Kini waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Itu berarti jadwal keberangkatan kapal pesiar Destiny Marco akan segera di mulai kembali. Setelah dari Haiti, kapal akan berlayar selama sehari penuh untuk kembali merapat ke pelabuhan Lauderdale, Florida.
Marcus menggenggam tangan Catherine sangat erat, seolah-olah tidak ingin terpisah dari wanitanya sedikit pun. Namun jika pria itu tetap menahan dirinya agar terus berada di samping lelaki itu, bukan hanya Edward yang akan mengetahuinya. Tetapi seluruh keluarga besar baik keluarganya, keluarga Louis dan yang paling utama, tamu penting calon mertuanya yaitu keluarga Roger.
"Marcus oppa, lepaskan tanganku," pinta Catherine lembut. Namun Marcus tetap pada pendiriannya untuk menahan kekasihnya itu.
"Aku hanya mau kau tetap bersamaku, Sayang."
"Tapi, Oppa, apa kau tidak ingat, kalau saat ini aku sudah menjadi tunangan Edward? Jika dia tahu, kita pasti akan membuat dia kecewa."
Marcus tetap tidak melepaskan tangan itu. Ingin rasanya pria itu jujur kepada keluarganya, terutama keluarga wanitanya ini, jika yang sebenarnya adalah Catherine mencintainya dan begitu pula sebaliknya. Tapi apa hal itu bisa di terima kakeknya?
Belum lagi jika wanitanya ini tahu jika dirinya hanyalah seorang buruh pabrik. Jika dia mengetahui yang sebenarnya, apakah dirinya akan di tinggalkan? Jika hal itu terjadi, maka lebih baik Marcus mati saja dengan cara melompat dari kapal.
"Jika memang itu yang kau takutkan, Sayang, lebih baik kita jujur saja kepada semuanya," ungkap Marcus terang-terangan.
Catherine bingung harus melakukan apa. Di satu sisi dia ingin melakukan hal yang baru saja di ungkapkan prianya ini. Namun di satu sisi lagi, pasti keluarga Louis akan mengatainya perempuan tidak baik karena sudah berselingkuh dari Edward.
"Catherine sayang, dirimu itu?"
Dengan cepat, Catherine melepaskan tangan Marcus saat mendengar suara seseorang dari arah belakang mereka. Catherine sendiri sudah gugup saat tahu jika itu adalah suara milik Edward. Sedangkan Marcus tertegun karena tindakan itu. Tapi dia memakluminya.
Mereka berbalik badan dan hanya berjarak 1,5 meter Edward sudah berdiri tegak. Wanita cantik itu berusaha untuk menenangkan dirinya. Tetapi berbeda dengan Marcus yang hanya memandang dengan wajah datar khas dari seorang putra keluarga Roger.
"Asal kau tahu, Sayang, sejak tadi aku terus mencarimu." Catherine tersenyum canggung saat melihat pria itu berjalan dan kini menggenggam erat tangannya.
Marcus menahan rasa marah saat melihat tangan Edward mulai mengelus punggung tangan wanitanya. Namun pria itu masih belum bisa mengungkapkan kekesalannya ini. Dia sedang berusaha untuk tidak memberi pukulan kepada Edward yang sudah lancang. Dirinya masih tahu diri jika Catherine masih terikat pertunangan dengan pria itu.
"Sayang, dia siapa?" tanya Edward menunjuk Marcus yang memandangnya datar.
"D-di-dia...."
"Aku hanya menolong kekasihmu yang hampir di rampok," ucap Marcus cepat saat tahu jika Catherine sedang gugup karena kejadian yang mengejutkan ini.
Edward memeriksa tubuh Catherine saat mendengar hal itu. Dia ikut terkejut saat tahu jika tunangannya hampir di rampok orang. Pria itu jadi menyalahkan dirinya yang di sibukkan oleh urusan politik.
"Maafkan aku, Sayang! Seharusnya aku mengajakmu tadi untuk ikut bersamaku," ucapnya. Namun di sambut gelengan Catherine.
"Tidak apa-apa, Edward. Lagian aku tidak kenapa-kenapa. Untung saja tadi ada dia yang menolongku."
Edward melirik lagi ke arah Marcus. "Terima kasih karena sudah menolong Catherine, Tuan."
Marcus hanya datar. "Sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Marco in Love Sea ☑️
RomanceKeluarga Houston menerima perjodohan putri tunggalnya dengan seorang politikus muda bernama Edward Louis. Catherine yang memang menyayangi kedua orang tuanya menyetujui hal itu. Untuk merayakannya, keluarga Louis mengadakan pesta di atas kapal mewa...