Chapter 21 - Kerjasama dan Kemarahan

875 81 15
                                    

Di sebuah tempat wisata di Haiti, yaitu Zip Line di Dragon's Breath Flight Line sangat ramai di kunjungi para wisatawan. Mereka sungguh kagum dengan wisata yang tersedia di Republik Haiti tersebut.

Republik Haiti adalah sebuah negara di Karibia yang meliputi bagian barat Pulau Hispaniola dan beberapa pulau kecil lainnya di Laut Karibia dan masih menjadi bagian dari Benua Amerika.

Terlihat sekali jika pengunjung, terutama anak-anak sangat senang bisa menikmati salah satu tempat wisata yang sangat di minati para masyarakat, terutama lokal maupun wisatawan dari kapal pesiar, contohnya kapal pesiar Destiny Marco milik keluarga Roger yang merupakan salah satu keluarga terhormat di kota Florida.

Keramaian di tempat itu sepertinya tidak membuat dua orang yang sedang berbincang serius itu menikmatinya. Mereka hanya melihat-lihat kegiatan yang di lakukan orang-orang itu dengan sekilas. Salah satu orang itu tersenyum sinis saat mendengar penjelasan tersebut.

"Jadi maksudmu aku harus bekerja sama denganmu, begitu?"

Orang satunya hanya memandang Dragon's Breath Flight Line dengan pandangan santainya. "Itu terserahmu. Aku hanya menawarkan bantuan."

"Memangnya apa yang sudah kau dapatkan, sehingga berani mengajakku bekerjasama?"

"Banyak dan kau tidak perlu tahu."

Dia tertawa sinis. "Jadi ceritanya, kau sedang mengkhianati sahabatmu sendiri?"

"Mungkin ya dan mungkin juga tidak," ujarnya.

Karena kesal mendengar ucapan santai itu, orang tersebut langsung menarik kerah baju sang lawan bicara. Tetapi hanya tawa mengejek yang di suguhkan. Dengan santai, orang itu melepaskan tangan tersebut dan segera memperbaiki bajunya yang berantakan.

"Jika kau mengikuti emosimu, maka hal sia-sia saja yang akan kau dapatkan," ucapnya dengan senyum seringainya.

"Aku tidak peduli. Kau itu salah satu orang yang licik."

Tawa mengudara di sekitar mereka. Karena sudah tahu sifat asli lawan bicara tersebut, akhirnya orang itu memutuskan untuk pergi. Namun ucapan laknat yang baru saja mengalun membuatnya langsung berhenti.

"Jangan kau pikir aku tidak tahu jika kau yang menembak Fred Balton saat itu."

Tinjuan langsung melayang ke wajah orang tersebut. Tetapi yang mendapatkan pukulan hanya tertawa santai yang membuat rasa marah dan emosi seketika menguasai orang tersebut.

"Bajingan kau!" umpatnya kasar.

"Jangan mengumpat dengan kata-kata itu padaku. Karena kau pun juga sama bajingannya denganku."

Setelah meludah di sembarang tempat, orang itu segera bergegas pergi dari sana. Namun perkataan tersebut langsung membuatnya tersenyum penuh kemenangan di saat ajakan yang di ajukannya di terima.

"Baiklah. Aku menerima tawaranmu." Orang itu berbalik lagi. "Jadi apa keuntungan yang akan aku dapatkan?"

"Banyak. Bukan hanya harta saja. Tetapi kehormatan juga akan kau dapatkan," jelasnya singkat.

"Aku tidak butuh kehormatan. Karena aku memang sudah terhormat." Yang mendengar itu hanya mengangguk mengiyakan.

"Itu terserahmu. Tapi aku dapat pastikan jika kau akan mendapatkan sebuah kedudukan yang kau inginkan selama ini."

Lawan bicaranya langsung menatap orang itu dengan pandangan bertanya. "Kedudukan apa yang sedang kau bicarakan?"

Orang tersebut memandang ke arah orang-orang yang sedang menikmati pemandangan alam. "Jangan bersikap seolah-olah tidak mengerti. Aku tahu kau dan aku juga dapat membantumu untuk mendapatkan kedudukan itu. Dan juga apa yang telah di miliki oleh saudaramu sendiri."

Destiny Marco in Love Sea ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang