3 barisan mobil Audi hitam itu berhenti di Pelabuhan Lauderdale. Pelabuhan yang terkenal di Florida, Amerika Serikat ini juga pernah di singgahi kapal pesiar mewah lainnya, seperti Royal Caribbean.
Bodyguard yang mengawal itu pun langsung membuka pintu mobil Audi yang berada di tengah barisan. Di sampingnya telah berdiri tegak Edward. Pria itu mengulurkan tangannya untuk meraih jemari tangan Catherine yang terjulur.
"Suatu kehormatan untukku bisa memegang jemari putri boneka keluarga Houston," puji Edward yang membuat Catherine hanya bisa tersenyum.
"Terima kasih atas pujiannya, Edward."
"Sama-sama, Sayang." Wanita itu tersentak saat mendengar sebutan itu.
"Kenapa? Bukannya kita akan bertunangan? Setelah itu, kita juga akan menikah. Jadi tidak ada salahnya aku memanggilmu dengan sebutan itu, 'kan?" Sejujurnya, ada rasa tidak nyaman yang wanita itu rasakan. Namun seperti kata Edward tadi, dia juga harus terbiasa.
"Baiklah, Edward." Pria itu benar-benar telah jatuh pada pesona Catherine yang lembut. Jadi tidak ada rasa menyesal menolak perjodohan ini.
Catherine menatap kapal pesiar mewah yang ada di depannya ini. Kapal yang besar dan terlihat mewah ini masih dari luarnya. Catherine yakin jika di dalam kapal ini pasti lebih mewah lagi.
"Apa kau suka?" Catherine menoleh saat mendapatkan pertanyaan itu.
"Hmm... aku suka. Kapal pesiarnya besar dan terlihat sangat mewah dan juga nyaman." Edward merasa lega mendengar jawaban lembut itu.
"Syukurlah. Aku kira kau tidak akan suka. Mendapatkan izin untuk menyewa kapal ini sangat sulit. Tetapi pujian darimu tadi membuatku merasa senang, karena usahaku jadi tidak sia-sia." Catherine hanya bisa tersenyum simpul.
"Ayo!" Catherine mengikuti langkah Edward yang menuntunnya berjalan memasuki kapal pesiar itu. Wanita itu melirik sekelilingnya dan mendapati banyak sekali tamu undangan yang akan menghadiri pertunangan mereka.
"Aku sengaja meminta ibu untuk mengundang banyak orang. Sekaligus mereka juga bisa ikut serta di dalam perjalanan kali ini." Catherine terpesona dengan ucapan itu. Dia sudah yakin jika Edward bisa menjadi suami yang baik untuknya. Di depan pintu masuk, mereka di sambut seorang pria muda.
"Selamat datang di Kapal Pesiar Destiny Marco! Semoga perjalanan Anda menyenangkan!" Catherine tersenyum menerima sambutan ramah orang itu.
"Mari saya antar ke bagian VVIP!" Mereka kini berjalan mengikuti pria paruh baya yang di yakini sebagai salah satu kru di kapal pesiar tersebut.
Catherine benar-benar terpesona melihat kapal ini. Pernak-pernik dari berbagai negara menghiasi kapal. Barang-barang antik yang hanya Catherine lihat di museum kebanggaan negara bisa terwujud juga di dalam kapal ini. Wanita itu yakin jika pembuatan kapal pesiar ini pasti mengeluarkan biaya yang sangat besar.
"Selamat datang kepada Keluarga Louis dan Keluarga Houston!" Catherine mengalihkan pandangan matanya yang sedari tadi mengagumi isi kapal itu, ke asal suara dan kini, dirinya melihat ada seorang pria lanjut usia.
Di belakangnya, ada 2 wanita yang Catherine tebak adalah istri dari Kakek yang tadi menyambut mereka dan wanita paruh baya yang mungkin seusia sang Ibu. Pria lanjut usia itu menghampirinya, lebih tepatnya Edward yang memang sedari masuk berjalan di sisinya sambil merangkul lengannya.
"Terima kasih atas semuanya, Kakek!" Kakek yang ternyata Darwin itu tersenyum menatap Edward.
"Tidak perlu sungkan seperti itu. Kau sudah aku anggap seperti cucuku sendiri, Edward. Jadi apapun yang kau butuhkan, katakan pada Kakek," ujar Darwin. Lalu pria lanjut usia itu menatap Catherine yang memberi senyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Marco in Love Sea ☑️
RomanceKeluarga Houston menerima perjodohan putri tunggalnya dengan seorang politikus muda bernama Edward Louis. Catherine yang memang menyayangi kedua orang tuanya menyetujui hal itu. Untuk merayakannya, keluarga Louis mengadakan pesta di atas kapal mewa...