Cuaca siang di laut sangat cerah. Namun seseorang yang sedang berdiri di pembatas kapal itu tengah merenung. Dirinya tidak menyangka akan sangat kecewa dengan orang-orang yang di sayanginya itu. Dia, Rose Catherine Houston menghapus airmatanya yang terus saja mengalir tanpa di minta.
Wanita cantik itu melirik sebuah roti yang tersondor padanya. Catherine lalu mendongak untuk melihat siapa yang telah berdiri di sampingnya. Setelah mengetahui itu, dengan langkah cepat, dia langsung berjalan menjauhi orang itu. Namun sayang, tangannya sudah terlebih dahulu di tahan.
"Lepaskan aku!" ujar Catherine datar. Sosok itu yang ternyata Marcus memandangnya dengan perasaan sakit saat mengetahui jika wanitanya itu ingin sekali menjauhinya.
"Sayang, dengarkan dulu penjelasanku!"
Catherine yang sudah terlanjur kecewa seketika menggeleng. Dia tidak ingin mendengar alasan apapun. Dengan sekuat tenaga, wanita cantik itu memberontak, berusaha melepaskan genggaman Marcus pada tangannya.
"LEPASKAN TANGANKU, MARCUS CHOI!" teriak Catherine. Marcus tetap pada pendiriannya. Pria itu tetap menggenggam erat tangan kekasihnya itu. Dia ingin agar Catherine mau mendengarkan alasan mengapa dia melakukan hal ini.
"Cath, aku mohon! Beri aku kesempatan untuk menjelaskan segalanya." Marcus berujar lirih. Pria tampan itu benar-benar tidak bisa menjauhi wanitanya sejengkal saja. Dia sudah terlanjur mencintai Catherine dan Marcus ingin menjadikan wanita itu menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.
"Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi. Jadi lepaskan tanganku!" Catherine terus memberontak dengan berusaha melepaskan genggaman tangan Marcus yang semakin erat. Sakit yang dia rasa pada eratnya pegangan Marcus pada tangan sebelah kirinya membuatnya seketika terisak.
Marcus segera memeluk wanita itu. Dirinya bahkan sampai menahan sakit saat dadanya di pukuli Catherine dengan sangat sadis. Pukulan ini belum seberapa daripada sakit karena merasa di bodohi. Pria itu sangat bersalah karena melakukan hal itu. Seharusnya saat mereka jadian, dia sudah memberitahukan segalanya.
"Tolong lepaskan aku, Roger Marcus Gilbert!" Permintaan yang bernada gumaman itu membuat tangan Marcus yang tadi berada di pinggang Catherine seketika melemah karena indra pendengarnya menangkap nada dingin saat nama aslinya di sebut.
Wanita itu segera memanfaatkannya dengan cara mendorong tubuh Marcus dengan kasar dan segera berlari menjauhi pria itu yang terpaku karena sikapnya. Catherine bukannya tidak ingin. Namun dia tidak siap mendengarkan apapun untuk saat ini. Biarkan dia menenangkan pikirannya dulu.
Marcus berteriak, mengeluarkan rasa bersalahnya karena telah berani membohongi wanitanya itu. Catherine seharusnya tidak boleh merasakan kecewa atau apapun itu yang pasti akan membuatnya sakit. Namun semuanya sudah terlambat. Catherine tidak ingin mendengar alasannya. Marcus merasakan rangkulan di bahunya dan saat menoleh, Shawn Orlando yang melakukan itu. Di belakangnya sudah ada sepupu dan juga sahabatnya, beserta pasangan mereka.
"Jangan seperti ini, Marc! Yakinlah, jika Catherine tidak mungkin membencimu," tutur Shawn menepuk bahu itu pelan, memberi semangat.
"Tapi, Shawn, apa kau tidak melihat reaksinya tadi? Aku takut jika Catherine jadi membenciku."
Venus maju menghampiri dan menyentuh lengan Marcus dan tersenyum. "Catherine sepupuku. Jadi aku sangat mengenal baik bagaimana sifatnya. Catherine tidak akan pernah membenci siapapun yang menyakitinya. Malah sebaliknya, dia akan memaafkan orang itu. Kau harus tenang, Oppa. Untuk saat ini Catherine hanya butuh waktu untuk menerima kenyataan ini, Marcus oppa."
"Apa yang di katakan Venus benar, Marcus oppa." Stefany menimpali dan di angguki setuju oleh Camilla dan Irene.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Marco in Love Sea ☑️
RomanceKeluarga Houston menerima perjodohan putri tunggalnya dengan seorang politikus muda bernama Edward Louis. Catherine yang memang menyayangi kedua orang tuanya menyetujui hal itu. Untuk merayakannya, keluarga Louis mengadakan pesta di atas kapal mewa...