Hi gimana nih kabarnya? 👀
Maap slow update karena ada urusan yang ga bisa ditinggal 😁 *curhat dikit*Semoga para readers Setia selalu diberi kesehatan 🙏🏻
Sepi, itulah yang Jungkook rasakan saat pulang ke rumah. Tak ada lagi gadis yang biasanya berkeliaran dengan bebas di sekitarnya. Jungkook sadar semenjak kejadian waktu itu, Jennie lebih sering berada di luar rumah daripada menghabiskan waktu di rumah seperti sebelumnya. Jelas sekali kalau Jennie masih menghindarinya. Selama berhari-hari Jungkook hanya bisa mendengar kabar istrinya dari ahjumma. Jungkook menepis kekhawatirannya saat mendengar beberapa waktu lalu Jennie dan tim-nya sedang mendapat tugas besar dari direktur rumah sakit. Jungkook paham kalau Jennie sangat mencintai pekerjaannya, maka dari itu belakangan ini ia lebih senang bekerja daripada terus berdiam diri di rumah. Entah pekerjaan apa itu, yang jelas Jungkook berinisiatif memberikan sesuatu sebagai hadiah atas kerja kerasnya.
Setelah melamun beberapa menit akhirnya Jungkook mendapat ide mengirim truk makanan untuk seluruh tim yang bertugas. Bukannya bergegas mengeksekusi rencananya, ia justru hanya terdiam sembari menatap handphone. Untuk pertama kalinya, Jungkook mengirim pesan pada istrinya. Aneh rasanya mengingat selama ini mereka hidup seperti orang asing dan tidak pernah berbagi kabar satu sama lain. Tapi mau bagaimana lagi, Jungkook tak bisa tinggal diam saat pernikahannya dalam masalah. Jungkook harus melakukan sesuatu yang setidaknya bisa membuat hubungannya dan Jennie kembali seperti dulu. Kalau pun pernikahannya harus berakhir, semua harus baik-baik saja tanpa ada rasa dendam di antara mereka. Baru saja Jungkook meraih handphonenya tiba-tiba pintu utama terbuka.
"Tumben sudah pulang?" tanya Jennie dengan santai saat melihat Jungkook melongo di ruang tengah seperti orang tidak ada kerjaan.
"Seharusnya aku yang menanyakan itu." balas Jungkook duduk di sofa yang bersebrangan dengan istrinya. "Tidak biasanya kau pulang lebih awal." lanjut Jungkook mengalihkan pandangannya pada Jennie yang sudah memeluk toples berisi camilan.
"Shift ku berakhir dan aku ingin istirahat di rumah." balasnya tanpa menatap lawan bicaranya. Jungkook menghela napas sebelum mengatakan sesuatu.
"Ah begitu ya." sahut Jungkook singkat sembari manggut-manggut mencari bahan pembicaraan, Jennie sendiri sibuk menyantap camilan sembari fokus menonton TV. "Masalah eomma ku.. "
"Aku sudah melupakannya." sambar Jennie membuat Jungkook membeku. Terlihat jelas kalau Jennie masih belum bisa melakukan apa yang ia katakan. Dia hanya mencoba membuat Jungkook tenang dan berhenti membicarakan masalah yang terjadi waktu itu. "Ku harap kau juga." lanjutnya beranjak dari duduk. Tanpa menunggu balasan dari Jungkook, Jennie langsung bergegas pergi ke kamarnya.
"Kenapa dia terlihat sebaliknya?" tanya Jungkook sembari menatap punggung Jennie yang semakin menjauh dari pandangannya. Jungkook merasa Jennie masih belum ingin membicarakannya.
Meski tahu semua tidak berjalan sesuai dengan harapan, Jungkook bergegas pergi ke kamar dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan mencari cara lain untuk memperbaiki hubungannya meski dengan cara tersulit sekalipun. Belum saja menemukan ide, Jungkook bergegas pergi ke ruang tamu setelah membaca pesan dari Jieun yang rupanya sudah menunggu disana. Jungkook merasa semuanya akan semakin rumit karena kedatangan Jieun yang tidak tepat. Jungkook hanya bisa menjambak rambutnya sendiri saat melihat rupanya juga ada Jennie di sana. Sepertinya ia akan benar-benar gila karena kedua gadis itu. Bahkan sekarang mereka bertemu secara langsung.
"Aku pamit." ujar Jennie berlalu tanpa menunggu jawaban dari Jungkook. Lantas Jungkook panik, mengingat Jennie baru saja pulang. Sekalipun dia terlihat santai seolah tak terjadi apapun, padahal pacar suaminya datang ke rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love [COMPLETE]
Fanfiction"I accept you to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness." tanpa sadar...