Hi i'm back 😁 langsung aja ke cerita kuy 🙃
Pagi-pagi sekali, Jennie baru saja kembali dari rumah sakit. Moodnya sangat berantakan karena semalam Jungkook pamit pergi bersama Jieun dan sudah pasti sepagi ini tidak ada siapapun di rumah. Namun dugaan Jennie salah. Senyumnya mengembang saat melihat ahjumma sudah menyiapkan sarapan di meja. Melihat kedatangan Jennie, ahjumma langsung mempersilahkannya duduk dan menunggu beberapa makanan yang akan dihidangkan. Baru saja Jennie akan duduk, tiba-tiba wanita setengah baya cantik muncul dengan memanggil nama Jungkook. Refleks Jennie beranjak dari duduk dan memberikan bow sebagai ungkapan hormat pada wanita yang menatapnya dengan aneh. Terlihat jelas kalau wanita itu tidak menyukai Jennie di pertemuan pertama. Beruntung ahjumma datang dan mencairkan suasana.
"Ah nyonya besar ada di sini. Silahkan duduk biar saya buatkan minum." ujar ahjumma selepas membersihkan ruang tengah.
"Dia siapa? Kenapa sepagi ini ada disini?" tanya wanita itu kebingungan.
"Loh apa nyonya besar tidak tahu?" ujar ahjumma balik tanya.
"Apa ada sesuatu yang tidak ku ketahui?" tanya wanita itu sembari melirik sekilas ke arah Jennie.
"Iya nyonya."
"Katakan! Apa itu?"
"Dia adalah istri tuan muda, nyonya." ujar ahjumma membuat wanita itu kaget.
"Ah jadi kau gadis itu. Orang asing, apa yang kau ketahui tentang kami? Ah setidaknya katakan apa yang kau inginkan dari putraku!"
"Saya tidak menginginkan apapun darinya." balas Jennie.
"Bohong!" gertak wanita itu seakan tak setuju dengan pernyataan Jennie. "Oh iya, bukankah kalian sudah menikah cukup lama di belakang ku? Aku tahu, suami ku memang merestui pernikahan kalian tapi tidak dengan ku." lanjut wanita itu membuat Jennie tercengang karena tidak tahu harus mengatakan apa. Begitu pula ahjumma, wanita itu menyuruh ahjumma pergi dengan bahasa tubuh. Begitu ahjumma pergi, wanita itu mendekati Jennie.
Ahjumma melangkah menuju halaman belakang dan diam-diam menghubungi Jungkook. Ahjumma khawatir pada Jennie yang sedang bicara empat mata dengan ibu Jungkook. Meski panggilan sempat tidak di angkat selama beberapa kali, namun ahjumma tidak menyerah begitu saja hingga akhirnya berhasil bicara dengan pemilik handphone. Setelah menghubungi Jungkook, ahjumma menuju ruang baca untuk melanjutkan aktivitasnya membersihkan rumah. Meski sempat ketakutan, tapi ahjumma berusaha tenang dan mengingat setidaknya ia sudah memberitahu Jungkook bahwa ibunya datang sepagi ini tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Apa kau sudah hamil?" Jennie hanya menggeleng pelan. "Aigoo kalau begitu apa gunanya Jungkook menikahi mu. Ckck suami ku memang bodoh dalam hal memilih perempuan untuk pendamping putranya." gerutu wanita itu.
"Maksud anda apa?" tanya Jennie.
"Ceraikan putraku."
Deg
Jennie menatap ke arah ibu mertuanya yang mengambil air minum dengan anggunnya. Entah mengapa wanita itu sama sekali tidak menyukainya. Padahal ia belum tahu apapun tentang kepribadian seorang Jennie.
"Saya tidak bisa."
"Baiklah kalau begitu biar Jungkook yang menceraikan mu, bereskan?"
"Kenapa anda ingin kami bercerai?"
"Apa kau benar-benar tidak tahu?" Jennie hanya menggeleng pelan karena memang dirinya sama sekali tak tahu alasan mengapa ibu mertuanya sangat ingin mereka bercerai. "Pertama, karena kau tidak cocok untuk putra ku. Kedua, kau sama sekali tidak setara dengan kami. Ketiga, sepertinya kau tidak bisa memberi Jungkook keturunan. Keempat, sebenarnya kau tidak masuk dalam kriteria putra ku, aku sangat tahu bagaimana tipenya. Ah, sebenarnya masih banyak tapi aku tidak punya waktu untuk mengatakan hal tidak berguna seperti itu, kau dengar?" papar wanita itu membuat Jennie mulai terpancing emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love [COMPLETE]
Fanfiction"I accept you to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness." tanpa sadar...