Kejadian tak terduga terjadi saat mereka kembali ke tanah air. Bandara di penuhi para wartawan yang sudah mendengar kabar mengenai kepulangan J-hope. Entah bagaimana mereka bisa mengetahui ini, yang jelas mau tidak mau ketiganya harus pulang terpisah untuk kepentingan bersama. Demi kenyamanan Jennie dan Jisoo, J-hope meminta bantuan manajernya untuk memastikan mereka sampai tujuan tanpa terganggu sorotan kamera. J-hope lebih dulu keluar karena tak ingin menimbulkan kerumunan yang berimbas pada ketidaknyamanan pada pengunjung maupun penumpang lain. Itulah J-hope. Dia sangat perhatian pada orang lain hingga tak memikirkan dirinya sendiri. Padahal dia lelah namun tetap saja harus menghadapi semua wartawan yang sejak tadi sudah menunggunya.
Puluhan pertanyaan dan flash kamera wartawan sama sekali bukan masalah besar untuk J-hope, dia sudah terbiasa dengan hal itu namun tetap saja J-hope harus bungkam sebelum mendapat instruksi dari pd-nim. Untuk saat ini, J-hope hanya bisa melambaikan tangan ke kamera dan menunjukkan senyum manisnya pada semua orang. Dia ingin menunjukkan bahwa liburannya berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Begitu J-hope berhasil masuk ke dalam mobil, manajer Jung diminta untuk segera mengeluarkan kedua gadis itu dari bandara dan mengantarkan mereka ke apartemen. Namun masalah lain muncul, saat seorang pemuda sudah menunggu mereka di depan mobil. Langkah ketiganya kompak terhenti khawatir akan muncul masalah baru.
"Kau.. " gumam Jennie dan manajer Jung saat melihat Jungkook sudah menunggu mereka.
"Bagaimana liburanmu?" tanya Jungkook dengan senyuman manisnya. Dia mendekat ke arah Jennie seolah tak terjadi apapun sebelumnya. Dengan sigap, manajer Jung berdiri di antara mereka karena tak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi. Yah pria itu cukup tahu bagaimana cara Jungkook memperlakukan seseorang saat sedang marah atau terbawa emosi. "Hyung.. " tegur Jungkook memberi kode pada manajer Jung untuk tidak melewati batas. Padahal manajer Jung hanya ingin melindungi Jennie darinya.
"Bagaimana ini?" tanya Jisoo menggoyangkan tangan Jennie yang hanya diam. Jisoo sama sekali tak menduga kalau Jungkook akan jauh-jauh datang ke bandara untuk menjemput sahabatnya.
"Mari pulang!" ajak Jungkook dengan santainya membuat manajer Jung tersenyum miring. Beraninya dia mengatakan hal itu setelah semua yang sudah ia lakukan pada istrinya. Jisoo hanya bisa diam karena merasa tak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.
"Aku.. "
Lama tidak bertemu.
"Abeoji.. " gumam Jennie saat melihat ayah mertuanya muncul dari mobil yang terparkir tepat di belakang mobil manajer Jung. Jisoo lantas menatap Jennie penuh tanda tanya. Sepertinya semua akan semakin rumit.
"Ahh kau pasti temannya kan?" tegur pria itu disambut anggukan Jisoo. Suasana mendadak menjadi canggung. "Manajer Jung, kau pasti sibuk kan? Jadi antarkan saja dia. Aku akan membawa menantu ku pulang." ujar pria itu membuat manajer Jung ragu. Dia menatap Jennie penuh arti.
"Tapi.. "
"Kau mungkin tidak percaya pada putra ku. Tapi kau bisa mempercayai ku." ujarnya membuat manajer Jung melirik sekilas ke arah Jennie yang memberi kode dengan menganggukkan kepalanya. Manajer lantas tak bisa berkata-kata karena Jennie sendiri yang sudah memutuskan akan kembali bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love [COMPLETE]
Fanfiction"I accept you to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness." tanpa sadar...