Chapter 2 - Merindukan Pelukan

827 79 20
                                    

Ruang keluarga itu kini tengah ramai, karena cucu tunggal laki-laki keluarga Roger kembali dari perjalanan bisnis terakhirnya di Swedia. Seorang pria tampan yang pesonanya banyak di sukai wanita, tetapi yang di maksudkan malah tidak peduli apapun

"Aku pulang!" Dari antara orang-orang yang duduk di sofa, seorang wanita paruh baya langsung berdiri dan menghampiri putra tampannya itu.

"Astaga putraku! Akhirnya kau pulang juga," ujar Hana Fill Roger sambil memeluk tubuh sang putra.

"Hana, biarkan cucuku duduk terlebih dahulu," ucap Darwin. Sedangkan Hana hanya menampakkan senyum lebarnya.

"Tidak apa-apa, Kakek. Aku juga sedang merindukan Ibu."

"Dengar, Ayah! Putraku saja tidak apa-apa jika aku peluk seperti ini terus. Benar tidak, Sayang?" Darwin hanya menggeleng kepala melihat tingkah ibu dan anak itu.

"Oh ya, bagaimana perjalanan bisnismu? Lancar?" tanya Darwin setelah melihat cucunya itu duduk dengan tenang. Meskipun masih di dekap Ibunya.

"Sangat lancar, Kakek. Aku bisa lega menyelesaikan masalah yang tengah terjadi," ujar pria itu dengan senyumnya.

Darwin tentu sangat bangga pada cucunya itu. Seorang pria tampan yang mampu membangun perusahaan sendiri tanpa bantuan siapapun. Bahkan dari nol. Memang pemikiran bisnis sudah tertanam pada diri cucu tampannya itu.

Apalagi setelah keluarga Roger mengalami kejadian yang sangat membekas di hati. Kematian sang anak menjadi bukti bahwa harta kekayaan keluarga Roger juga habis karena di anggap melakukan korupsi. Roger Gilbert Andreas, putra dan juga ayah sang cucu yang meninggal karena kecelakaan beruntun yang juga banyak merenggut korban jiwa 6 tahun lalu. Saat itu putranya tengah menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Banyak yang mengatakan bahwa kecelakaan itu di sengaja, karena bukti yang di temukan polisi adalah jika mobil yang mengakibatkan kecelakaan itu remnya sengaja di putus. Korban sendiri pun ternyata mantan anggota Sekretariat Jenderal PBB yang berkewarganegaraan Jerman yang terdakwa kasus korupsi. Namun keluarga Roger tidak ingin menuntut apapun lagi karena hal itu sudah di lupakan.

"Sudah-sudah. Sebaiknya biarkan cucuku beristirahat dulu. Nanti kita lanjutkan pembicaraan." Kini orang yang berujar adalah Lily Roger, istri Darwin.

"Sebaiknya mandi dan langsung istirahat ya. Nanti Ibu bangunkan saat makan malam," ujar Hana yang langsung dilakukan sang putra.

"Baik, Ibu."

Sesudah mencium puncak kepala Hana, pria itu langsung berlari ke kamarnya di lantai 2 sembari menenteng tas kerja yang selalu dirinya bawa. Hana begitu bangga dan bahagia karena putra tampannya yang nakal, telah berubah menjadi begitu dewasa dan bijaksana. Kematian sang suami dan adiknya sangat berdampak pada putranya itu.

Roger Marcus Gilbert. Nama indah itu di buat oleh sang suami yang begitu bahagia karena putra pertamanya adalah laki-laki. Hana juga memiliki seorang putri. Namun 1 tahun setelah kematian Gilbert, Anita Fill Roger meninggal akibat serangan jantung yang di sembunyikan putrinya itu dari keluarga. Putrinya yang sangat mandiri. Sifat yang di tirunya dari sang kakak, Marcus.

"Marcus benar-benar telah berubah menjadi pria dewasa. Aku sangat bersyukur." Lily yang mendengar ucapan sendu menantunya itu langsung memeluk tubuh Hana.

"Kau sudah berhasil, Hana mendidik putramu dengan baik. Ayah bangga padamu," ujar Darwin penuh kelembutan.

"Hanya satu yang perlu dan harus kita dapatkan dari Marcus." Darwin dan Hana langsung menatap Lily.

"Apa itu, Ibu?"

"Seorang cucu," jawab Lily lengkap dengan senyum yang menurut Darwin sedikit menyebalkan. Namun pemiliknya tetap dia cinta.

Destiny Marco in Love Sea ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang