Semua penumpang kapal Destiny Marco sudah selesai di amankan kedua pria tampan bernama Andrew Choi dan Spencer Lee yang di bantu bodyguard Marcus. Saat ini, mereka tengah berjalan menuju ruang dansa, di mana di ruangan itu sudah di kumpulkan para penjahat yang terlebih dahulu di kalahkan. Kedua orang itu tersenyum saat melihat para kekasihnya tersenyum.
Stefany yang melihat Andrew segera berlari dan langsung memeluk tubuh Andrew yang dengan senang hati menerima gadisnya. Begitu juga dengan Spencer yang mengelus rambut Venus. Catherine dan Camilla merasa iri melihat itu. Irene yang mengetahui semuanya, menghela nafas lega karena ternyata pria yang dia cintai dengan sepenuh hatinya itu tidak mencintainya. Semuanya hanya untuk harta saja.
Teriakan melengking terdengar begitu menggema yang menyebabkan mereka semua menoleh untuk melihat itu. Keluarga Roger serta Houston tidak menyangka jika otak dari kejahatan ini telah tertangkap. William dengan jelas melihat bagaimana Richard yang terikat dengan di tubuh terdapat beberapa luka tembak. Richard malah tersenyum sinis kepada mereka.
Edward yang mengawasi para bodyguard Marcus yang membawa para musuh tersentak saat merasakan pelukan erat pada tubuhnya. Pria itu tidak menyangka, kalau seorang wanita paruh baya yang selama ini telah merawatnya dan memberi kasih sayang yang melimpah itu menangis. Ada sedikit rasa ragu untuknya membalas pelukan yang di berikan Violet. Namun setelah berpikir untuk beberapa saat, akhirnya pria itu membalas pelukan sang Ibu.
"Siapapun dirimu, Ibu akan tetap menyayangimu, Sayang. Kau harta Ibu yang paling berharga di dunia ini," ujar Violet di iringi airmata yang terus mengalir. Edward menangis ketika mendengar kalimat itu. Hana yang paling menyayangi Marcus juga ikut menangis.
"Terima kasih banyak, Ibu karena telah mau merawatku yang tidak jelas asal-usulnya ini." Violet melepaskan pelukan mereka, lalu menggeleng, menghapus airmata itu. Edward tetap putranya, meskipun bukan lahir dari rahimnya sendiri.
"Jangan berkata seperti itu, Sayang! Ibu akan tetap bersamamu." Kembali mereka berpelukkan. Namun sayangnya, Richard tertawa sinis melihat adegan itu.
"Anak yang tidak jelas asal-usulnya untuk apa di sayang? Jadi wanita jangan bodoh!" Violet yang mendengar itu menghampiri Richard dan memberi tamparan yang kuat, sehingga pipi itu terdapat bekas telapak tangan. Mereka yang melihat terkejut.
"Itu bukan urusanmu, Richard! Aku malah bersyukur karena hari ini aku mengetahui semua fakta yang kau sembunyikan. Pantas saja selama ini kau tidak pernah memperhatikan Edward, sebagaimana kau sangat memperhatikan Alexander." Sekali lagi tamparan di terima Richard. Violet terlihat kalap, sehingga Hana maju untuk memeluk Violet, menenangkan wanita paruh baya itu untuk tetap kuat.
"Aku membencinya, Hana!"
Hana mengangguk. "Aku paham perasaanmu, Violet. Sudahlah! Jangan menangis! Kau itu harus kuat untuk putramu Edward."
Alexander hanya bisa diam menatap itu. Selama ini dia juga iri karena tidak pernah merasakan bagaimana kasih sayang seorang Ibu. Pria itu bahkan hanya di rawat sang Ayah, yakni Richard. Bahkan sejak bayi, Alexander di susui oleh seorang wanita yang kebetulan mau setelah di bayar mahal oleh Ayahnya. Maka dari itu, Alexander begitu membenci Edward yang mendapatkan kasih sayang seorang Ibu dari Violet.
"Di mana Marcus dan Shawn?"
Pertanyaan yang di ucapkan Andrew membuat mereka semua menatap Edward. Akhirnya mereka semua sadar jika masih ada yang belum terlihat batang hidungnya sejak tadi. Catherine pun tentu bertanya-tanya. Begitu pula dengan Camilla. Kedua wanita cantik itu begitu mengkhawatirkan kekasih mereka.
"Sebentar lagi mereka akan datang," jawab Edward.
Sesuai dengan ucapan pria itu, tidak lama kemudian, tubuh Shawn terlihat tengah membawa seseorang yang ternyata Francis yang sedang memberontak. Setelah berpikir lama, akhirnya ketiga pria itu sepakat untuk melepaskan petasan yang tadi melingkar di sekitar tubuh Alexander, lalu mengikat kembali pria itu. Begitu juga dengan Francis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Marco in Love Sea ☑️
RomanceKeluarga Houston menerima perjodohan putri tunggalnya dengan seorang politikus muda bernama Edward Louis. Catherine yang memang menyayangi kedua orang tuanya menyetujui hal itu. Untuk merayakannya, keluarga Louis mengadakan pesta di atas kapal mewa...