PROLOG

3.1K 164 3
                                    

Setiap orang tua ingin anaknya bisa bahagia di masa depan. Maka dari itu banyak dari mereka memilih untuk menjodohkan anak mereka dengan seseorang yang dianggap sempurna dan berasal dari keluarga baik-baik. Hal itu juga terjadi pada sosok gadis ambivert yang berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit ternama New York yaitu Jennifer Grey. Kedua orang tua terpaksa menjodohkannya karena selama ini gadis yang kerap disapa Jennie itu dinilai terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Berulang kali Jennie berjanji segera mencari calon suami namun di kemudian hari ia akan lupa dan kembali menjalani hidupnya seperti biasa. Bukan hanya orang tua, tapi para teman dekatnya juga menyadari kalau Jennie tidak tertarik pada hubungan percintaan. Bayangkan saja, hampir semua temannya sudah punya pasangan dan sebagian besar sudah menikah. Lain halnya dengan Jennie yang masih santai menikmati pekerjaan dan kesendiriannya. Mereka tahu kalau Jennie hanya jatuh cinta pada uang dan profesinya. Jadi sudah sebuah kewajaran kalau Jennie belum menunjukkan tanda-tanda mempunyai hubungan dengan seseorang atau bahkan hanya sekedar dekat dengan laki-laki. Bahkan meski ada lelaki yang serius ingin menjalin hubungan dengannya, Jennie justru biasa saja. Berulang kali para sahabat menjodohkannya dengan lelaki mulai dari yang tampan sampai yang mapan, tapi Jennie sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ketertarikan atau sekedar minat untuk punya hubungan lebih jauh dari sekedar teman.

Namun semua tidak berlangsung lama. Kini Jennie telah resmi menikah tanpa embel-embel pacaran, dsb. Jennie harus menerima kenyataan bahwa seumur hidupnya akan mendampingi pemuda dingin yang sangat menyebalkan. Bahkan semenjak pernikahan di langsungkan, Jennie masih bertanya-tanya apakah suaminya dibesarkan di kutub Utara, mengingat sikap dinginnya sangat tidak manusiawi. Siapa sangka kalau sikap dingin itu justru mengingatkan Jennie pada cinta pertamanya yang sekarang entah ada dimana. Namun pemuda itu terlihat lebih menyebalkan. Bagaimana tidak? Bayangkan saja semenjak menikah lelaki itu sama sekali tidak pernah mengajak Jennie bicara bahkan yang lebih parah dia menyuruh Jennie keluar dari kamar saat pertama kali menginjakkan kaki di kediaman mertuanya. Karena alasan takut pada kedua orang tuanya, lelaki aneh itu menyuruh Jennie kembali masuk ke kamar dengan syarat ia harus tidur di sofa karena pemuda itu tidak ingin berbagi tempat tidur dengan siapapun. Akhirnya Jennie setuju meski dirinya tersiksa tidur disofa.
---
Tepat 5 hari usai pernikahannya, dengan berat hati Jennie menyerahkan surat pengunduran diri ke rumah sakit karena mulai besok ia harus ikut sang suami ke Korea Selatan. Mengingat suaminya bekerja disana dan Jennie harus mengalah akan hal itu seperti yang ibu katakan padanya sebelum pergi ke rumah mertuanya, ia harus mengikuti sang suami kemanapun itu. Meski sulit untuk meninggalkan para sahabat dan kehidupan New York, namun Jennie tetap berusaha bersikap biasa saja karena semua ini atas dasar keinginan kedua orang tua dan ayah mertuanya.
Setelah menyerahkan surat pengunduran diri, Jennie datang ke kantin rumah sakit untuk bertemu sahabatnya sekaligus mengucapkan salam perpisahan karena Jennie tidak tahu kapan ia akan kembali lagi ke New York. Mengingat sudah menikah, jadi Jennie tidak bisa pergi kemanapun dengan bebas seperti dulu. Ia harus meminta ijin suaminya meski hanya berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket atau sekedar keluar rumah sekalipun. Namun sepertinya Jennie akan kesulitan menyesuaikan diri dengan peraturan semacam itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married Without Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang