30

445 78 15
                                    

"Bisa kita bicara?" tegur Jungkook saat tak sengaja melihat Jennie sedang mengantar J-hope membeli pakaian di sebuah brand store ternama. Jennie hanya melirik Jungkook sekilas tanpa ada niat berbincang dengannya.

"Bicara saja." Sahutnya dengan nada sinis.

"Tidak disini." Ujar Jungkook berusaha membuat Jennie menerima ajakannya bicara empat mata.

"Sudah malam aku harus pulang." sahutnya dengan tatapan sinis. Tak menyerah begitu saja, Jungkook menahan tangan Jennie. "Lepas, tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan." ungkap Jennie membuat seseorang langsung menepis tangan Jungkook. Tentu saja, siapa yang berani melakukan itu kalau bukan J-hope. Jungkook tersenyum miring menyadari J-Hope selalu saja datang di waktu yang tepat, seperti pemeran utama dalam sebuah drama.

"Apa kau tidak dengar?" tanya J-hope membuat Jungkook merah padam menahan emosi. Entah mengapa dia selalu seperti itu setiap kali bicara dengan J-hope. "Dia tidak ingin bicara denganmu." gumam J-hope menegaskan apa yang Jennie katakan sebelumnya.

"Ayo kita pulang!" ajak Jennie menarik tangan J-hope pergi sebelum terjadi keributan. Jujur saja meski kesal pada Jungkook, Jennie masih memikirkan konsekuensi yang bisa saja terjadi kalau mereka bertengkar di tempat umum.

"Sampai kapan kau akan menghindar?" tanya Jungkook membuat Jennie menghentikan langkahnya. Ia langsung berbalik menatap Jungkook yang belum beranjak satu inci pun dari tempatnya. Dia seolah sengaja memancing keributan.

"Sampai kau berhenti." gumam Jennie membuat Jungkook tersenyum miring. Entah mengapa dia merasa tertantang setelah mendengarnya.

"Bersikaplah sedikit dewasa, ini tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Kau hanya mengulur waktu dengan melarikan diri." papar Jungkook membuat Jennie mengepalkan tangannya. J-hope menggengam tangan Jennie dan memberinya senyuman manis. Jika membicarakan siapa yang dewasa, sudah pasti jawabannya adalah J-hope. Dia bisa mengendalikan emosi orang di dekatnya dan selalu membuat suasana menjadi terkendali.

"Bicaralah dulu dengannya, aku akan menunggu." ungkap J-hope yang selalu mengalah dalam berbagai situasi dan kondisi. Jennie menggeleng pelan mendengar saran J-hope. Dengan senyuman manis, J-hope mengusap punggung Jennie.

"Apa kau tidak lelah terus melarikan diri?" tanya Jungkook membuat J-hope meliriknya sekilas. Kesannya sekarang dia sedang memojokkan Jennie dan J-hope.

"Apa yang dia katakan benar, sampai kapan kau harus melarikan diri? Selesaikan dulu masalahnya, aku akan menunggu." ujar J-hope menasehati Jennie.

"Tapi.. "

"Aku akan menunggu di mobil. Kalau ada apa-apa hubungi aku." sambar J-hope menepuk puncak kepala Jennie di depan Jungkook. Lantas Jungkook mengalihkan pandangannya sembari tersenyum miring melihat mereka seolah sengaja  bermesraan didepannya.

"20 menit." ujar Jennie sesaat setelah melihat J-hope pergi. Jungkook manggut-manggut sembari mempersilahkan Jennie melangkah lebih dulu. Entah mengapa Jungkook merasa lega begitu melihat Jennie bersedia bicara dengannya meski hanya dalam waktu 20 menit. Terlalu singkat memang namun Jungkook rasa bisa menangani itu.

     Pada akhirnya, mereka bicara empat mata di ruang tunggu. Jungkook yang sudah menjadi pelanggan tetap di store meminta tolong pada para pegawai memberinya ruang untuk berbincang sebentar dengan Jennie. Mereka mengiyakan dan mengarahkan pelanggan lain menjauhi ruang tunggu VIP untuk menghormati privasi pelanggan. Sudah 10 menit berlalu namun Jungkook masih belum buka suara membuat Jennie penasaran dengan apa yang sedang ia pikirkan saat memasang raut wajah seperti itu. Tatapan mereka sempat bertemu beberapa kali namun tak merubah apapun. Tiba-tiba Jungkook menghela napas sembari tersenyum miring membuat Jennie semakin dibuat penasaran. Ia cemas ada ide gila yang sedang Jungkook rencanakan saat ini.

Married Without Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang