Pagi ini Zila sudah siap dengan seragam sekolah nya tapi hari ini dia merasa dirinya kurang sehat sebab tubuh nya terasa panas dan kepalanya pun sedikit pusing
"Huhh sekolah gak yah? Kalo gak sekolah gue gak bisa kasih ulangan Ryan tapi kalo gue sekolah, gue takut pingsan" gumam Zila sambil menatap dirinya di depan cermin
"Sekolah aja deh, siapa tahu ketemu temen sembuh gitu kan" gumam Zila lalu memakai sepatunya dan meraih tas biru miliknya
"Ko wangi masakan sih? Perasaan gue sendirian disini" gumam Zila lalu tak lama kemudian dia menepuk pelan kening nya "Ck pake lupa segala lagi, kan Bunda sama Ryan ada disini, pikun-pikun" rutuk Zila tanpa sadar sedari tadi tingkahnya di perhatikan oleh Ladeya dan Ryan
"Udah kali Zil mukulin kepalanya, kasihan. Kalo lo nanti jadi bego gimana coba?" Ucap Ryan diakhir kekehan
"Dih ya ngga mungkin dong, gue ini keturunan Albert Einstein jadi gak bakalan gue jadi bego"sombong Zila lalu memakan nasi goreng di hadapannya
"Iya dah iyah, semerdeka lo aja"
"Zila, muka kamu pucat gitu? Kamu sakit?" Tanya Ladeya yang sedari tadi memperhatikan wajah Zila
"Hah? Engga ko Bun, Zila baik-baik aja"
"Bener? Gak bohong kan kamu?"
"Engga Bun, serius deh"
"Ya udah tapi kalo kamu kurang sehat mending pulang aja yah nanti"
"Iyah bunda, ya udah Zila berangkat dulu yah, assalamualaikum"
"Eh gue anter"
"Ga usah bang, lo diem aja di rumah"
"Ga ada penolakan, pokonya lo berangkat bareng gue. Bun, Ryan anterin Zila sekolah dulu yah assalamualaikum"
"Waalaikumsalam hati-hati"
***
"Gitsa, gue mau ngomong sesuatu sama lo tapi lo harus janji ga bakalan bocorin hal ini ke siapa pun" ucap Zila dengan raut wajah serius
"Lo mau ngomongin apa sih? Serius banget kaya nya" tanya Gitsa, Zila pun memperhatikan sekitar taman belakang sekolah untuk memastikan tak ada orang yang mendengar obrolan mereka
"Gue mau jujur sama lo" ucap Zila dengan ragu
"Jujur? Jujur apaan sih? Bilang aja kali Zil, kenapa ragu-ragu gitu?"
"Sebenernya gue itu cucu dari Gerald Lycny dan papah gue itu Harry Lycny yang baru aja kemaren itu nikah sama tante Ladeya, alias bunda Ryan" ungkap Zila membuat Gitsa mengerjakan matanya
"Jadi maksud lo?! Lo cucu nya konglomerat dan sekarang lo saudaraan sama Ryan?!" Ucap Gitsa yang diangguki Zila
"Kenapa lo baru cerita sekarang?"
"Gue juga ga tahu, gue emang ga mau ada yang ditutupi dari kita berlima tapi untuk cerita kalo gue cucu keluarga Lycny, gue ragu"
"Kenapa lo ragu?"
"Gue juga ga tahu, dan sebenernya gue, Agam, Joshua, Minuarta dan Vando itu sepupuan"
"What?!! Lo kenapa gak cerita dari awal sih" pekik Gitsa
"Jangan kencang-kencang Git"
"Hehehe iyah maap kelepasan"
"Gue mau minta sesuatu sama lo"
"Minta apaan?"
"Tolong jangan kasih tahu yang lain dulu yah, kalo Sena sih gapapa soalnya dia udah tahu"

KAMU SEDANG MEMBACA
AziLa (END)
Teen FictionZila Revalina Lycny Seorang gadis yang memiliki banyak rahasia,bersikap dingin dengan papah dan mamah nya tetapi jika dihadapan umum,Abang dan adik nya dia akan menjadi gadis yang ramah,murah senyum,humoris dan paling ceria Aziz Raspati Manufaz Seo...