Chapter 28 - Ternyata...?

352 59 7
                                    

Darwin menolak keras permintaan itu. Bagaimana pun juga, kapal Destiny Marco ini adalah milik cucunya yang di berikan anaknya, Roger Gilbert Andreas saat Marcus berusia 10 tahun. Hanya kapal ini yang bisa membuat Marcus tersenyum bahagia saat kembali mengingat sang ayah dan adiknya, Anita. Karena di dalam kapal ini kenangan kedua cucunya terekam.

"Apa kalian menolaknya? Jika begitu jangan salahkan aku jika kedua putrimu ini akan menjadi pelacur kami selamanya dan kalian semua juga akan mati di sini." Tawa penuh kepuasan Bos penculik itu berkumandang di ikuti anak buahnya.

Richard melirik Darwin yang sedang di landa kebingungan. "Lebih baik serahkan saja kapal ini pada mereka, Ayah. Daripada kita semua mati dan mereka menjadi pelacur."

"Tidak sembarangan, Richard menyerahkan kapal ini. Karena Destiny Marco ini adalah hadiah ulang tahun cucuku dari ayahnya. Marcus akan marah jika kita memberikannya." Darwin masih tetap berpegang pada pendiriannya.

Richard tersenyum sinis. "Apa lebih penting perasaan cucumu itu, di bandingkan dengan nyawa penumpang kapal yang ikut merayakan pesta pertunangan ini dan kedua wanita itu, Roger Darwin Gilbert?"

Darwin tertegun mendengar ucapan itu. William mengernyit tidak suka akan ucapan yang barusan di ucapkan Richard, calon besannya itu. Apa dia tidak memikirkan setajam apa kalimatnya barusan?

"Seharusnya kau itu sopan sedikit, Richard saat mengatakan sesuatu."

"Jangan ikut campur, William! Pikirkan saja keselamatan putrimu itu!" kata Richard tajam. Violet tidak menyangka jika suaminya mampu berucap dengan kasar kepada calon besannya sendiri.

"Aku berhak ikut campur, karena usulan pertunangan di atas kapal ini adalah ide darimu dan putramu Edward. Lalu dimana putramu itu? Apa jangan-jangan, dia yang melakukan semua ini."

Richard mengerang marah atas ucapan itu. "Jangan sembarang kau, William. Jika aku tahu akan seperti ini, maka aku tidak akan pernah menyetujui pertunangan putraku dengan putrimu itu. Bagaimana mungkin di saat dia sudah menjadi tunangan Edward, malah berselingkuh dengan seorang pria miskin?"

William dan Rose kaget saat mendengar ucapan Robert. Mereka menggeleng tidak percaya akan hal itu. Karena setahu mereka putrinya bahagia dengan pertunangan ini. Namun bisa saja Catherine hanya sedang bersandiwara. Mengapa mereka sebagai orangtua begitu bodoh, membiarkan hati putrinya sakit karena paksaan mereka dalam perjodohan ini?

"Kalian kaget, bukan? Bagaimana lagi dengan perasaan putraku saat tahu hal ini? Pasti dia akan membuat pria miskin itu tidak memiliki kewarganegaraan di negara manapun di dunia ini."

"BISA KALIAN JANGAN MEMBAHAS HUBUNGAN KELUARGA KALIAN ITU? LEBIH BAIK KALIAN PIKIRKAN SAJA UCAPANKU TADI. SERAHKAN KAPAL MEWAH INI KEPADA KAMI!"

Mereka berdua akhirnya diam karena bentakan itu. Tidak lama, lengguhan terdengar dan kini Catherine berhasil membuka matanya. Namun saat sadar dirinya sudah berada di kursi dengan tubuhnya yang di ikat kuat. Dirinya menoleh ke kiri dan terkejut saat melihat sepupunya Venus dan sahabatnya Stefany juga di ikat sama dengan dirinya.

Belum lagi Spencer dan Andrew yang sudah tergeletak di lantai dansa dengan keadaan babak belur. Tempat ini sudah di kepung banyak orang yang bertubuh besar. Kemungkinan mereka adalah perompak kapal.

"Wow! Ternyata si putri pesta sudah sadar." Catherine memberontak dalam ikatannya.

"Lepaskan aku, Sialan!" ujar Catherine lantang. Namun sayangnya mendapatkan tamparan yang begitu panas di pipi kirinya. Rose dan William ingin menyelamatkan, namun sebuah senapan larang panjang sudah mengarah ke atas kepala.

"Jangan memberontak begitu, Cantik! Nanti kau kelelahan. Lebih baik simpan saja tenagamu untuk melayani bos besar kami."

Catherine meludahi wajah orang yang baru saja berucap dengan nada menjijikan itu. Namun lagi-lagi tamparan keras dirinya dapatkan. Orang itu menangkup kuat pipi Catherine dengan tangan kanannya.

Destiny Marco in Love Sea ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang