilan yang Jennie miliki. Selain itu Jennie juga bisa menangani beberapa hal yang sempat tidak terkendali di ruang operasi. Mereka merasa punya anggota yang tepat.
Operasi berjalan dengan lancar, semua tim langsung keluar dari ruangan setelah membersihkan diri. Prof Kim keluar bersama Jennie. Seakan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, prof Kim meminta Jennie mengajak semua tim ke kantin rumah sakit karena ia akan mentraktir makan siang. Mendengar kata traktir, Jennie langsung sumringah dan bersemangat pergi memanggil anggota tim lainnya. Melihat semangat pada diri Jennie membuat senyum prof Kim mengembang sempurna karena tanpa ia sadari semangat Jennie mampu membakar semangat dirinya untuk berkompetisi mengembalikan reputasi dan nama baiknya.
Semua tim menuju kantin usai evaluasi mengenai proses dan kendala yang mereka alami selama berlatih, sekalipun pasien berhasil selamat tetap harus diadakan evaluasi untuk mengetahui perkembangan kemampuan masing-masing. Setelahnya barulah mereka melangkah bersama menuju kantin untuk mengisi perut. Di tengah jalan mereka berpapasan dengan ketua tim lain. Bahkan sepertinya hampir seisi rumah sakit mengetahui hal itu. Jennie yang merupakan anggota baru hanya diam tak tahu apa yang sedang mereka ributkan. Meski di sapa dengan nada aneh, prof Kim mengabaikan sapaan itu dan memilih mengajak semua tim pergi membuat Jennie semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Jisoo-ya!!" lirih Jennie.
"Wae?"
"Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka? Kenapa mereka selalu seperti itu saat bertemu?" tanya Jennie penasaran.
"Ceritanya panjang."
"Ayolah. Katakan padaku." paksa Jennie yang sudah terlanjur penasaran.
"Ok.. Ok.. " sahut Jisoo pasrah. "Dulu prof Kim dan dokter Bogum adalah teman dekat, tapi siapa sangka kalau dokter Bogum malah menikahi gadis yang disukai prof Kim sejak SMP. "
"Apa? Lalu mereka bertengkar?"
"Aniya. Sejak mengetahui hal itu, dokter Bogum selalu bersaing dengan prof Kim. Bahkan seakan ingin menjatuhkan prof kesayangan mu itu."
"Yak! Apa yang kau katakan dia.. "
Kenapa kau tidak pernah berhenti bicara nona.. Ledek prof Kim sembari duduk di depan Jennie. Semua anggota hanya terkekeh menyadari bahwa ungkapan ketua tim mereka adalah benar. Jennie selalu bicara semaunya tanpa ada orang yang bisa menghentikan. Bahkan ia sampai pernah kena masalah dengan direktur karena keterampilannya dalam bicara. Di dukung dengan, Jennie yang tidak punya rasa takut dan bicara seperti biasa pada semua orang tanpa membeda-bedakan hingga direktur sendiri juga sudah angkat tangan apabila disuruh berbincang dengan Jennie. Sekalipun sebuah keharusan, direktur akan menolak dan lebih memilih orang lain untuk mewakilinya.
"Prof kapan makanan datang? Perutku sudah lapar.. " keluh Tae joon membuat anggota lain tertawa.
"Sabarlah sebentar. Kau perlu proses agar bisa menikmati sesuatu seperti yang kau harapkan." ujar prof Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love [COMPLETE]
Fanfic"I accept you to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness." tanpa sadar...