51. Hilang

78 3 0
                                    

"Gelap bersilang dengan sebuah rintik hujan. Tetesan demi tetesan mendarat dipermukaan. Tiap genangan selalu membawa kenyamanan, dan mengingatkanku dengan setitik kenangan"

~Aziz Raspati Manufaz~

***

"Bang, papah ga dikasih tahu?" Tanya Nadira

"Astaga abang lupa ngabarin papah" rutuk Andra pada dirinya sendiri lalu mengeluarkan ponsel untuk menelfon Harry

Tapi baru saja ingin menekan nomer Harry tiba-tiba pintu ruangan Zila terbuka dan tampak lah seorang laki-laki paruh baya dengan jas yang terpasang rapih di tubuhnya

Andra, Nadira, Ladeya dan Ryan pun terkejut saat mendengar dobrakan pintu tersebut

"Pa-papah" gumam mereka saat melihat Harry dengan keadaan yang kacau

Tanpa mempedulikan istri dan anak nya yang lain Harry langsung berjalan kearah brankar Zila dan memeluk gadis itu dengan erat

"Bangun sayang, papah minta maaf atas semua perlakuan papah ke kamu, kamu ga salah tapi si Risa itu yang salah jadi kamu bangun yah kita bahagia sama-sama lagi lihat abang, adik sama bunda kamu ada disini sayang" racau Harry dengan air mata yang mengalir sambil terus memeluk Zila dengan erat

Mereka yang melihat itu pun ikut menangis melihat kejadian di depan mereka, mereka bisa melihat betapa tulusnya kasih sayang Harry pada Zila tapi karena sebuah kesalah pahaman, Harry jadi membenci Zila

"Papah udah ada disini jadi kamu bangun yah, kalo kamu ga mau lihat papah, papah bisa pergi ko tapi kamu bangun dulu yah biar semua orang senang lihat kamu membuka mata lagi, papah janji ga akan mukul kalian lagi dan papah ga akan ngomong kasar lagi sama kalian, terutama kamu sayang" lirih Harry yang di dengar oleh Zila, bahkan semua ucapan orang-orang yang ada disekitar nya pun terdengar tapi dia tidak bisa membuka mulut untuk berbicara sebab dia terkurung disebuah ruangan seorang diri

***

Zila POV:

Aku duduk disebuah ayunan sebab aku bingung ingin pergi kemana dan kaki ku pun mengeluarkan darah sebab aku tidak memakai alas kaki dan disini banyak bunga mawar dan duri bunga itu membuat kaki ku terluka tapi anehnya aku tidak merasa sakit sedikit pun

"Zila sayang" panggil seseorang membuat aku membeku

Suara itu suara yang sangat aku rindukan selama ini, suara yang membuat diriku tenang dan hati ku menghangat, aku pun membalikan badan dan aku bisa melihat seorang wanita cantik yang mengenakan gaun putih yang sangat cantik

"Ma-mamah" dengan perlahan aku menghampiri wanita itu lalu memeluk erat wanita yang selama ini aku rindukan

"Bagaimana kabar kamu? Pasti kamu cape yah hadapin papah kamu?" Tanya mamah membuat ku meneteskan air mata

"Zila gapapa mah, Zila bisa ngerti apa yang papah rasain ko"

"Mamah seneng banget punya anak kaya kalian, kamu jangan galak-galak sama Ladeya yah, dia itu temen SMP mamah loh jadi sebisa mungkin kamu terima dia yah"

"Iyah mah tapi sulit untuk Zila menukar posisi mamah untuk bunda"

"Mamah tidak bilang untuk menukar posisi mamah di hati kamu, tapi mamah cuma minta hargai dan sayangi bunda seperti kamu sayang ke mamah yah"

AziLa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang