Pada akhirnya Jungkook menyerah karena Jennie terus membujuknya untuk memberitahu password pintu utama. Setelah memberitahu Jennie, Jungkook kembali sibuk bekerja bahkan pemuda itu jarang pulang seperti biasa membuat bibi Kim khawatir akan keretakan hubungan diantara keduanya yang beberapa hari ini sudah sempat membaik. Saat sarapan, tiba-tiba handphone Jennie berdering. Matanya membulat saat mengetahui nama Jisoo tertera disana. Dengan segera ia menerima panggilan karena tidak ingin mendapat omelan dari sahabatnya. Namun Jennie tercengang saat mendengar kabar yang Jisoo sampaikan. Bahkan gadis itu langsung pergi begitu saja setelah mengambil handbag dan coat miliknya. Bibi Kim yang mencoba menghentikan Jennie tidak bisa berbuat apapun saat melihat gadis itu sudah masuk ke taxi. Entah mengapa bibi Kim melihat Jennie sangat cemas hingga terburu-buru hingga melewatkan sarapan. Padahal biasanya Jennie tidak pernah melakukannya meski ada urusan mendadak sekalipun.
Disepanjang perjalanan, Jennie tak bisa tenang karena khawatir pada keadaan pemuda yang sedang dirawat di rumah sakit. Beruntung taxi melaju dengan kecepatan memadai sehingga membuatnya sampai di tempat pada waktu yang ia harapkan. Setelah membayar, Jennie bergegas masuk. Senyum Jennie mengembang saat Jisoo menyambutnya di lobi dengan senyum dan pelukan hangat. Mengingat mereka tidak pernah bertemu usai kejadian waktu itu, dimana Jungkook menjemput Jennie di rumah sakit. Setelah puas berpelukan, Jisoo mengantar Jennie ke ruang inap salah seorang pasien. Yah bahkan Jennie sudah siap apabila orang itu nanti mengusirnya.
Cklek..
Jennie terdiam melihat seorang pemuda yang terbaring di tempat tidur. Seorang pria yang duduk di samping tempat tidur langsung beranjak saat melihat kedatangan Jennie. Pria itu melirik sekilas ke arah pemuda yang terbaring kemudian mengalihkan perhatian pada Jennie yang masih mematung di ambang pintu seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, manajer mempersilahkan Jennie untuk melihat keadaan pemuda itu. Tanpa instruksi air mata Jennie menetes begitu saja melihat keadaan pemuda di hadapannya. Jisoo menenangkan Jennie dengan menepuk punggungnya beberapa kali supaya gadis itu tenang. Tiba-tiba pemuda itu terbangun membuat Jennie tersenyum manis.
"Siapa?" tanya pemuda itu terbata-bata membuat air mata Jennie kembali mengalir. Dengan segera Jennie mengusapnya kemudian menggenggam erat tangan pemuda itu.
"Aku sahabatmu." gumam Jennie dengan senyuman manisnya.
"Sahabat?" tanya pemuda itu sembari terkekeh pelan. "Aku bahkan tidak tahu siapa diriku. Dan kau datang mengaku sebagai sahabatku?" tanya pemuda itu membuat Jennie membeku beberapa saat.
"Kau adalah J-hope. Kau harapanku bisa hidup disini. Kau harapan semua orang." ujar Jennie disela tangisnya.
"Aku harapanmu?" tanya J-hope seakan memastikan pendengarannya tidak salah.
"Tentu. Maaf atas semua. Tapi jangan pikirkan itu. Aku disini untukmu. Kau dengar?" ujar Jennie menahan tangisnya.
"Em. Tapi kau siapa?"
"Aku Jennie. Aku.."
"Kenapa jantungku seperti akan meledak saat melihatmu? Tubuh ku juga terasa hangat saat mendengar suaramu." potong J-hope membuat Jisoo dan manajer kaget. Sontak saja Jennie kebingungan dengan maksud J-hope.
"Sudahlah istirahat saja. Jennie akan disini menemani mu." sahut manajer Jung mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah." ujar J-hope manggut-manggut sembari menggenggam tangan Jennie dan memeluknya. Jennie berusaha tidak meneteskan air mata lagi supaya J-hope segera sembuh.
Saat J-hope tertidur, manajer menceritakan apa yang terjadi pada J-hope semenjak kejadian waktu itu. Jennie dan Jisoo turut prihatin saat mengetahui satu hal yang membuat J-hope depresi adalah pemuda itu mengalami kejadian yang sama. Luka lama itu kembali terbuka hingga membuatnya kesulitan sembuh. Mengingat J-hope harus berusaha keras untuk sembuh dari luka ini, namun semua kembali terjadi hingga membuat J-hope mengalami depresi. Jennie tidak tahu apa yang harus ia lakukan tapi Jennie berjanji akan merawat J-hope sampai sembuh dan bisa tersenyum seperti sedia kala. Disisi lain, Jisoo tersenyum melihat betapa tulusnya sang sahabat menyayangi J-hope yang merupakan teman pertamanya. Jennie berjanji pada dirinya sendiri akan merawat J-hope hingga sembuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love [COMPLETE]
Fanfiction"I accept you to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness." tanpa sadar...