36

392 75 12
                                    

"Hobi.. " pekik Jennie berhambur dalam pelukan J-hope. Sudah beberapa minggu semenjak kepulangan mereka namun baru sekarang keduanya bisa bertemu lagi. Jewoon dan Jisoo yang melihat pemandangan itu hanya bisa menghela napas lega.

"Senang bisa melihatmu." gumam J-hope mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Suasana mendadak jadi sendu mengingat belakangan ini mereka tak bisa bertemu sebebas dulu. Rasanya menyedihkan sekali ketika hanya bisa menghapus rindu lewat video call.

"Tunggu, apa tidak masalah kalau kita bertemu seperti ini di-"

"Nikmati saja, tidak akan ada yang bisa mengenalinya di tempat seperti ini." sambar Jewoon dengan santainya. Padahal sudah jelas apa akibatnya kalau ada seseorang yang menyadari kehadiran J-hope di tempat seperti ini. Pasti akan ada rumor baru muncul. Lebih buruknya akan menimbulkan kerumunan penggemar.

"Kau benar, tidak akan ada yang menyangka kalau selebriti besar sepertinya akan datang ke tempat seperti ini. Jadi nikmati saja malam ini." sahut Jisoo dengan santainya menyuapi Jewoon tteokbokki.

"Yak tetap saja, ini kan tempat umum." sahut Jennie mengundang kekehan pasangan itu. Terlihat jelas kalau dia mengkhawatirkan J-hope, padahal pemuda itu terlihat sama sekali tak masalah dengan tempat pilihan Jewoon.

"Kau tidak lihat sekat ini? Tidak akan ada yang bisa mengenalinya. Jadi santai saja." papar Jewoon sembari memukul sekat di dekatnya untuk memastikan bahwa J-hope akan aman.

"Lebih baik kita mulai bernyanyi." ajak J-hope disambut anggukan yang lain.

"Ide bagus!" pekik mereka dengan penuh semangat. Jennie hanya tersenyum manis melihat interaksi mereka.

Konyol memang, untuk menghindari penggemar dan media. Jisoo dan Jewoon mengajak J-hope bertemu di tempat karaoke langganan para pelajar. Rasanya seperti sedang flashback jaman sekolah dulu, dimana mereka selalu menyempatkan diri mengunjungi tempat ini sepulang sekolah bahkan terkadang sengaja bolos karena terlalu penat mengikuti pelajaran di sekolah. Mengingatnya saja sudah menyenangkan namun sayang sekali Jennie tak bisa mengalami masa-masa itu. J-hope dan Jewoon terlihat menyanyi dengan penuh semangat, begitu juga dengan Jisoo yang menunjukkan kemampuan menarinya. Dia berbakat dalam bidang ini namun entah mengapa selama ini dia cenderung menutup diri.

"Menyanyilah!" instruksi Jewoon disambut gelengan kepala Jennie yang sedang sibuk mengamati J-hope. Sepertinya dia masih belum puas melihat wajahnya.

"Biar aku saja." celetuk Jisoo yang mengetahui kalau Jennie belum terlalu bisa membaca hangul. Dia belum terlalu menguasai bahasa Korea. J-hope memilih mengajak Jennie menari bersama. "Giliranmu!" pekik Jisoo melemparkan mic kepada J-hope.

"Astaga aku tidak tahu liriknya." sahut J-hope mengundang kekehan ketiganya.

"Dasar konyol!" gerutu Jennie.

"Ck lihatlah, aku lebih cocok menjadi idol." pekik Jewoon dengan bangga. Jisoo hanya menggeleng pelan melihat tingkahnya.

"Apa kau tidak malu mengatakan itu di depannya?" tanya Jisoo disertai gelengan kepala Jewoon.

"Kau lupa? Dia kan memang tidak punya malu." ledek Jennie.

"Terkadang kau memang benar." timpal J-hope membuat Jewoon memutar bola matanya kesal.

"Ada apa dengan kalian? Kenapa jadi membicarakan ku?" cecar Jewoon disambut gelengan kepala teman-temannya.

Mereka menikmati kebersamaan ini meski hanya dengan kesederhanaan. Terlepas dari profesi masing-masing, mereka hanyalah anak muda yang menjadi korban keegoisan dunia. Mereka dituntut dewasa meski jauh dalam lubuk hari mereka masih ingin menjadi anak-anak yang sering dimanja. Mereka ingin hidup bebas sebagaimana mestinya dan menikmati hidup tanpa mengkhawatirkan apapun. Entah itu Jisoo, Jewoon, Jennie atau J-hope ingin hidup dengan pilihan mereka. Namun takdir selalu memilihkan jalan asing yang membingungkan hingga seringkali membuat mereka tersesat. Lucu bukan, saat takdir sudah bekerja. Mereka tak akan punya pilihan lain kecuali menerima dan menjalaninya.

Married Without Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang