Chapter 5 - Terpana Suasana Sore

546 69 26
                                    

Semua undangan benar-benar terpesona dengan Kapal Pesiar Destiny Marco ini. Barang-barang antik dan bersejarah, seperti lukisan Monalisa juga terpajang di ruangan khusus untuk berdansa. Tidak hanya itu. Ruang Casino pun juga tersedia di sana.

Tamu penting keluarga Louis yang rata-rata pejabat pemerintahan sampai pengusaha pun terlihat memenuhi segala penjuru kapal. Kolam renang yang terletak diatas kapal pun penuh dengan undangan maupun orang-orang yang ingin ikut menikmati perjalanan indah laut.

Kapal Destiny Marco pun memulai pelayarannya dari Florida pada pukul 05.00 PM. Melakukan round-trip selama 7 hari 6 malam, melewati perairan Karibia. Acara pertunangan pun juga akan di adakan di atas kapal pesiar.

Sedari tadi, Catherine benar-benar takjub dengan pesona yang di suguhkan di kapal ini. Apalagi lautan lepas yang mendampingi perjalanan mereka semakin menambah suasana alam yang indah.

Wanita itu sekarang berdiri di belakang kapal. Tidak menyesal dirinya melepaskan diri dari pembicaraan yang menurutnya tidak ada yang menarik.

"Tidak menyangka, jika ternyata ada seorang bidadari yang sedang berdiri di sini!" Catherine terperanjat saat mendengar kalimat itu. Kepalanya melirik ke segala penjuru. Namun tidak mendapati seseorang yang berucap demikian padanya.

"Apakah sedang mencari diriku? Suatu kehormatan jika begitu." Wanita itu sedikit kesal karena merasa di permainkan oleh orang itu.

"Jangan kesal. Nanti kecantikan alamimu memudar."

Catherine mendengus. "Siapapun kau, tolong keluar!"

"Kau tengah meminta? Ya ampun! Aku tidak menyangka sama sekali." Catherine benar-benar sudah kesal mendengar kalimat itu. Siapa pun orang yang berujar tadi, ingin rasanya Catherine menjambak rambut orang itu sampai botak.

"Iiisshh! Keluar aku bilang!" Wanita itu kini berjalan mencari orang yang semakin membuatnya kesal.

Apalagi suara tawa menyebalkan itu menggelegar, membuat Catherine benar-benar emosi. Dirinya berjalan menuju tempat di mana para kru kapal tengah beristirahat. Masih berada di dekat tempatnya berdiri tadi, bermaksud mencari orang menyebalkan itu. Mana tahu sedang bersembunyi di sana.

"Aku di sini!" Catherine berbalik dan kini terlihatlah seorang pria yang memakai pakaian sederhana tengah duduk di pagar kapal. Orang itu melambai sembari memasang senyum yang bagi Catherine itu adalah senyum menjengkelkan.

"Jangan memasang wajah seperti itu. Lihat! Kecantikanmu jadi berkurang." Wanita cantik itu mendesis saat pria itu seperti sedang merayunya.

"Bukan urusanmu!" Pria itu terkekeh melihat wajah cemberut itu. Lalu dia turun dari pagar dan mengambil tempat untuk berdiri di samping wanita itu. Melihat hal tersebut, Catherine mulai bersikap sok jual mahal.

"Ternyata aku begitu beruntung."

Catherine sebenarnya tidak peduli dengan ucapan tersebut. Tetapi dia juga penasaran. "Apa maksudmu?" tanyanya sedikit ketus. Pria itu semakin mengembangkan senyumnya.

"Beruntung, karena selain bisa ikut dalam perjalanan menggunakan kapal pesiar mewah ini, aku juga beruntung karena bisa menatap ciptaan Tuhan yang begitu indah dan sayang jika di lewatkan." Mungkin maksud pemuda yang ada di sampingnya ini adalah suasana sore hari ini.

"Aku juga menyukai suasananya," sahut Catherine sambil menutup matanya, menikmati semilir angin yang bertiup ke arah mereka.

"Pesona alam dan kecantikan bidadari bumi memang sangat pas untuk suasana kali ini." Catherine mengernyit. Bidadari bumi? Siapa? Itulah yang saat ini memenuhi pikiran wanita itu.

Saat Catherine menoleh ke kiri, bermaksud untuk bertanya tentang ucapan itu, namun malah yang terjadi adalah pandangan mata mereka yang saling bertemu satu sama lain.

Destiny Marco in Love Sea ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang